Malnutrisi adalah masalah utama pasien lanjut usia (>65 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit. Hasil penelitian di RSUP dr Cipto Mangunkusumo melaporkan 28,8% pasien lanjut usia yang dirawat di bangsal geriatri menderita masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk, hipoalbuminemia dan anemia). Itu artinya 1 dari 4 pasien geriatri mengalami masalah gizi!
Well. Sekarang, kenapa sih harus paham betul masalah nutrisi untuk pasien lanjut usia? Bukankah dengan terapi nutrisi alakadarnya sudah berjalan dengan baik-baik saja? Bukankah memang pasien lanjut usia prognosisnya sering buruk, dan "acceptable" bila akhirnya berakhir dengan "wassalam"? Tidak sejawat! Justru, dengan paham betul manajemen nutrisi pada pasien geriatri kita akan menurunkan angka kematian secara signifikan!
Kabar buruknya adalah ternyata diagnosis malnutrisi pada pasien lanjut usia masih sering missed. Entah karena memang distribusi pengetahuan yang kurang baik atau kita terlalu sibuk mengobservasi diagnosis utama pasien. Penelitian di luar negri menyebutkan bahwa 55% kasus malnutrisi pada pasien lanjut usia tidak terdiagnosis!
Sejawat bisa membaca lebih lanjut prosedur diagnosis malnutrisi pasien lanjut usia yang dirawat inap disini.
Ok. Dalam artikel kali ini kita akan mecoba review ulang dasar-dasar terapi nutrisi pada pasien lanjut usia. Kami mengutip banyak penjelasan dari buku DUKUNGAN NUTRISI PADA KASUS PENYAKIT DALAM yang ditulis oleh Prof. Daldiyono dkk.
=
Sponsored Content
Buku Penting buat Kamu yang:
- Dokter Umum/Spesialis yang Ngerawat Pasien MRS
- Calon PPDS Interna Tahun Ini (Amien)
- PPDS Interna yang (sebentar lagi, amien) mau jadi Sp.PD
Langsung aja SMS/WA ke 081234008737
=
Sekilas Tentang Malnutrisi Pada Pasien Lanjut Usia
Untuk memahami bagaimana dasar-dasar terapi nutrisi pada pasien lanjut usia, hal pertama yang penting kita ingat adalah patofisiologi bagaimana terjadi malnutrisi pada pasien lanjut usia. Pasien lanjut usia adalah profil pasien yang unik karena sudah mengalami proses penuaan lanjut yang menyebabkan banyak fungsi tubuh yang sudah menurun. Penurunan fungsi tubuh ini sering menyebabkan mereka kesulitan mendapatkan asupan energi dan protein yang cukup.
Proses kekurangan energi dan protein yang disebabkan oleh starvation (kurang asupan) terjadi karena jumlah asupan energi dan protein yang kurang. Sehingga, prinsip pertama terapi nutrisi adalah penuhi dosis nutrisi!
Apa yang terjadi jika tubuh tidak mendapat asupan energi dan protein yang cukup? Ternyata sistem tubuh pasien memiliki mekanisme luar biasa untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Tubuh pasien lanjut usia memiliki kemampuan untuk menurunkan laju metabolisme tubuh dan membuang protein otot untuk digunakan sebagai "bahan bakar darurat".
Akibatnya pada pasien lanjut usia yang mengalami malnutrisi akan banyak kehilangan massa otot, implikasi klinisnya adalah sering ditemukan kelemahan otot dan ketidakstabilan fungsi organ. Gejala klinis yang sering dapat ditemukan adalah penurunan kapasitas jantung dan paru, hipotermia ringan dan penurunan simpanan protein tubuh. Pada beberapa pasien sering juga didapatkan edema karena kekurangan protein serum (contohnya albumin).
Berapa Dosis Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Lanjut Usia?
Kebutuhan nutrisi pasien lanjut usia bervariasi tergantung dari beberapa faktor. Formula yang sering dipakai adalah persamaan Harris-Benedict
Persamaan tersebut presisi namun kurang praktis. Ada cara yang sederhana menghitung kebutuhan kalori pasien rawat inap lanjut usia: 30-35 kkal/kgBB/hari. Makanan diberikan tiga kali sehari dengan dua kali selingan berupa snack.
Pada pasien yang kesulitan mengkonsumsi makanan padat atau setengah padat, dapat diberikan makanan cair. Jumlah energi dalam 1 mL makanan cair biasanya 1 kkal. Misalnya pasien membutuhkan asupan 1500 kkal/hari, berarti dapat diberikan 1500 mL makanan cair. Pemberian dapat dibagi dalam 6 kali pemberian, sehingga diberikan 250 mL setiap kali pemberian (6×250=1500). Misalnya pasien membutuhkan 1800 kkal/hari maka makanan cair dapat diberikan 6×300 mL.
Frekuensi yang tidak teralu sedikit memberikan keuntungan volume pemberian yang tidak terlalu banyak. Prinsip tersebut selaras dengan fakta penurunan waktu pengosongan lambung yang menurun pada pasien lanjut usia.
Komposisi Karbohidrat, Lemak dan Protein yang Dianjurkan
Biasanya digunakan Perbandingan K:L:P=60:30:10 dari total kebutuhan kalori. Sejawat dapat membaca artikel tentang diiet yang dianjurkan pada pasien lanjut usia dalam artikel cochrane. Memiliki petugas gizi yang andal akan memberikan keutungan besar dalam memudahkan pekerjaan sejawat.
Yang paling penting sejawat harus perhatikan dalam proses perawatan pasien lanjut usia dengan malnutrisi adalah kebutuhan protein. Kebutuhan protein rata-rata orang dewasa adalah 0,8-1,0 g/kgBB/hari. Namun, pasien lanjut usia yang dirawat inap memiliki total kebutuhan protein yang lebih tinggi yaitu 1,2-1,5 g/kgBB/hari.
Pemenuhan kebutuhan protein yang baik, selain bermanfaat dalam proses penyembuhan secara umum, juga bermanfaat untuk pasien dengan luka kronik. Namun, proporsi protein yang lebih tinggi terhadap karbohidrat dapat menyebabkan pasien dehidrasi.
Semoga bermanfaat!