Disclaimer: Tips membedakan kondisi syok hipovolemik dan syok kardiogenik pada artikel sebelumnya saat artikel ini ditulis telah dibagikan 5600 kali oleh sejawat dokter di seluruh Indonesia. Artikel tentang tatalaksana syok hipovolemik dan syok kardiogenik adalah lanjutan dari artikel Tatalaksana Umum Pasien Syok dan Membedakan Syok Hipovolemik vs Syok Kardiogenik.
=
Oke sedikit mereview, ketika datang pasien dengan klinis syok hal pertama yang harus dilakukan adalah evaluasi ABC dan memberikan tatalaksana umum pasien syok. Sembari melakukan berbagai pemeriksaan fisik dan penunjang, selanjutnya diidentifikasi diagnosis penyebab syok. Setelah berhasil mengidentifikasi apakah pasien mengalami syok hipovolemik atau syok kardiogenik (atau syok yang lain) selanjutnya diberikan tatalaksana spesifik syok.
Artikel ini membahas tatalaksana spesifik syok hipovolemik dan syok kardiogenik. Mostly, artikel ini merujuk EIMED MERAH PAPDI sebagai referensi.
Klasifikasi Syok
Sebelum masuk ke tatalaksana syok secara spesifik, ada baiknya kita memahami bagaimana syok terjadi dan klasifikasi klinisnya. Menurut definisi, syok adalah sindrom klinis yang terjadi akibat perfusi jaringan yang tidak adekuat. Secara molekuler, hipoperfusi yang dipicu ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan substrat makanan menyebabkan disfungsi selular.
Keadaan syok berbahaya karena menyebabkan jejas pada sel yang akan menginduksi produksi dan pelepasan mediator inflamasi yang akan memperburuk perfusi lewat perubahan struktural dan fungsional dalam mikrovaskular.
Hal-hal tersebut akan menyebabkan lingkaran setan :
- Syok akan menyebabkan gangguan perfusi yang menimbulkan jejas sel
- Jejas sel (terutama di sistem kardiovaskular) akan menyebabkan gangguan distribusi aliran darah mikrovaskular
- Gangguan mikrovaskular kemudian akan makin memperburuk perfusi sel
- Perburukan perfusi sel kemudian dapat meyebabkan disfungsi organ
- Disfungsi organ akan menyebabkan gagal organ dan bila tidak dihentikan dapat menyebabkan kematian.
Namun, meskipun memiliki mekanisme yang hampir sama, syok dapat disebabkan oleh banyak kondisi klinis. Secara garis besar syok dapat diklasifikasikan sebagai:
- Syok hipovolemik
- Syok kardiogenik
- Syok sepsik
- Syok neurogenik
- Syok hipoadrenal
Dalam artikel ini kita akan batasi pembahasan pada tatalaksana syok hipovolemik dan syok kardiogenik.
Tatalaksana Syok Hipovolemik
- Patogenesis utama dari syok hipovolemik adalah kehilangan darah dan cairan (bisa karena proses perdarahan, diare dan sebagainya). Terapi cairan yang adekuat adalah tatalaksana utama. Transfusi darah perlu dipertimbangkan (< 10 g/dL).
- Pada keadaan hipovolemia yang berat atau berlanjut, dukungan obat-obat inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjaga performans ventrikular yang adekuat setelah volume darah dikembalikan ke normal.
- Keberhasilan resusitasi juga memerlukan dukungan fungsi respirasi. Suplementasi oksigen harus diberikan, dan intubasi endoktrakeal mungkin penting untuk menjaga oksigenasi arterial.
- Tips Praktis Tatalaksana Syok Hipovolemik
- Tentukan defisit cairan (lihat tabel di atas)
- Terapi cairan: cairan kristaloid 20 mL/kgBB
dalam ½ – 1 jam, dapat diulang - Sisa defisit: 50% dalam 8 jam pertama,
50% dalam 16 jam berikutnya - Cairan RL atau NaCl 0,9%
- Indikator Syok Teratasi: produksi urin: 0,5 – 1 mL/kgBB/jam
Tatalaksana Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah komplikasi yang banyak ditemui pada pasien Sindroma Koroner Akut. Inti dari tatalaksana syok kardiogenik adalah penilaian masalah utamanya : volume, pompa atau irama.
- Bila masalah utamanya pada volume cairan maka pemberian cairan atau darah/komponennya adalah langkah pertama yang harus diambil. Setelah volume diyakini cukup maka seperti halnya bila masalah utama pada pompa jantung, perhatikan keadaan tekanan darah
- Bila tekanan darah sistolik lebih dari 100 mmHg, apalagi bila terdapat kondisi edema paru, vasodilator seperti nitrogliserin dapat digunakan
- Bila tekanan darah sistolik 70–100 mmHg tanpa disertai gejala dan tanda syok, dapat diberikan inotropik seperti dobutamine
- Bila tekanan darah sistolik 70–100 mmHg dengan disertai gejala dan tanda syok, pemakaian vasopresor seperti dopamine dianjurkan Bila tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg disertai gejala dan tana syok, gunakan vasopresor kuat seperti norefinefrin
- Bila masalah utamanya pada irama jantung, dapat diklasifikasi atas bradiaritmia dan takiaritmia yang tatalaksananya disesuaikan dengan diagnosis gangguan irama tersebut
- Pada keadaan syok yang berhasil diatasi, tatalaksana lanjutan dapat mencakup :
- Identifikasi dan tatalaksana penyebab yang reversibel
- Kateterisasi arteri pulmonalis bila diperlukan
- Pompa balon intra-aorta bila diperlukan
- Angiografi dan Intervensi Kardiovaskular perkutan
- Intervensi bedah
- Pemeriksaan penunjang tambahan
- Terapi obat tambahan
Kamu bisa pelajari Tatalaksana Syok Kardiogenik akibat komplikasi Infark Miokard Akut lebih lanjut di DVD Sindroma Koroner Akut (dr Ragil, SpJP). Ada sebuah video 60 menit yang menjelaskan tentang
- Algoritma Penanganan Pasien Sindroma Koroner Akut
- Diagnosis Sindroma Koroner Akut
- Kelainan EKG pada Sindroma Koroner Akut
- Tatalaksana Sindroma Koroner Akut
- Obat Pilihan dan Dosis Terapi Sindroma Koroner Akut
- Patofisiologi Sindroma Koroner Akut
- Penanganan komplikasi Sindroma Koroner Akut
Harganya cuma Rp 156.000,00 (Belum Ongkir)
Berita baiknya, setiap pembelian DVD Sindroma Koroner Akut dan DVD Cardiac Prevention (312 ribu) via Yahya, kamu akan dapat bonus
-
DVD Cardiac Emergency (Review singkat ACLS dengan Metode Pembahasan Kasus yang Menarik)
-
Ebook Diagnosis Decomp Cordis
-
Ebook Tatalaksana Gagal Jantung Akut
-
Ebook Tatalaksana Gagal Jantung Kronik
-
DVD Kumpulan Poster Prolanis (Bisa kamu cetak sendiri buat Puskesmas atau Rumah Sakitmu)
Mau pesan? SMS/WA saja ke 0856 0808 3342 (YAHYA)
Bisa juga Inbox admin, klik tombol inbox di bawah ya
Semoga Bermanfaat^^