Malaria disebabkan oleh protozoa yang menyerang sel darah merah dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Empat spesies utama yang menyebabkan malaria pada manusia adalah Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Dokter memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit malaria, terutama pada pasien yang berencana bepergian ke daerah endemis malaria.
Menurut pedoman penatalaksanaan malaria di Indonesia, kemoprofilaksis diberikan untuk mengurangi risiko infeksi, terutama terhadap P. falciparum yang memiliki virulensi tinggi. P. falciparum telah menjadi resisten terhadap chloroquine, sehingga doxycycline digunakan sebagai kemoprofilaksis karena efektif dalam membunuh parasit di dalam sel darah merah sebelum gejala klinis muncul. Terdapat beberapa pilihan obat profilaksis malaria seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Pilihan obat profilaksis malaria
Obat | Keuntungan | Kerugian | Dosis | Regimen dosis | Profilaksis dimulai (sebelum paparan) | Profilaksis selesai (setelah paparan) |
Chloroquine |
|
| 300 mg (base) | Satu kali per minggu | 1 hari | 4 minggu |
Mefloquine |
|
| 250 mg | Satu kali per minggu | 1-3 minggu | 4 minggu |
Doksisiklin |
|
| 100 mg | Satu kali sehari | 1-2 hari | 4 minggu |
Atovaquone-proguanil |
|
| 250 mg/100 mg | Satu kali sehari | 1 hari | 7 hari |
Artikel ini akan membahas penggunaan doxycycline untuk profilaksis malaria, dengan fokus pada dosis, aturan pakai, dan pertimbangan penting bagi dokter di Indonesia.
Dosis dan Aturan Pakai Doxycycline untuk Profilaksis Malaria
Dosis profilaksis doxycycline yang direkomendasikan adalah 100 mg per hari dan pada anak di atas usia 8 tahun diberikan 2-2,5 mg/kgBB/hari. Obat ini harus diminum 1-2 hari sebelum keberangkatan ke daerah endemis malaria, dilanjutkan setiap hari sebanyak satu tablet selama berada di daerah tersebut. Setelah kembali dari perjalanan, obat doxycycline dilanjutkan selama 4 minggu setelah kembali.
Mekanisme Kerja Doxycycline
Doxycycline termasuk dalam golongan antibiotik tetrasiklin. Doxycycline bekerja sebagai schizontisidal dalam darah dan dapat menembus jaringan dengan baik dan melawan jaringan schizont primer. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis protein pada parasit Plasmodium, sehingga mencegah perkembangan parasit dalam tubuh manusia. Kemoprofilaksis yang efektif akan membunuh parasit dalam eritrosit sebelum jumlahnya bertambah dan menyebabkan gejala klinis.
Efektivitas Doxycycline
Doxycycline sangat efektif untuk mencegah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, spesies parasit malaria yang paling umum di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada obat profilaksis malaria yang 100% efektif. Oleh karena itu, penting untuk tetap menerapkan langkah-langkah pencegahan lain seperti penggunaan kelambu, repellent nyamuk, dan mengenakan pakaian tertutup.
Kontraindikasi dan Efek Samping
Meskipun efektif, doxycycline tidak boleh diberikan kepada semua orang. Kontraindikasi utama penggunaan doxycycline adalah:
Kehamilan: Doxycycline dapat mengganggu perkembangan tulang dan gigi pada janin.
Anak di bawah 8 tahun: Alasannya sama seperti pada ibu hamil.
Riwayat alergi terhadap tetrasiklin: Pasien dengan riwayat alergi terhadap antibiotik golongan tetrasiklin berisiko mengalami reaksi alergi serius jika mengonsumsi doxycycline.
Penggunaan jangka panjang (lebih dari 6 bulan): Penggunaan doxycycline dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko efek samping, seperti gangguan saluran cerna dan fotosensitivitas.
Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan doxycycline antara lain:
Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare, nyeri perut
Fotosensitivitas: kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
Gangguan flora normal: dapat menyebabkan kandidiasis oral atau vaginal
Pertimbangan Khusus bagi Dokter di Indonesia
Resistensi: Meskipun doxycycline masih efektif di sebagian besar wilayah Indonesia, peningkatan resistensi Plasmodium falciparum terhadap doxycycline telah dilaporkan di beberapa daerah. Penting bagi dokter untuk mengikuti perkembangan informasi resistensi obat antimalaria di Indonesia.
Kepatuhan pasien: Keberhasilan profilaksis malaria sangat bergantung pada kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sesuai aturan. Dokter perlu memberikan edukasi yang jelas dan lengkap kepada pasien mengenai pentingnya kepatuhan minum obat.
Alternatif obat: Jika doxycycline tidak dapat digunakan, terdapat beberapa alternatif obat profilaksis malaria lain seperti atovaquone-proguanil, mefloquine, dan primaquine. Pemilihan obat harus disesuaikan dengan kondisi pasien, riwayat perjalanan, dan riwayat kesehatan.