Dokter Post - Kegawatdaruratan CKD: Panduan Klinis Terkini untuk Praktisi Medis

Webinar SKP Kemenkes - Kegawatdaruratan pada Chronic Kidney Disease (CKD): Panduan Klinis Terkini dari Praktisi ke Praktisi

21 Jul 2025 • SKP

Deskripsi

Webinar SKP Kemenkes - Kegawatdaruratan pada Chronic Kidney Disease (CKD): Panduan Klinis Terkini dari Praktisi ke Praktisi

Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan tantangan medis yang kompleks, terutama ketika disertai dengan kondisi akut atau kegawatdaruratan. Praktisi medis di berbagai lini pelayanan sering dihadapkan pada kasus-kasus kritis yang menuntut penanganan cepat dan tepat. Artikel ini menyajikan panduan klinis terkini untuk beberapa kondisi gawat darurat yang umum terjadi pada pasien CKD, berdasarkan bukti dan literatur klinis terbaru.

1. Asidosis Metabolik pada CKD: Antara Bikarbonat dan Dialisis

Asidosis metabolik adalah komplikasi umum CKD, terutama stadium lanjut, akibat akumulasi asam metabolik dan penurunan ekskresi ion hidrogen. Kondisi ini dapat mempercepat progresi penyakit ginjal dan meningkatkan risiko kardiovaskular.

Tatalaksana utama:

Sodium bikarbonat oral direkomendasikan pada CKD dengan serum bikarbonat <22 mmol/L untuk memperlambat progresi penyakit dan memperbaiki status nutrisi.

Dialisis menjadi pilihan jika terdapat asidosis berat (pH <7,1) atau gagal respons terhadap terapi konservatif. Bikarbonat intravena dapat digunakan pada kondisi akut, namun bukti efektivitasnya dalam menurunkan kalium bervariasi【28†source】.

2. Strategi Diuresis pada Gagal Jantung dengan CKD Moderat: Komparasi Intermiten vs Continuous Infusion Furosemide

Diuresis merupakan bagian penting dari manajemen gagal jantung, namun penggunaannya pada pasien CKD memerlukan kehati-hatian. Retensi cairan yang tidak terkontrol dapat memperburuk gagal ginjal dan memperburuk prognosis.

Pendekatan diuretik:

Continuous infusion furosemide lebih stabil dalam mempertahankan natriuresis dan menghindari efek rebound dibandingkan bolus intermiten.

Namun, pada praktik klinis, efikasi keduanya setara jika dititrasi sesuai respons pasien. Monitoring status volume dan elektrolit tetap menjadi kunci.

Pemberian furosemide IV juga bermanfaat dalam membantu ekskresi kalium pada pasien dengan hiperkalemia ringan hingga sedang.

3. Hiperkalemia: Pendekatan Berbasis Panduan Klinis Terkini

Hiperkalemia adalah kondisi yang mengancam jiwa dan sering terjadi pada pasien CKD, terutama yang menggunakan RAAS inhibitor. Risiko meningkat seiring menurunnya laju filtrasi glomerulus.

Prinsip manajemen akut:

Lindungi jantung: Pemberian kalsium glukonat IV.

Geser kalium ke intraseluler: Insulin + glukosa, beta-agonis nebulisasi.

Buang kalium dari tubuh: Furosemide IV jika non-oligurik, terapi pengganti ginjal jika berat, atau penggunaan pengikat kalium oral seperti patiromer dan sodium zirconium cyclosilicate (SZC)【28†source】.

Manajemen kronik:

Edukasi diet rendah kalium, monitoring berkala, dan penggunaan pengikat kalium generasi baru untuk memungkinkan kelanjutan RAASi.

Patiromer dan SZC telah terbukti efektif menurunkan kadar kalium dan memungkinkan pasien tetap menggunakan obat yang memberikan manfaat kardiovaskular jangka panjang.

4. Hipertensi Emergensi pada CKD

Krisis hipertensi, terutama emergensi hipertensif (dengan kerusakan organ target), memerlukan penanganan segera. Pasien CKD berisiko tinggi mengalami krisis ini karena disregulasi volume dan aktivitas RAAS.

Tatalaksana awal:

Antihipertensi IV seperti labetalol, nicardipine, atau nitroprusside, dipilih berdasarkan kondisi klinis spesifik.

Target penurunan tekanan darah: Tidak lebih dari 25% dalam jam pertama untuk menghindari hipoperfusi ginjal.

Monitoring ketat terhadap fungsi ginjal sangat penting karena hipotensi dapat memperburuk cedera ginjal akut【29†source】.

Kasus klinis menunjukkan bahwa pendekatan multidisipliner dan titrasi terapi berbasis respons individu memberikan hasil optimal pada pasien dengan CKD dan krisis hipertensi.

5. Syok Hipovolemik pada CKD: Prinsip Resusitasi Terarah

Pasien CKD juga rentan terhadap syok hipovolemik, terutama akibat kehilangan cairan gastrointestinal atau perdarahan. Tantangan utamanya adalah memberikan resusitasi cairan yang adekuat tanpa memperburuk overload volume atau elektrolit.

Prinsip penatalaksanaan:

Gunakan crystalloid balanced (seperti Plasmalyte atau Hartmann) karena cairan ini memiliki kandungan kalium rendah dan mengurangi risiko asidosis metabolik dibandingkan NaCl 0,9%【28†source】.

Hindari overload cairan dengan pemantauan hemodinamik dan penggunaan ultrafiltrasi dini jika diperlukan.

Pertimbangkan resusitasi berbasis target (goal-directed therapy) menggunakan penilaian dinamis seperti lactate clearance dan status perfusi jaringan.

Kesimpulan

Kegawatdaruratan pada pasien CKD memerlukan penanganan yang cepat, terkoordinasi, dan berbasis bukti. Pemahaman akan fisiologi dasar, penggunaan panduan klinis terbaru, dan kolaborasi antar-disiplin menjadi kunci dalam menghindari komplikasi dan memperbaiki hasil jangka panjang. Melalui pendekatan berbasis praktik klinis aktual, artikel ini diharapkan menjadi panduan praktis dan relevan bagi para praktisi di lini terdepan layanan kesehatan.

Referensi :

Sarnowski, A., Gama, R. M., Dawson, A., Mason, H., & Banerjee, D. (2022). Hyperkalemia in Chronic Kidney Disease: Links, Risks and Management. International Journal of Nephrology and Renovascular Disease, 15, 215–228. https://doi.org/10.2147/IJNRD....

Elendu, C., Amaechi, D. C., Elendu, T. C., Oros Sucari, Y. P., Saggi, S. K., Dang, K., & Ibhiedu, J. O. (2023). Management of hypertensive crisis in a patient with underlying kidney disease: A case report. Medicine, 102(46), e36152. https://doi.org/10.1097/MD.000...

Palmer, B. F., & Clegg, D. J. (2012). Physiologic and pathophysiologic roles of bicarbonate in the body. Nature Reviews Nephrology, 8(10), 545–552. https://www.nature.com/article...

Palant, C. E., & Giguère, S. (2016). Acid–base and electrolyte disorders in renal failure. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice, 46(6), 1145–1164. https://www.vetsmall.theclinic...(16)30105-X/abstract

Sica, D. A. (2019). Diuretic use in renal disease. Chest, 155(3), 607–617. https://www.sciencedirect.com/...