Pada saat idul fitri, salah satu keluhan yang banyak membawa pasien ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah keluhan rasa penuh dan nyeri ulu hati (Heart Burn). Gejala tersebut mungkin berkaitan dengan dispepsia.
Setelah menjalani puasa 30 hari, pasien sering "melampiaskan kemenangan" dengan makan sekenyang-kenyangnya. Makanan yang disukai pun cenderung berlemak dan pedas, contohnya opor ayam, kare daging, ketupat sayur dan gule kambing. Memang nikmat sekali, namun sering timbul masalah dispepsia berawal dari itu.
Dispepsia secara sederhana diartikan sebagai rasa tidak nyaman di dalam lambung. Pada kasus dispepsia yang banyak terjadi saat idul fitri, penyebab tersering adaLah pengosongan lambung yang terhambat (dismotilitas).
Konsumsi makanan berlemak akan memperpanjang waktu pengosongan lambung. Karena lambung penuh dalam waktu lama, maka hal tersebut akan memicu sekresi asam lambung yang berlebihan. Asam lambung akan meningkat lebih hebat bila mengkonsumi makanan pedas atau asam.
Terapi Dispepsia Terkait Dismotilitas
Menghindari makanan berlemak dan pedas tentu adalah hal yang pertama harus dipikirkan. Untuk mempercepat pemulihan dapat dipikirkan penggunaan obat-obatan: Proton pump inhibitor dan prokinetik.
Penghunaan proton pump inhibitor (PPI) untuk menanggulangi dispepsia sudah dibicarakan pada tulisan sebelumnya. Efek inhibisi sekresi asam lambung masih menjadi alasan utama penggunaan Obat tersebut.
Kombinasi PPI dengan prokinetik dapat memberikan efek yang baik untuk meredakan dispepsia yang diduga karena dismotilitas usus. Prokinetik memiliki efek mempercepat pengosongan lambung yang dibutuhkan.
Selain itu obat-obat prokinetik yang bekerja di Reseptor dopamin perifer anatagonis (e.g Domperidone dan metoclopramide), juga memiliki efek memperkuat sfingter esofagus-gaster sehingga menghambat regurgitasi asam lambung dan efek peningkatan motilitas antrum-pilorik lambung sehingga semakin mempercepat pengosongan lambung.
Evidence Based Medicine Prokinetik sebagai Terapi Dispepsia
Sebuah riset meta-analisis dilakukan Hiyama dkk (2007), untuk menyelidiki efek prokinetik sebagai terapi diapepsia fungsional. Hasil statistik menunjukkan bahwa prokinetik cukup efektif menyembuhkan keluhan dispepsia.
Dosis Terapi Prokinetik untuk Dispepsia Fungsional
Metoclopramide dapat diberikan 4 × 10 mg, 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur. Diberikan hingga keluhan dispepsia dirasakan sudah "hilang". Dosis tambahan dapat diberikan hingga maksimal kira-kira 80 mg/hari.
Domperidone diberikan 3-4 × 10 mg, bahkan beberapa pasien tertentu membutuhkan 3-4 × 20 mg. Jangan memberikan terapi diatas batas dosis tersebut.
Semoga bermanfaat.
Sponsored Content
Pemesanan SMS/WA
0857 313 06 999 (ANISA)
ATAU