1 Aug 2025 • SKP
Nyeri perut pada anak merupakan keluhan yang umum dijumpai dalam praktik klinis, dengan spektrum penyebab yang sangat luas — mulai dari gangguan fungsional ringan hingga penyakit organik serius. Di antara berbagai etiologi tersebut, gangguan pencernaan merupakan salah satu penyebab tersering, termasuk dispepsia, infeksi saluran cerna, intoleransi makanan, hingga infeksi Helicobacter pylori.
Artikel ini akan membahas pendekatan tatalaksana nyeri perut pada anak secara komprehensif dengan fokus pada penyebab pencernaan, mengintegrasikan panduan terkini, penggunaan modalitas diagnostik modern, peran terapi probiotik, penanganan infeksi H. pylori, hingga kontroversi dalam penggunaan antibiotik pada diare anak.
Menurut panduan Pediatric Functional Gastrointestinal Disorders Rome IV dan berbagai pedoman praktik terkini, pendekatan awal terhadap nyeri perut pada anak harus mencakup evaluasi menyeluruh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penilaian psikososial.
Berat badan turun signifikan
Demam berkepanjangan
Hematokezia
Nyeri yang membangunkan anak dari tidur
Anoreksia atau gangguan makan ekstrem
Jika tidak terdapat red flags, maka kasus ini bisa termasuk dalam kategori gangguan fungsional seperti Functional Abdominal Pain (FAP), Irritable Bowel Syndrome (IBS), atau Functional Dyspepsia.
Pendekatan konservatif awal seperti reassurance, edukasi orang tua, dan modifikasi pola makan sering kali cukup efektif. Namun, pada kasus nyeri perut berulang atau kronik, investigasi lebih lanjut sangat diperlukan.
Radiologi memainkan peran penting dalam mengevaluasi nyeri perut pada anak, terutama bila dicurigai etiologi organik atau anatomis seperti obstruksi, appendisitis, intususepsi, atau kelainan kongenital.
USG Abdomen
USG adalah pemeriksaan pilihan pertama karena tidak menggunakan radiasi, murah, dan mudah dilakukan. Sangat sensitif untuk kasus apendisitis, invaginasi usus, dan batu empedu.
CT Scan Abdomen
Digunakan pada kasus yang kompleks atau bila USG tidak memberikan hasil diagnostik yang jelas. Namun penggunaannya dibatasi karena adanya paparan radiasi.
MRI Abdomen
Ideal untuk penilaian penyakit radang usus (IBD), tumor intra-abdominal, atau kelainan pankreas, terutama pada anak yang membutuhkan pemantauan jangka panjang.
Radiografi polos abdomen (X-ray)
Meski kurang spesifik, bisa membantu pada kasus konstipasi berat atau obstruksi usus.
Menurut studi oleh Bensard et al. (Springer, 2003), kombinasi anamnesis yang cermat dan pemanfaatan USG secara tepat dapat menurunkan kebutuhan CT scan hingga 60% pada evaluasi nyeri perut akut anak.
Peran probiotik dalam penanganan gangguan pencernaan fungsional semakin mendapat perhatian. Probiotik bekerja dengan menyeimbangkan mikrobiota usus, memperbaiki fungsi sawar epitel, dan memodulasi respon imun mukosa.
Lactobacillus reuteri DSM 17938
Bifidobacterium infantis
Saccharomyces boulardii
Studi oleh Bekkali et al. (PMC7738771) menunjukkan bahwa pemberian Lactobacillus reuteri secara signifikan menurunkan frekuensi nyeri perut dan memperbaiki kualitas hidup pada anak dengan FAP dan IBS.
Dispepsia fungsional
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Konstipasi dan diare fungsional
Post-infectious diarrhea
Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas probiotik bersifat strain-specific dan tidak semua produk di pasaran memiliki bukti klinis yang memadai.
Infeksi H. pylori merupakan salah satu penyebab nyeri perut kronik pada anak, khususnya di negara berkembang. Manifestasi klinisnya bisa tidak spesifik seperti mual, muntah, dispepsia, atau nyeri epigastrik.
Urea breath test (UBT)
Antigen tinja
Endoskopi dan biopsi lambung (pada kasus berat atau refrakter)
Rekomendasi dari ESPGHAN/NASPGHAN menganjurkan terapi eradikasi H. pylori hanya jika diagnosis telah dikonfirmasi dengan metode valid.
PPI (Omeprazole/Lansoprazole)
Amoxicillin
Clarithromycin (atau Metronidazole pada alergi/Clarithromycin resistance)
Penelitian yang dimuat dalam Pediatric Health, Medicine and Therapeutics (Tandfonline, 2017) menunjukkan tingkat eradikasi yang lebih tinggi bila terapi disesuaikan dengan uji kepekaan antibiotik dan disertai edukasi untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.
Sebagian besar kasus diare akut pada anak bersifat self-limiting dan disebabkan oleh virus seperti Rotavirus atau Norovirus. Namun, penggunaan antibiotik masih menjadi praktik yang lazim, meski tidak selalu diperlukan.
Diare berdarah dengan demam tinggi
Disentri bakteri (Shigella, Salmonella, Campylobacter)
Infeksi kolera berat
Diare persisten dengan hasil kultur positif bakteri invasif
Resistensi antimikroba
Superinfeksi (Clostridioides difficile)
Disbiosis mikrobiota usus
Reaksi alergi atau efek samping obat
Menurut ulasan sistematik oleh Ochoa et al. (PMC5814741), hanya 10–20% kasus diare pada anak di negara berkembang yang benar-benar membutuhkan antibiotik. Sementara itu, pemberian yang tidak selektif justru memperparah resistensi antimikroba yang kini menjadi masalah global.
Rehidrasi oral (ORS)
Probiotik sebagai terapi adjuvan
Nutrisi adekuat dan pemantauan tanda dehidrasi
Nyeri perut pada anak memerlukan pendekatan yang holistik, berbasis bukti, dan individualisasi berdasarkan kemungkinan etiologi. Gangguan pencernaan seperti infeksi, disbiosis, gangguan fungsional, dan H. pylori merupakan penyebab utama yang dapat ditatalaksana secara efektif jika didiagnosis secara akurat dan ditangani dengan intervensi rasional.
Penggunaan radiologi yang tepat dapat membantu diagnosis dini tanpa membebani anak dengan paparan radiasi berlebihan. Probiotik terbukti aman dan efektif untuk beberapa gangguan pencernaan, terutama bila digunakan sesuai strain yang tepat. Penanganan H. pylori harus berbasis bukti laboratorium, sementara penggunaan antibiotik harus hati-hati agar tidak menimbulkan resistensi.
Sebagai praktisi kesehatan, memahami perkembangan ilmu dan pedoman terbaru adalah kunci utama dalam memberikan tatalaksana terbaik bagi pasien anak-anak.
Szajewska, H., Horvath, A. (2015). Probiotics in the treatment and prevention of acute infectious diarrhea in infants and children: a systematic review. Pediatr Infect Dis J.
Bensard, D.D. et al. (2003). Prospective evaluation of the utility of sonography in the diagnosis of appendicitis in children. European Radiology. https://link.springer.com/article/10.1007/s00330-003-2078-2
Malaty, H.M. et al. (2017). Pediatric Health, Medicine and Therapeutics. https://www.tandfonline.com/doi/epdf/10.2147/PHMT.S120156?needAccess=true
Ochoa, T.J. et al. (2018). Antibiotic Use in Children With Diarrhea. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5814741/
Tabbers, M.M. et al. (2021). Role of probiotics in pediatric functional gastrointestinal disorders: A comprehensive review. https://pdf.sciencedirectassets.com/...
Liu, X. et al. (2023). Effectiveness of probiotics in treating chronic abdominal pain in children: a randomized controlled trial. BMC Pediatrics. https://link.springer.com/content/pdf/10.1186/s12887-023-03939-w.pdf
Shulman, R.J. et al. (2021). Clinical practice guideline for pediatric functional abdominal pain disorders. PMC7738771