Morbus Duhring atau yang juga dikenal dengan nama Dermatitis herpetiformis (DH) adalah penyakit kulit autoimun yang bersifat kronik dan sangat gatal, disertai timbulnya lesi papulovesikular yang berulang.
Penyakit ini jarang terjadi, namun tidak sedikit ditemukan di puskesmas. Penyakit DH ini bermanifestasi klinis berupa munculnya papul, vesikel, plak, urtika, eritema dan ekskoriasi di daerah ekstensor, siku, lutut, bokong dan punggung yang terdistribusi secara simetris.
Salah satu penyebab yang banyak dikaitkan dengan penyakit ini adalah hipersensitif terhadap gluten. Lebih dari 90% pasien terbukti sensitif terhadap gluten.
6 Jul 2017
Info tambahan: Lesi hanya di tangan. Riwayat atopi disangkal. Usia pasien 50 tahun. Ada riwayat wisata ke pantai aceh (terpapar matahari) beberapa waktu yang lalu.
Kemudian aku coba konsultasikan ke dr Ardsari Azminingrum, SpKK. Begini jawaban beliau
"Diagnosisnya Xerosis Cutis. Usia pasien juga sudah 50 tahun. Pada lansia, kulit cenderung kering. Manajemen utama-nya adalah menjaga kelembaban kulit, yaitu dengan mandi yang benar dan pemakaian pelembab. Bukan penggunaan antihistamin dan topikal steroid."
5 Jul 2017
Pada kasus gagal jantung kongestif terjadi kegagalan fungsi pompa jantung. Ketika jantung mulai gagal memompa darah, darah akan terbendung pada sistem vena dan saat yang bersamaan volume darah pada arteri mulai berkurang.
Pengurangan pengisian arteri ini akan direspons oleh reseptor volume pada pembuluh darah arteri yang memicu aktivasi sistem saraf simpatis yang mengakibatkan vasokontriksi. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat.
Efek vasokontriksi pembuluh darah adalah suplai darah akan diutamakan ke pembuluh darah otak, jantung dan paru. Sementara ginjal dan organ lain akan mengalami penurunan aliran darah.
4 Jul 2017
Pendekatan tradisional adalah penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium. Selanjutnya hasil pemeriksaan klinis dianalisis dan sintesis sehingga dapat disimpulkan sebagai sebuah diagnosis, baik diagnosis sementara atau diagnosis definitif.
Pendekatan lain adalah pendekatan morfologi, fisiologi
dan probabilistik. Dari aspek morfologi maka anemia
berdasarkan hapusan darah tepi atau indeks eritrosit
diklasifikasikan menjadi anemia hipokromik mikrositer, anemia normokromik normositer dan anemia makrositer.
3 Jul 2017
Kondisi seperti di atas memang dilematis, namun sayangnya sering terjadi di puskesmas atau klinis dengan fasilitas kesehatan yang terbatas. Kalau tidak punya EKG, memang akan sangat sulit menegakkan diagnosis klinis Sindroma Koroner Akut sesuai kriteria WHO.
Aku coba untuk konsultasikan hal ini, kepada ahlinya dr Wahyudi, SpPD. Begini tanggapan beliau…
3 Jul 2017