Yang mau pesan MAHIR BACA EKG (BASIC-Non Aritmia-Aritmia), bisa kontak kami disini ya
SMS/WA 085608083342 (Yahya) atau kontakin.com/dokterpost
=
Kemarin ada sejawat yang email aku, "Dok, ajari cara mudah membaca EKG AV Blok dong." Ternyata dia baru saja dapat pasien overdosis digitalis dengan AV Blok.
Dasar-Dasar Blok Jantung
Blok jantung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan konduksi di nodus AV. Di EKG, kondisi ini tergambar sebagai PR interval yang memanjang.
PR interval ialah waktu yang dibutuhkan oleh impuls listrik untuk menjalar dari atrium ke nodus AV dan His bundle serta cabang-cabangnya sampai ke ventrikel. Interval PR normal berkisar antara 0,12-0,20 detik.
Berdasarkan hasil EKG blok AV dibagi 3 yaitu:
- Blok AV tingkat 1:
Pada blok AV tingkat I interval PR memanjang lebih dari 0.20 detik. - Blok AV tingkat II:
Terjadi kegagalan impuls dari atrium untuk mencapai
ventrikel secara intermiten, sehingga denyut ventrikel berkurang. - Blok AV tingkat III: (complete heart block)
Terjadi blok total di nodus AV sehingga impuls dari atrium sama sekali tidak dapat sampai ke ventrikel, sehingga vetrikel berdenyut sendiri karena stimulasi impuls yang berasal dari ventrikel sendiri.
Bingung? Oke, Coba Kita Pakai Ilustrasi
Dulu aku juga bingung, maksudnya apa sih klasifikasi blok jantung ini. Ada nggak cara yang lebih mudah untuk memahami konsepnya? Sampai aku datang minta diajari dr Ragil, SpJP (saat itu masih Chief Kardio).
Dr Ragil, SpJP mengajarkan satu konsep unik yang nggak mudah dilupakan (Ciye….). Jadi gini, ibaratkan hubungan antara sepasang istri (gelombang P) dan suami (kompleks QRS), pada irama sinus istri (gelombang P) kemana-mana akan selalu ditemani suami (Kompleks QRS). Setiap ada istri (gelombang P), pasti di belakangnya ada suami (kompleks QRS).
Masalah muncul ketiga ada sebuah "BLOK" dalam hubungan mereka. Ada gangguan komunikasi antara istri (gelombang P) dan suami (kompleks QRS). Gangguan komunikasi ini terjadi secara bertahap, mulai dari tingkat 1 sampai 3.
BLOK Tingkat 1. Istri (gelombang P) setiap hari selalu setia menunggu kedatangan suami (kompleks QRS) makan malam. Namun, suami sering kali pulang malam. Meskipun setiap hari selalu pulang malam di jam yang sama.
BLOK Tingkat 2 tipe I (weinkebach). Istri setiap hari masih setia menunggu suami makan malam, namun suami makin hari makin malam pulangnya, awalnya jam 22.00 kemudian 24.00 sampai suatu saat suami tidak pulang sama sekali.
BLOK Tingkat 2 tipe II. Istri selalu setia menunggu suami datang untuk makan malam. Namun, terkadang suami pulang ke rumah, namun terkadang tidak pulang. Menariknya, setiap kali suami datang hampir pasti di jam yang sama.
BLOK Tingkat 3. Perselisihan semakin meruncing. Komunikasi antara suami dan istri tidak terjadi sama sekali. Istri (gelombang P) tidak selalu ada di rumah. Istri (gelombang P) dan suami (kompleks QRS) sudah tidak saling bertegur sapa. Mereka sudah punya jadwal aktivitas masing-masing.
Setelah aku dijelaskan ilustrasi di atas, aku baru mulai paham. Hal terpenting dalam memahami EKG Blok Jantung adalah mengenali pola kemuculan gelombang P dan kompleks QRS. Tidak sulit kan ternyata?
Ok, mari kita masuk ke penjelasan yang "sedikit lebih rumit".
Membaca EKG Blok Jantung (AV Blok)
Blok AV ada tiga tingkat, dengan dua jenis Blok pada tingkat kedua.
Blok AV Tingkat I
Blok AV tingkat I umumnya disebabkan karena gangguan konduksi di proksimal His bundle. (Gambar 1) Hal ini disebabkan karena intoksikasi digitalis, peradangan, proses degenerasi atau variasi normal. Biasanya tidak membutuhkan terapi apa-apa dan prognosisnya baik.
Blok AV Tingkat II
Dibagi 2, yaitu Mobitz tipe I (Wenckebach block) dan Mobitz tipe II. Pada Mobitz tipe I interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika impuls dari atrium tidak dapat sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel (kompleks QRS) tidak tampak atau gelombang P tidak diikuti oleh kompleks QRS (Gambar 2).
Pada pemeriksaan His bunlde electrocardiogram (elektrokardiogram bundel His) biasanya lokasi blok proksimal dari bundel His.
Mobitz tipe I dapat disebabkan karena tonus vagus yang meningkat, keracunan digitalis atau iskemia. Bila tidak menimbulkan keluhan dan tidak ada gangguan hemodinamik tidak memerlukan pengobatan.
Pada Mobitz tipe II, interval PR tetap sama tetapi
didapatkan denyut ventrikel yang berkurang (dropped beaf) (Gambar 3). Kekurangan denyut ventrikel dapat teratur atau tidak seperti 2:1, 4:1, 4:3 dan sebagainya.
Pemeriksaan elektrokardiogram bundel His menunjukkan gangguan konduksi distal dari bundel His. Etiologinya ialah infark miokard akut, miokarditis, proses degenerasi (penyekat Lev’s atau Lenegre).
Kelainan dapat timbul sementara dan kembali normal, menetap, atau berkembang jadi blok yang komplit. Pasien dengan Mobitz tipe II dapat timbul serangan sinkop dan sebaiknya dilakukan pemasangan pacu Jantung.
Pada gambar 3, EKG menunjukkan blok AV tingkat II tipe Mobitz II, di mana interval PR tidak memanjang tapi pada gelombang P ke 3 tidak diikuti kompleks QRS, jadi ada dropped beat tanpa pemanjangan interval PR.
Blok AV Tingkat III
Blok AV tingkat III disebut juga blok jantung komplit. Pada blok AV tingkat III impuls dari atrium tidak bisa sampai di ventrikel.
Kontraksi ventrikel karena rangsangan oleh fokus di nodus AV atau fokus di ventrikel, sehingga ventrikel berdenyut sendiri tidak ada hubungan dengan denyut atrium (Gambar 4).
Gambaran EKG memperlihatkan adanya gelombang P teratur dengan kecepatan 60-90 kali per menit, sedangkan kecepatan kompleks QRS hanya 40-60 kali per menit.
Blok AV tingkat III dapat disebabkan oleh proses degenerasi, peradangan, intoksikasi digitalis, infark miokard akut. Blok AV tingkat III pada infark biasanya hanya sementara dan akan kembali normal setelah infark sudah tenang, walaupun ada yang menetap.
Bila blok AV tingkat III menetap sebaiknya dilakukan pemasangan pacu jantung. Blok AV tingkat III biasanya menimbulkan gangguan hemodinamik dan menimbulkan keluhan lelah, sinkop, sesak dan angina pada usia lanjut.
Pada gambar 4, EKG pada blok AV tingkat III di mana dapat dilihat gelombang P tak ada hubungan dengan kompleks QRS, gelombang P kecepatan 60 kali per menit sedangkan kompleks QRS hanya 42 kali per menit
Jadi, gimana? Lebih enak belajar Blok Jantung pakai analogi ilustrasi atau baca textbook langsung?
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Bukan rahasia umum, EKG adalah kompetensi "penting" dokter umum. Tidak hanya pada kasus nyeri dada spesifik (kecurigaan Sindroma Koroner Akut), ilmu EKG diperlukan untuk banyak kasus kegawatdaruratan lain (misal Henti Jantung dan Aritmia).
Kemarin tim DokterPost.com minta dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP untuk ngajari sejawat DokterPost.com tentang bagaimana biar sejawat bisa MAHIR BACA EKG. Ini video contoh analisis kasus blok jantung dari dr Ragil, SpJP
Videonya gedhe banget, hampir 7 GB. Biar sejawat di Papua dan Indonesia Timur yang lain bisa ikut belajar juga, akhirnya kami putuskan untuk distribusikan videonya dalam bentuk DVD.
Yang mau pesan MAHIR BACA EKG (BASIC-Non Aritmia-Aritmia), bisa kontak kami disini ya
SMS/WA 085608083342 (Yahya) atau kontakin.com/dokterpost