20 Nov 2019 • Internal Medicine
Menatalaksana pasien hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas memang susah-susah gampang. Bukan masalah SDM, masalahnya ketersediaan obat sering kali terbatas. Misalnya, untuk kasus hipertensi dalam kehamilan drug of choice-nya adalah metildopa. Namun, sering kali tidak tersedia di Puskesmas.
Pilihan kedua adalah nifedipin oral, namun setali tiga uang, nifedipin oral pun tidak mudah ditemukan di Puskesmas. Sehingga seringkali, pasien-pasien dengan hipertensi dalam kehamilan terpaksa dirujuk ke RS untuk mendapatkan obat yang tepat.
Jadi, Bagaimana solusinya?
Amlodipin adalah solusinya. Dari hasil survei yang dilakukan ke 5000 pelanggan DokterPost, aku menemukan angka ketersediaan amlodipin di Puskesmas cukup tinggi. Kira-kira ada 70%-80% dokter puskesmas yang mengatakan bahwa amlodipin tersedia di Puskesmas tempat mereka praktek.
Di urutan kedua ada Captopril dengan angka ketersediaan di Puskesmas yang lebih tinggi, sekitar 80%-90%. Namun, sebelum memutuskan apakah sebuah obat anti-hipertensi dapat diberikan pada ibu hamil, perlu dilakukan kajian mendalam terkait aspek keamanan obat terhadap kesehatan janin.
Mari kita analaisis satu per satu…
Sebuah laporan penelitian oleh Cooper dkk (2006) menunjukkan bahwa penggunaan Captopril, tidak hanya pada trimester pertama dan kedua, tetapi juga pada trimester pertama memiliki risiko yang buruk untuk perkembangan janin. Sehingga dalam penelitian tersebut, peneliti menganjurkan untuk menghindari penggunaan Captopril selama kehamilah karena berhubungan dengan fetopati. Sebuah penelitian lain oleh Tobacova dkk (2003) bahkan menyebutkan bahwa konsumsi ACE-inhibitor pada trimester 2 dan 3 berhubungan dengan peningkatan risiko terjadi oligohidramnion dan penurunan fungsi ginjal pada janin.
Kondisi berbeda tampaknya bisa kita lihat pada berbagai laporan penelitian penggunaan Amlodipin selama kehamilan. Journal of the American Heart Association baru-baru ini mempublikasi sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan amlodipin pada kehamilan trimester pertama cukup aman, tidak berhubungan dengan risiko peningkatan malformasi janin.
Salah satu diagnosis hipertensi dalam kehamilan yang paling sering dikaitkan dengan terapi magnesium sulfat adalah pre-eklampsia berat atau eklampsia. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg.
Penting untuk dipahami bahwa tujuan utama pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia adalah untuk mencegah dan mengurangi angka kejadian eklampsia, serta mengurangi morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal. Manfaat magnesium sulfat sebagai anti-hipertensi masih belum dapat dibuktikan.
Magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika tidak didapatkan gejala pemberatan. Bila telah ada perburukan gejala, maka merupakan indikasi untuk rujuk ke faskes layanan yang lebih tinggi (rumah sakit). Perlu dipahami bahwa magnesium sulfat penting diberikan sebagai obat lini pertama eklampsia, bukan pada preeklampsia.
Tenang saja dok, nggak cuma dokter yang masih bingung bagaimana sebenarnya tatalaksana hipertensi dalam kehamilan di FKTP oleh dokter umum. Masih banyak teman sejawat dokter umum yang bertanya…
dan masih banyak pertanyaan seputar hipertensi dalam kehamilan yang lain.
Semua pertanyaanmu akan dijawab dr Yudhistya, SpOG dalam Simposium Hypertension: Clinical Update on Primary Care 2020 yang akan diadakan di Hotel Swis-Bell Inn Manyar Surabaya, tanggal 05 Januari 2020.
dr Yudhistya, SpOG sangat enak dan detail kalau menerangkan. Sangat memahami kesulitan teman-teman sejawat di FKTP, karena juga salah satu konsulen yang paling aktif di Group WA Diskusi Klinis FKTP.
dr Yudhistya, SpOG nanti akan menerangkan tentang solusi berbagai permasalahan dokter umum ketika menghadapi kegawatdaruratan obstetri di FKTP. Bahkan nanti akan dijelaskan, jika di FKTP yang ada hanya obat A, B, C atau D, bagaimana strategi penatalaksanaannya.
Daftar sekarang untuk memesan tempat untuk simposium tanggal 05 Januari 2020, via WA Yahya 085608083342 atau klik link kontak ini (Webinar juga tersedia untuk kamu yang tidak bisa hadir di hari H)
Selain dr Yudhis, SpOG…
Simposium di Hotel Swiss-bel Inn Manyar nanti juga akan diisi banyak narasumber yang FKTP banget.
Semua materi di atas (dengan narasumber yang FKTP banget) akan berbagi ilmu dengan kita pada hari minggu tanggal 05 Januari 2020. Pastikan satu tempatmu untuk menyerap ilmu praktis klinis sebanyak mungkin dari pakar kita.
Daftar sekarang untuk memesan tempat untuk simposium tanggal 05 Januari 2020, via WA Yahya 085608083342 atau klik link kontak ini (Webinar juga tersedia untuk kamu yang tidak bisa hadir di hari H)
Limited hanya untuk 200 orang saja.
Klik Tombol Di atas
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟