"Aktivitas saraf simpatis (adrenergik) sangat berguna bila hanya berdurasi sebentar, maka pemberian obat-obat adrenergik selalu diusahakan dalam dosis sekecil mungkin dan dalam waktu sesingkat mungkin" (Prof. Peter Kabo, SpJP., PhD)
Ini adalah artikel lanjutan dari artikel sebelumnya berjudul Dasar Farmakoterapi Jantung dan Pembuluh Darah. Dalam artikel tersebut, aku sudah bahas tentang farmakoterapi obat adrenergik golongan katekolamin (epinefrin, norepinefrin, dopamin, dobutamin).
Dalam artikel ini kita akan membahas aspek farmakodinamik obat adrenergik non-katekolamin
31 Jan 2018
Membahas tentang dasar farmakoterapi obat jantung, tentu tidak akan lupa dengan prinsip sistem saraf otonom: simpatik dan parasimpatik.
Sistem saraf otonom tersebar luas di dalam tubuh kita. Sistem saraf otonom bekerja mengatur kerja organ yang tidak dapat dikontrol oleh kesadaran kita, disebut juga sistem saraf involunter. Secara garis besar sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian besar
Sistem Saraf Simpatis (akson eferen keluar dari segmen torako-lumbal T1-L3)
Sistem Saraf Parasimpatis (akson eferen keluar dari segmen kranial N III, VII, IX, X dan segemen sakral)
Respon organ tubuh terhadap rangsangan simpatis dan parasimpatis sering kali berlawanan, kecuali pada kelenjar ludah. Misalnya, pada jantung dan pembuluh darah rangsangan saraf simpatis akan menghasilkan efek takikardia dan vasokontriksi. Sedangkan pada rangsangan saraf parasimpatis akan menghasilkan efek bradikardia dan vasodilatasi. Secara sederhana, penyebab perbedaan efek tersebut karena pelepasan dua zat yang berbeda dari setiap ujung saraf simpatis dan parasimpatis. Ujung saraf simpatis akan melepaskan norepinefrin (bersama sedikit epinefrin). Ujung saraf parasimpatis melepaskan asetilkolin.
31 Jan 2018
Hipertensi resisten secara umum diketahui sebagai kondisi ketika tekanan darah seseorang tetap tidak terkontrol meski telah diberikan obat antihipertensi dari tiga atau lebih kelompok yang berbeda. Kondisi ini bisa diakibatkan karena hipertensi sekunder, usia tua, obesitas, dan konsumsi garam berlebih atau yang lainnya.
Kemarin ada TS yang sempat bertanya menanyakan bagaimana pemberian clonidine pada pasien hipertensi resisten?
15 Jan 2018
DVT (Deep Vein Thrombosis) didefinisakan sebagai adanya bekuan darah (trombus) di dalam vena tubuh bagian dalam, yang terkadang disertai dengan pembengkakan ataupun tanpa adanya gejala yang muncul. Pada DVT, trombus yang terbentuk mayoritas komponennya adalah eritrosit, fibrin, beberapa trombosit dan leukosit sehingga dapat disebut sebagai trombus “merah†yang mana berbeda dengan trombus pada Acute Coronary Syndrome atau Critical Limb Ischemic yang terbentuk oleh agregasi trombosit untuk menutup plak yang rupture atau dikenal dengan trombus “putihâ€.
13 Jan 2018