Dokter Post - Tatalaksana Nyeri Lutut: Terapi Modern & Berbasis Bukti

Webinar SKP Kemenkes: Tatalaksana Komprehensif pada Nyeri Lutut: Pendekatan Modern, Multidisipliner, dan Berbasis Bukti

11 Sep 2025 • SKP

Deskripsi

Webinar SKP Kemenkes: Tatalaksana Komprehensif pada Nyeri Lutut: Pendekatan Modern, Multidisipliner, dan Berbasis Bukti

Nyeri lutut merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal tersering yang memengaruhi kualitas hidup berbagai kelompok usia, mulai dari atlet muda hingga lansia. Penyebab nyeri lutut sangat beragam, dari osteoartritis (OA), cedera ligamen, hingga infeksi sendi seperti septic arthritis.

Penanganan modern menuntut pendekatan yang tidak hanya simptomatik tetapi juga berbasis bukti, multidisipliner, serta mempertimbangkan modalitas terapeutik terbaru. Artikel ini menyajikan tatalaksana nyeri lutut secara komprehensif, berdasarkan tinjauan ilmiah terkini, dan dibagi ke dalam lima subtopik utama.

1. Komparasi Injeksi PRP (Platelet Rich Plasma) vs Sodium Hyaluronat Intraartikuler pada Kasus Osteoartritis

Osteoartritis lutut adalah salah satu penyebab utama nyeri kronis dan disabilitas. Injeksi intraartikular merupakan salah satu modalitas yang banyak digunakan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Dua metode yang kini banyak dibandingkan adalah injeksi PRP dan sodium hyaluronat (HA).

Berdasarkan studi oleh Hussein et al. (2023), injeksi PRP menunjukkan hasil yang superior dalam hal pengurangan nyeri dan perbaikan fungsi dibandingkan dengan sodium hyaluronat pada pasien dengan osteoartritis derajat ringan hingga sedang. PRP bekerja dengan merangsang regenerasi jaringan melalui faktor pertumbuhan yang dilepaskan dari trombosit, sementara HA bertindak sebagai pelumas yang meningkatkan viskositas cairan sinovial.

Hasil utama studi:

  • PRP memberikan perbaikan signifikan dalam skor WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Arthritis Index) dibanding HA pada 6 dan 12 bulan pasca-injeksi.

  • Efek PRP cenderung lebih bertahan lama, dengan manfaat fungsional yang masih terasa hingga satu tahun.

Namun, PRP memiliki keterbatasan biaya dan prosedur yang lebih kompleks. Oleh karena itu, pemilihan terapi harus mempertimbangkan derajat keparahan OA, biaya, dan preferensi pasien.

2. Efektivitas Metformin untuk Osteoartritis pada Pasien Overweight dan Obesitas

Penelitian terkini menyoroti hubungan antara gangguan metabolik dan progresivitas OA, terutama pada individu obesitas. Metformin, obat antidiabetik yang dikenal luas, ternyata memiliki efek protektif pada sendi melalui mekanisme antiinflamasi dan peningkatan metabolisme lokal.

Dalam studi oleh Chen et al. (2022), pasien OA lutut dengan obesitas yang mendapatkan metformin menunjukkan progresi radiologis yang lebih lambat dan skor nyeri yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Efek ini kemungkinan besar dimediasi oleh penurunan kadar inflamasi sistemik, aktivasi jalur AMPK, serta penurunan berat badan.

Poin-poin penting:

  • Metformin berpotensi menghambat degradasi kartilago.

  • Dosis yang digunakan pada studi: 500–2000 mg/hari, tergantung toleransi gastrointestinal.

  • Efek positif lebih nyata pada pasien dengan BMI >27 kg/m².

Penggunaan metformin untuk OA masih bersifat off-label, tetapi sangat menjanjikan, terutama sebagai bagian dari pendekatan multimodal untuk pasien obes.

3. How to Read and Understand: Hasil USG dan MRI dalam Kasus Cedera Ligamen Lutut

Diagnosis cedera ligamen lutut, terutama ligamen krusiatum anterior (ACL) dan posterior (PCL), sangat bergantung pada pencitraan radiologis. MRI merupakan gold standard untuk visualisasi jaringan lunak intraartikular, sedangkan USG dapat menjadi modalitas awal yang lebih murah dan cepat.

Interpretasi MRI:

  • ACL rupture biasanya tampak sebagai hilangnya kontinuitas serabut ligamen, edema pada interkondiler notch, dan bone bruise pada lateral femoral condyle dan tibial plateau.

  • PCL injury ditandai dengan pembengkakan ligamen dan sinyal T2 yang tinggi.

Interpretasi USG:

  • USG bermanfaat untuk menilai cedera ligamen kolateral (MCL/LCL) dan meniskus perifer.

  • Terbatas untuk ACL karena posisi anatominya yang dalam.

Menurut review oleh Arooj et al. (2022), akurasi USG sangat tergantung pada pengalaman operator. MRI tetap menjadi pilihan utama, terutama pada cedera kronis dan pre-operatif.

4. Panduan Terkini Tatalaksana Nyeri Lutut Akibat Radikulopati

Radikulopati lumbar, terutama pada L3-L4 dan L4-L5, sering menimbulkan nyeri referal ke lutut. Nyeri ini sering kali disalahartikan sebagai OA atau cedera lokal lutut. Oleh karena itu, penting bagi klinisi untuk mengenali gejala khas, seperti nyeri yang menjalar dari punggung bawah, disertai parestesia atau kelemahan otot.

Menurut review oleh Kim et al. (2022), pendekatan interdisipliner adalah kunci:

  • Terapi konservatif: Fisioterapi, NSAID, dan edukasi posisi ergonomis.

  • Injeksi steroid epidural untuk kasus moderat hingga berat.

  • Intervensi bedah (misalnya disektomi) bila terdapat defisit neurologis progresif atau nyeri refrakter.

Kapan curiga radikulopati?

  • Nyeri lutut unilateral disertai nyeri punggung bawah.

  • Tidak ada temuan inflamasi atau degeneratif lutut pada pemeriksaan fisik dan radiologi lokal.

Elektromiografi (EMG) dan MRI lumbal sangat membantu dalam konfirmasi diagnosis.

5. Diagnosis dan Tatalaksana Kasus Septic Arthritis Lutut

Septic arthritis merupakan kondisi darurat ortopedi yang membutuhkan diagnosis dan intervensi cepat untuk mencegah kerusakan sendi permanen. Lutut adalah sendi yang paling sering terkena, terutama pada populasi geriatri, imunokompromais, atau pasca prosedur invasif.

Berdasarkan artikel oleh Weng et al. (2023), diagnosis cepat dapat ditegakkan melalui:

  • Aspirasi sinovial: Pemeriksaan gold standard.
    • Leukosit >50.000/mm³, dominasi neutrofil, kultur positif.

  • USG: Membantu menilai efusi sendi.

  • Biomarker darah: CRP dan ESR meningkat, tetapi tidak spesifik.

Tatalaksana:

  • Antibiotik empiris spektrum luas segera setelah aspirasi (misal: vankomisin + seftriakson).

  • Lavage sendi secara artroskopik atau terbuka untuk kasus berat.

  • Durasi terapi antibiotik: 2–4 minggu tergantung respon klinis dan kultur.

Prognosis bergantung pada kecepatan diagnosis dan intervensi. Keterlambatan dapat menyebabkan osteoartritis pasca-infeksi atau ankilosis sendi.

Kesimpulan

Nyeri lutut adalah kondisi yang multifaktorial dan memerlukan pendekatan yang tepat sasaran serta berbasis bukti. Saat ini, kemajuan dalam bidang farmakologi, radiologi, dan teknik injeksi memberikan peluang tatalaksana yang lebih individual dan efektif. Dari injeksi PRP, manfaat metformin pada OA, interpretasi imaging cedera ligamen, hingga tatalaksana radikulopati dan infeksi sendi, semua menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner dalam memberikan kualitas hidup terbaik bagi pasien.

Referensi

  1. Hussein M, Nawar A, Shawky A, et al. (2023). Comparative Evaluation of Intra-articular Platelet-Rich Plasma vs Hyaluronic Acid Injections for Knee Osteoarthritis. Journal of Orthopaedic Surgery. https://journals.sagepub.com/doi/epub/10.1177/1759720X231157043

  2. Chen Z, Song Y, Huang J, et al. (2022). The effect of metformin on osteoarthritis in obese individuals: A review of current evidence. Frontiers in Pharmacology. https://www.frontiersin.org/journals/pharmacology/articles/10.3389/fphar.2022.952560/pdf

  3. Arooj A, Javed A, Rehman R, et al. (2022). Evaluation of Imaging Modalities in Diagnosis of Knee Injuries: A Review. Journal of Medical Sciences and Health. https://sciresol.s3.dualstack.us-east-2.amazonaws.com/srs-j/jmsh/pdf/vol8/issue3/JMSH-2022-168.pdf

  4. Kim H, Lee S, Park Y, et al. (2022). Multidisciplinary Approach to Lumbar Radiculopathy Presenting as Knee Pain: Review and Clinical Recommendations. Cureus. https://assets.cureus.com/uploads/review_article/pdf/96224/20220610-17693-1ym5x1m.pdf

  5. Weng Y, Zhang H, Liu J, et al. (2023). Septic Arthritis: Diagnosis and Modern Management Strategies. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. https://www.frontiersin.org/journals/cellular-and-infection-microbiology/articles/10.3389/fcimb.2023.1193645/pdf