Blog seputaran dokter post - Webinar SKP Kemenkes | Workshop Kedokteran

Blog Kami

Internal Medicine

6 Aspek yang Harus Dikendalikan Pada Perawatan Kaki Diabetik Dengan Luka Kronis

Kaki diabetes, meskipun proprosinya sudah semakin menurun, masih menjadi masalah serius dalam penatalaksanaan pasien dengan diabetes mellitus (DM). Kaki diabetes adalah penyebab terbanyak rawat inap pada pasien dengan DM. Dilaporkan 1-5% dari pasien dengan keluhan kaki diabetes harus menjalani amputasi kaki. Kaki diabetes dengan luka selain memiliki implikasi yang berat secara klinis, juga sering menyebabkan frustasi secara psikis. Waktu penyembuhan luka pada kaki diabetes membutuhkan waktu yang lama. Penurunan daya tahan tubuh menyebabkan waktu penyembuhan luka lebih lama. Ketika sejawat bisa menatalaksana pasien kaki diabetes dengan baik dan memberikan service yang excellence, akan menjadi kepuasan yang luar biasa kepada pasien yang selanjutnya akan menumbuhkan loyalitas hubungan dokter-pasien dalam jangka panjang. Dalam artikel ini, kami banyak menggunakan referensi dari buku PPK PENATALAKSANAAN PAPDI.

12 Jan 2016
Article thumbnail

Internal Medicine

1 Dari 4 Pasien Rawat Inap Lanjut Usia Masuk dengan Malnutrisi, Ini Terapi Nutrisi yang Dianjurkan!

Malnutrisi adalah masalah utama pasien lanjut usia (>65 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit. Hasil penelitian di RSUP dr Cipto Mangunkusumo melaporkan 28,8% pasien lanjut usia yang dirawat di bangsal geriatri menderita masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk, hipoalbuminemia dan anemia). Itu artinya 1 dari 4 pasien geriatri mengalami masalah gizi! Well. Sekarang, kenapa sih harus paham betul masalah nutrisi untuk pasien lanjut usia? Bukankah dengan terapi nutrisi alakadarnya sudah berjalan dengan baik-baik saja? Bukankah memang pasien lanjut usia prognosisnya sering buruk, dan "acceptable" bila akhirnya berakhir dengan "wassalam"? Tidak sejawat! Justru, dengan paham betul manajemen nutrisi pada pasien geriatri kita akan menurunkan angka kematian secara signifikan!

12 Jan 2016
Article thumbnail

Internal Medicine

7 Tips Aman Resusitasi Cairan pada Pasien dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial

Pasien trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial mengalami peningkatan jumlah kasus dari tahun ke tahun. Begitu pula, stroke perdarahan mengalami angka kejadian dengan trend peningkatan. Keganasan pada otak juga sudah tidak lagi menjadi kasus jarang. Akhir-akhir ini kita mengalami peningkatan kasus pasien dengan peningkatan tekanan intra kranial (TIK). Hampir sepertiga pasien rawat inap memerlukan pemberian cairan intravena, namun pemberian cairan yang tidak tepat bisa berakibat fatal. Pasien dengan peningkatan TIK adalah salah satu kondisi khusus yang memerlukan perhatian serius. Di satu sisi dokter dianjurkan memberikan cairan diuretik (e.g manitol) untuk mengurangi TIK, disisi lain pasien membutuhkan cairan intravena dalam jumlah banyak untuk mempertahankan volume darah pada kasus-kasus perdarahan.

9 Jan 2016
Article thumbnail

Internal Medicine

Resusitasi Cairan Demam Berdarah Dengue, Kristaloid atau Koloid?

Pengobatan utama demam berdarah dengue (DBD) adalah mengganti cairan yang "bocor" ke jaringan interstitial (ekstravaskular). Ada dua pilihan cairan pengganti pada DBD, yaitu Kristaloid dan Koloid. Masalah muncul ketika dihadapkan pada kondisi klinis pasien, kapan memilih kristaloid dan kapan memilih koloid? Pada umumnya, para dokter ahli sepakat untuk memilih cairan kristaloid sebagai pilihan utama. Namun, koloid memiliki superioritas dibanding kristaloid karena memiliki osmolaritas dan ukuran molekul yang lebih besar serta muatan listrik negatif. Sifat-sifat koloid tersebut memberikan koloid tempat dalam resusitasi cairan DBD pada kondisi-kondisi khusus. Pedoman penatalaksanaan DBD versi DEPKES (2005) hanya menganjurkan pemberian koloid pada pasien DBD yang mengalami syok.

4 Jan 2016
Article thumbnail

Internal Medicine

7 Prinsip Tatalaksana Kegawatdaruratan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas di IGD

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah salah satu masalah kegawatdaruratan yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Peningkatan konsumsi NSAID, aspirin dan anti-koagulan di masyarakat diduga menyumbangkan pengaruh yang signifikan angka kejadian perdarahan SCBA. Angka kematian perdarahan SCBA di Indonesia masih tinggi di Indonesia. Laporan di Amerika dan Eropa menyebutkan angka kematian perdarahan SCBA masih berkisar antara 5-10%, dengan kasus yang dominan ditemukan adalah perdarahan SCBA karena tukak peptik. Sedangkan di Indonesia, masih belum kami temukan data pasti angka kematian SCBA, namun dengan proporsi varises esofagus>30%, kemungkinan angka kematian SCBA di Indonesia mencapai 15-20%. Satu dari lima pasien akan meninggal! Berdasar penyebabnya, perdarahan SCBA dapat dibagi menjadi dua yaitu variseal dan non veriseal. Perdarahan SCBA sendiri didefinisikan sebagai kondisi kehilangan darah dalam lumen saluran cerna, dimana saja, mulai dari esofagus sampai dengan duodenum (dengan batas anatomik di Ligamentum Treitz). Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway yang tepat akan memberikan kita pedoman yang mendekati ideal dalam penatalaksanaan perdarahan SCBA.

30 Dec 2015
Article thumbnail