Katarak adalah salah satu kelainan yang banyak ditemukan di masyarakat, khususnya pada pasien lansia. Deteksi dini katarak di puskesmas akan memberikan tatalaksana pasien yang lebih baik, untuk mencegah komplikasi terjadi.
Panduan Praktik Klinis Katarak di Puskesmas
Katarak pada pasien dewasa adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus) yang paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada pasien usia di atas 40 tahun (katarak senilis).
Keluhan Utama
Penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap/kabut.
Fakta Penting:
- Penyebab lain katarak adalah glaukoma, uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti Diabetes Mellitus, riwayat pemakaian obat steroid dan lain-lain.
- Visus menurun.
- Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.
- Tidak ditemukan kekeruhan kornea.
- Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%.
- Pemeriksaan iris shadow test positif.
Diagnosis Katarak pada Pasien Dewasa
Diagnosis katarak pada pasien dewasa ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Terapi Katarak Pada Pasien Dewasa
Tatalaksana katarak sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis mata (mis Operasi Katarak) di faskes dengan sarana dan prasarana yang baik. Katarak matur segera dirujuk ke layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis mata
Kriteria Rujukan Pasien Katarak Dewasa
- Indikasi sosial jika pasien merasa terganggu.
- Jika katarak telah matur dan membutuhkan tindakan operasi.
- Jika timbul komplikasi.
SOP Skrining Katarak di Puskesmas
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh puskesmas untuk mencegah komplikasi katarak di masyarakat adalah melakukan program skrining secara rutin.
Di bawah ini ada SOP skrining katarak yang saya cuplik dari panduan baksos PERDAMI (Kolegium Dokter Spesialis Mata)
SOP Skrining Katarak di Puskesmas
- Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau Tumbling E chart dengan koreksi terbaik atau menggunakan pinhole.
- Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk segmen anterior di mana tidak ditemukan kekeruhan kornea dan tampak reflek pupil masih baik.
- Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer Schiotz.
- Jika TIO dalam dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk melihat kekeruhan lensa serta pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Cara cepat review materi oftalmologi untuk persiapan PPDS mata? Ya baca Vaughan
Mau pesan? Inbox aja ya^^