10 Jul 2025 • Pediatri
1. Pendahuluan: Mengenali Otitis Eksterna Akut (OEA) pada Anak di Praktik Sehari-hari
Otitis Eksterna Akut (OEA), sering dikenal sebagai "Swimmer's Ear", merupakan kondisi inflamasi difus yang mengenai kulit liang telinga luar (External Auditory Canal/EAC), dan terkadang dapat meluas hingga melibatkan daun telinga (pinna) atau permukaan luar membran timpani (MT).
Kondisi ini sangat umum dijumpai dalam praktik dokter umum, terutama pada anak-anak usia 5 hingga 14 tahun, dengan insiden yang meningkat selama musim panas atau di daerah beriklim lembab. Meskipun dapat terjadi pada semua usia, OEA relatif jarang ditemukan pada anak berusia di bawah dua tahun. Diperkirakan hingga 10% populasi pernah mengalami OEA setidaknya sekali seumur hidup.
Penyebab utama OEA pada lebih dari 90% kasus di Amerika Utara adalah infeksi bakteri, dengan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai patogen yang paling sering diisolasi. Faktor risiko utama terjadinya OEA adalah terganggunya mekanisme pertahanan alami liang telinga, seperti lapisan serumen yang protektif dan lingkungan pH asam.
Gangguan ini seringkali dipicu oleh kelembaban yang berlebihan akibat berenang, keringat, atau iklim lembab, serta trauma mekanik pada kulit liang telinga akibat penggunaan korek kuping (cotton swabs), garukan, pemakaian alat bantu dengar, atau earphone. Kondisi dermatologis yang mendasari seperti eksim atau psoriasis juga dapat menjadi faktor predisposisi.
2. Kunci Diagnosis Otitis Eksterna pada Anak: Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Penegakan diagnosis OEA pada anak dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.
Anamnesis: Gejala OEA biasanya muncul dengan cepat, umumnya dalam 48 jam hingga tiga minggu terakhir. Keluhan utama yang sering disampaikan adalah otalgia (nyeri telinga) yang bisa sangat hebat, pruritus (rasa gatal), dan rasa penuh atau tersumbat di telinga. Gejala lain yang mungkin menyertai meliputi gangguan pendengaran konduktif temporer, nyeri pada rahang saat mengunyah, atau otorrhea (keluarnya sekret atau cairan dari telinga). Adanya demam (terutama jika >38.3°C atau 101°F) atau pembesaran kelenjar getah bening regional dapat mengindikasikan adanya penyebaran infeksi di luar liang telinga.
Pemeriksaan Fisik & Otoskopi: Tanda yang paling khas dan sering dianggap patognomonik untuk OEA adalah adanya nyeri tekan pada tragus atau saat pinna (daun telinga) ditarik. Salah satu petunjuk diagnostik penting adalah nyeri hebat yang dirasakan pasien, yang seringkali terasa tidak sebanding dengan temuan inflamasi ringan yang terlihat pada otoskopi. Hal ini terjadi karena iritasi pada periosteum yang sangat sensitif di bawah lapisan kulit tipis liang telinga bagian tulang , suatu ciri khas OEA yang membedakannya dari penyebab otalgia lain. Pemeriksaan otoskopi akan memperlihatkan liang telinga (EAC) yang mengalami edema (bengkak) dan eritema (kemerahan). Mungkin juga ditemukan adanya debris atau sekret berwarna keputihan, kekuningan, atau keabu-abuan. Tingkat edema bervariasi, mulai dari ringan hingga menyebabkan sumbatan total pada liang telinga. Membran timpani (MT) mungkin tampak ikut eritema atau bahkan sulit untuk divisualisasi secara utuh akibat edema atau debris yang menutupi.
Gambar 1. Otoskopi pada Otitis Eksterna Akut. Tampak Edema dan Kemerahan pada Kanal
Klasifikasi Keparahan: Penilaian derajat keparahan OEA penting untuk memandu intensitas tatalaksana awal, terutama manajemen nyeri dan potensi intervensi tambahan:
Ringan: Ditandai dengan pruritus, rasa tidak nyaman ringan, dan edema minimal pada EAC.
Sedang: Edema EAC cukup signifikan hingga menyebabkan sumbatan parsial pada liang telinga.
Berat: Edema EAC menyebabkan sumbatan total liang telinga, disertai nyeri yang sangat hebat, dan seringkali diikuti demam serta limfadenopati regional.
Gambar 2. Foto Klinis Otitis Eksterna. Tampak EAC dengan cairan serous pada tragus dan material purulent pada kanal
3. Diagnosis Banding: Membedakan OEA vs OMA dengan Perforasi dan Kondisi Lain
Mengingat gejala OEA dapat tumpang tindih dengan kondisi lain, penting untuk mempertimbangkan diagnosis banding secara cermat karena tatalaksananya dapat berbeda. Kondisi yang perlu dibedakan antara lain furunkulosis (bisul di liang telinga), otitis eksterna kronik, otomycosis (infeksi jamur), herpes zoster oticus (Ramsay Hunt Syndrome), otitis media akut (OMA) dengan perforasi membran timpani, dermatitis kontak, adanya benda asing di liang telinga, hingga kemungkinan keganasan.
Pemeriksaan kultur swab dari liang telinga umumnya tidak diindikasikan pada kasus OEA tanpa komplikasi. Namun, kultur bakteri dianjurkan pada kasus yang rekuren, resisten terhadap pengobatan awal, atau pada pasien dengan kondisi imunokompromais. Jika dicurigai infeksi jamur (misalnya karena tidak ada respons terhadap antibiotik atau tampak hifa pada otoskopi), kultur jamur dapat dipertimbangkan.
Fokus utama diagnosis banding pada anak, terutama yang datang dengan keluhan otorrhea (keluarnya cairan dari telinga), adalah membedakan antara OEA dengan OMA disertai perforasi membran timpani. Perbedaan kunci antara keduanya adalah:
OEA: Nyeri tekan pada tragus atau pinna biasanya positif (+). Nyeri dirasakan superfisial namun bisa sangat hebat. Liang telinga tampak edema dan eritema. Jika membran timpani dapat divisualisasi, umumnya intak (utuh). Sekret (jika ada) berasal dari peradangan kulit liang telinga. Pemeriksaan otoskopi pneumatik (jika MT terlihat jelas) akan menunjukkan mobilitas membran timpani yang normal.
OMA dengan Perforasi MT: Nyeri tekan pada tragus atau pinna biasanya negatif (-). Nyeri cenderung dirasakan lebih dalam. Liang telinga bisa tampak normal atau sedikit edema sekunder akibat iritasi sekret. Temuan kunci adalah adanya perforasi pada membran timpani. Sekret bersifat purulen dan berasal dari kavum timpani (telinga tengah). Otoskopi pneumatik akan menunjukkan mobilitas membran timpani yang berkurang atau hilang karena adanya efusi di telinga tengah.
Dalam praktik, membedakan kedua kondisi ini bisa menjadi tantangan, terutama jika liang telinga sangat bengkak atau penuh dengan sekret sehingga visualisasi membran timpani terhalang. Jika terdapat keraguan diagnostik, pendekatan yang bijaksana adalah mempertimbangkan kemungkinan kedua kondisi tersebut ada, terutama dalam hal pemilihan terapi obat tetes telinga. Pilihlah agen topikal yang diketahui aman untuk digunakan pada telinga tengah jika terdapat kemungkinan perforasi.
4. Prinsip Utama Terapi Otitis Eksterna pada Anak: Fokus pada Nyeri dan Terapi Topikal
Tatalaksana OEA pada anak bersifat multifaset, mencakup manajemen nyeri, pembersihan liang telinga jika diperlukan, dan pemberian terapi antimikroba topikal.
Manajemen Nyeri: Nyeri merupakan keluhan utama pada OEA dan bisa sangat mengganggu aktivitas anak. Oleh karena itu, penilaian dan penanganan nyeri yang adekuat adalah langkah krusial dalam tatalaksana. Berikan analgesik sistemik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri:
Nyeri Ringan hingga Sedang: Acetaminophen atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) umumnya cukup efektif.
Nyeri Berat: Dapat dipertimbangkan pemberian analgesik opioid (seperti codeine, oxycodone, atau hydrocodone) untuk jangka waktu pendek dan dalam jumlah terbatas. Penting untuk mengedukasi orang tua bahwa nyeri seharusnya mulai berkurang secara signifikan dalam 48 hingga 72 jam setelah terapi topikal dimulai. Jika nyeri tidak membaik dalam rentang waktu tersebut, diperlukan evaluasi ulang. Manajemen nyeri yang proaktif tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan topikal.
Pembersihan Liang Telinga (Aural Toilet): Debris, sekret, atau serumen yang menyumbat liang telinga dapat menghalangi penetrasi obat tetes topikal dan mengganggu proses penyembuhan. Jika liang telinga tersumbat, pembersihan secara hati-hati (aural toilet) diindikasikan. Teknik yang direkomendasikan adalah penyedotan (suction) lembut atau pembersihan menggunakan kapas lidi steril secara perlahan (dry mopping) oleh klinisi yang berpengalaman. Penting untuk dihindari melakukan irigasi atau flushing (penyemprotan cairan) jika terdapat kecurigaan atau konfirmasi adanya perforasi membran timpani, karena berisiko memasukkan infeksi ke telinga tengah. Jika edema liang telinga sangat hebat sehingga menghalangi visualisasi, pembersihan, atau penetrasi obat, pertimbangkan pemasangan ear wick (semacam tampon kecil dari bahan kasa atau selulosa terkompresi) ke dalam liang telinga. Wick ini berfungsi sebagai konduit untuk menghantarkan obat tetes ke seluruh permukaan liang telinga yang meradang. Meskipun secara logis bermanfaat, bukti dari uji klinis acak terkontrol (RCT) berkualitas tinggi mengenai efektivitas aural toilet dan wick masih terbatas.
Terapi Lini Pertama: Obat Tetes Telinga (Topikal): Rekomendasi kuat dari berbagai panduan praktik klinis internasional adalah penggunaan terapi antimikroba topikal (dengan atau tanpa kortikosteroid) sebagai modalitas pengobatan utama dan lini pertama untuk OEA difus tanpa komplikasi. Keunggulan utama terapi topikal adalah kemampuannya mencapai konsentrasi obat yang sangat tinggi (bisa 100 hingga 1000 kali lipat dibandingkan terapi sistemik) langsung di lokasi infeksi. Konsentrasi tinggi ini efektif untuk mengeradikasi patogen penyebab, termasuk yang mungkin resisten terhadap antibiotik sistemik, sekaligus meminimalkan risiko efek samping sistemik dan perkembangan resistensi antibiotik.
Gambar 3. Manajemen Otitis Eksterna
5. Pilihan Obat Tetes Telinga: Efikasi, Keamanan, dan Pertimbangan Praktis
Berbagai jenis obat tetes telinga tersedia untuk OEA. Secara umum, sebagian besar sediaan antimikroba topikal, baik tunggal maupun kombinasi dengan kortikosteroid, menunjukkan efikasi yang baik, dengan tingkat resolusi klinis mencapai 65% hingga 90% dalam waktu 7 hingga 10 hari pada kasus OEA tanpa komplikasi.
Tidak ada bukti konsisten yang menunjukkan superioritas signifikan satu kelas obat dibandingkan kelas lain dalam hal tingkat kesembuhan akhir untuk OEA tanpa komplikasi. Oleh karena itu, pemilihan agen spesifik sebaiknya didasarkan pada pertimbangan efikasi, profil keamanan (terutama risiko ototoksisitas), potensi efek samping lain (misalnya reaksi alergi), kemudahan penggunaan yang mempengaruhi kepatuhan (frekuensi dosis), dan ketersediaan serta biaya.
Antibiotik + Kortikosteroid: Kombinasi ini merupakan pilihan yang sering diresepkan dan didukung oleh bukti klinis. Penambahan kortikosteroid (seperti hidrokortison atau deksametason) bertujuan untuk mengurangi inflamasi, edema, dan sekresi, serta dapat mempercepat peredaan nyeri telinga. Meskipun beberapa analisis tidak menemukan perbedaan signifikan dalam tingkat kesembuhan akhir dibandingkan antibiotik saja , kombinasi antibiotik-steroid terbukti secara konsisten lebih unggul dibandingkan plasebo atau penggunaan asam asetat saja.
Golongan Kuinolon (Ofloxacin, Ciprofloxacin):
Spektrum & Efikasi: Kuinolon memiliki spektrum luas yang efektif melawan patogen OEA tersering, yaitu P. aeruginosa dan S. aureus. Efikasinya sebanding dengan agen topikal lain pada OEA tanpa komplikasi.
Keunggulan Utama (Keamanan): Profil keamanan Kuinolon merupakan keunggulan signifikan, terutama pada populasi pediatrik. Golongan ini tidak bersifat ototoksik dan dianggap aman untuk digunakan meskipun terdapat perforasi membran timpani atau terpasang tympanostomy tube. Kuinolon adalah satu-satunya kelas antibiotik topikal yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat untuk penggunaan di telinga tengah. Risiko terjadinya reaksi hipersensitivitas atau sensitisasi kontak juga dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan Neomisin. Mengingat potensi kesulitan dalam memastikan integritas membran timpani pada anak dengan liang telinga yang bengkak atau penuh sekret , serta risiko ototoksisitas permanen dari beberapa agen jika terjadi perforasi , pemilihan obat tetes telinga yang aman untuk telinga tengah menjadi pertimbangan krusial. Golongan kuinolon menawarkan profil keamanan yang unggul dalam konteks ini.
Contoh Sediaan: Ofloxacin 0.3% , Ciprofloxacin 0.2% dengan atau tanpa Hydrocortisone 1% , Ciprofloxacin 0.3% dengan Dexamethasone 0.1% (misalnya, merk Ciprodex).
Kombinasi Polimiksin B / Neomisin / Hidrokortison (NPH):
Efikasi: Merupakan kombinasi klasik yang sering digunakan dan menunjukkan efikasi yang sebanding dengan Kuinolon pada kasus OEA tanpa komplikasi.
Kelemahan (Keamanan & Kepatuhan): Kombinasi ini mengandung Neomisin, suatu antibiotik golongan aminoglikosida, yang memiliki potensi ototoksik jika masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani. Oleh karena itu, penggunaannya dikontraindikasikan atau memerlukan perhatian khusus jika integritas membran timpani tidak dapat dipastikan atau diketahui tidak intak. Selain itu, Neomisin juga dikenal dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas atau sensitisasi kontak pada beberapa individu. Frekuensi pemberian dosisnya juga lebih sering (3 hingga 4 kali sehari), yang berpotensi mempengaruhi kepatuhan pasien.
Asam Asetat (Acetic Acid):
Mekanisme & Efikasi: Bekerja dengan cara menurunkan pH liang telinga, menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan bakteri. Dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan hidrokortison. Efikasinya mungkin sebanding dengan antibiotik/steroid pada minggu pertama pengobatan, namun cenderung lebih lambat atau kurang efektif jika pengobatan perlu dilanjutkan lebih dari satu minggu. Jika digunakan sebagai monoterapi, efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kombinasi antibiotik/steroid.
Keterbatasan: Tidak direkomendasikan jika terdapat perforasi membran timpani karena pH-nya yang rendah dapat menyebabkan iritasi atau nyeri. Frekuensi dosisnya cukup sering (biasanya 4 hingga 6 kali sehari). Asam asetat juga dapat digunakan sebagai agen profilaksis untuk mencegah kekambuhan OEA.
Tabel Perbandingan Obat Tetes Telinga Umum untuk OEA pada Anak
Nama Obat/Kombinasi Contoh | Bahan Aktif Utama | Frekuensi Dosis Khas | Keamanan pada MT Perforasi | Keunggulan Utama | Kelemahan/Risiko Utama |
Ofloxacin 0.3% | Ofloxacin (Kuinolon) | 1x sehari | Ya | Non-ototoksik, dosis 1x/hari, risiko alergi rendah | - |
Ciprofloxacin 0.3% / Dexamethasone 0.1% (misal: Ciprodex) | Ciprofloxacin (Kuinolon), Dexamethasone (Steroid) | 2x sehari | Ya | Non-ototoksik, kombinasi antibiotik+steroid | - |
Ciprofloxacin 0.2% / Hydrocortisone 1% (misal: Cipro HC) | Ciprofloxacin (Kuinolon), Hydrocortisone (Steroid) | 2x sehari | Ya | Non-ototoksik, kombinasi antibiotik+steroid | - |
Neomycin / Polymyxin B / Hydrocortisone (NPH) | Neomycin (Aminoglikosida), Polymyxin B, Hydrocortisone (Steroid) | 3-4x sehari | Tidak/Perhatian | Kombinasi antibiotik+steroid | Risiko Ototoksik, risiko alergi Neomycin, dosis sering |
Asam Asetat 2% +/- Hydrocortisone 1% | Asam Asetat, (Hydrocortisone) | 4-6x sehari | Tidak/Perhatian | Mengasamkan liang telinga, bisa untuk profilaksis | Kurang efektif jika >1 minggu, iritatif, dosis sering |
Catatan: Tabel ini menyajikan ringkasan berdasarkan data yang tersedia. Selalu rujuk pada informasi produk spesifik dan pertimbangkan kondisi klinis pasien.
6. Dosis Obat Otitis Eksterna pada Anak dan Cara Pemberian yang Tepat
Pemberian dosis dan cara penggunaan obat tetes telinga yang benar sangat penting untuk mencapai hasil terapi yang optimal dan memastikan kepatuhan pasien atau orang tua.
Durasi Pengobatan: Durasi standar pengobatan topikal untuk OEA adalah 7 hingga 10 hari. Meskipun perbaikan gejala seringkali terlihat dalam waktu sekitar 6 hari , sangat penting untuk menyelesaikan seluruh durasi pengobatan yang diresepkan untuk memastikan eradikasi infeksi secara tuntas dan mencegah kekambuhan. Jika gejala masih menetap setelah dua minggu pengobatan, pasien perlu dievaluasi kembali.
Dosis Spesifik Berdasarkan Sediaan (Contoh):
Ofloxacin 0.3% Otic Solution:
Anak usia 6 bulan hingga 13 tahun: 5 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, satu kali sehari selama 7 hari.
Anak usia 13 tahun ke atas dan dewasa: 10 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, satu kali sehari selama 7 hari. (Catatan: Meskipun beberapa sumber lama mungkin menyebutkan dosis dua kali sehari , studi Fase III dan informasi peresepan terkini secara spesifik mendukung dosis satu kali sehari untuk OEA).
Ciprofloxacin 0.3% / Dexamethasone 0.1% Otic Suspension (misal: Ciprodex):
Anak usia 6 bulan ke atas dan dewasa: 4 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, dua kali sehari selama 7 hari.
Ciprofloxacin 0.2% / Hydrocortisone 1% Otic Suspension (misal: Cipro HC):
Anak-anak dan dewasa: 3 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, dua kali sehari selama 7 hari (beberapa sumber menyebut 7-10 hari).
Neomycin / Polymyxin B / Hydrocortisone (NPH) Otic Solution/Suspension:
Anak-anak: 3 hingga 4 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, tiga hingga empat kali sehari selama 7-10 hari.
Dewasa: 4 hingga 5 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, tiga hingga empat kali sehari selama 7-10 hari.
Asam Asetat 2% dengan atau tanpa Hydrocortisone 1%:
4 hingga 6 tetes, diteteskan ke telinga yang sakit, empat hingga enam kali sehari (atau 3x sehari menurut satu studi ).
Teknik Pemberian Obat Tetes Telinga yang Benar: Mengajarkan cara penggunaan yang tepat kepada pasien atau orang tua sangat penting :
Cuci Tangan: Pastikan tangan bersih sebelum memulai.
Hangatkan Botol: Genggam botol obat tetes di tangan selama satu hingga dua menit. Meneteskan larutan yang dingin ke telinga dapat menyebabkan pusing (vertigo).
Kocok Botol (jika suspensi): Beberapa sediaan (seperti Ciprodex, NPH suspension) berbentuk suspensi dan perlu dikocok dengan baik sebelum digunakan.
Bersihkan Telinga Luar: Jika ada sekret atau kotoran yang mudah dibersihkan di bagian luar telinga, bersihkan dengan lembut. Jangan memasukkan cotton bud atau benda lain ke dalam liang telinga.
Posisikan Pasien: Minta pasien berbaring miring dengan telinga yang sakit menghadap ke atas.
Teteskan Obat: Tarik daun telinga (pinna) dengan lembut untuk meluruskan liang telinga: ke arah atas dan belakang untuk anak usia >3 tahun dan dewasa, atau ke arah bawah dan belakang untuk bayi dan anak usia <3 tahun. Teteskan jumlah obat yang sesuai ke dalam liang telinga. Hindari ujung botol menyentuh telinga, jari, atau permukaan lain untuk mencegah kontaminasi.
Pertahankan Posisi: Minta pasien tetap dalam posisi miring selama minimal 1 hingga 5 menit setelah obat diteteskan. Ini memungkinkan obat mengalir dan melapisi seluruh liang telinga.
Pompa Tragus (Opsional pada OEA): Menekan tragus secara perlahan sebanyak 4-5 kali setelah meneteskan obat dapat membantu distribusi obat ke dalam liang telinga. Teknik ini lebih krusial untuk OMA dengan tube atau perforasi guna mendorong obat ke telinga tengah.
7. Peran Terbatas Antibiotik Sistemik pada OEA Anak
Salah satu pesan penting dalam tatalaksana OEA adalah penggunaan antibiotik sistemik (oral maupun intravena) yang sangat terbatas. Berbagai panduan praktik klinis secara tegas menyatakan bahwa antibiotik sistemik tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk kasus OEA difus yang tidak mengalami komplikasi.
Penggunaan antibiotik sistemik yang tidak tepat pada OEA tidak hanya meningkatkan risiko efek samping dan resistensi antibiotik secara umum, tetapi juga terbukti tidak lebih efektif dibandingkan terapi topikal untuk infeksi yang terlokalisir di liang telinga. Studi menunjukkan bahwa peresepan antibiotik oral yang tidak perlu, terutama yang tidak memiliki cakupan terhadap patogen OEA umum seperti Pseudomonas, masih sering terjadi di layanan primer.
Antibiotik sistemik hanya diindikasikan pada kondisi-kondisi spesifik berikut :
Adanya Perluasan Infeksi: Jika infeksi telah menyebar keluar dari batas liang telinga, misalnya menyebabkan selulitis pada pinna atau kulit wajah di sekitarnya, perikondritis, atau limfadenitis servikal yang signifikan.
Faktor Risiko pada Pasien: Adanya kondisi penyerta yang meningkatkan risiko komplikasi atau penyebaran infeksi, seperti:
Diabetes melitus (terutama yang tidak terkontrol).
Status imunokompromais (misalnya, pasien HIV/AIDS, pasien kemoterapi).
Riwayat radioterapi pada area kepala dan leher.
OEA Berat dengan Gejala Sistemik: Kasus OEA yang sangat berat dengan sumbatan total liang telinga disertai demam tinggi atau tanda-tanda penyakit sistemik lainnya.
Kecurigaan Necrotizing (Malignant) Otitis Externa (NOE): Ini adalah kondisi serius yang ditandai dengan nyeri hebat, adanya jaringan granulasi atau nekrotik di liang telinga, dan berpotensi menyebabkan osteomielitis tulang temporal serta kelumpuhan saraf kranial. NOE merupakan kegawatdaruratan yang memerlukan rujukan segera ke spesialis THT dan terapi antibiotik intravena agresif.
Adanya Otitis Media Akut (OMA) Penyerta: Jika terdapat bukti klinis OMA bersamaan dengan OEA.
Membran Timpani Non-Intak atau Tympanostomy Tube: Beberapa panduan menyebutkan kondisi ini sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan untuk terapi sistemik , meskipun seringkali terapi topikal dengan golongan Kuinolon yang aman untuk telinga tengah sudah mencukupi.
Jika antibiotik sistemik memang diindikasikan, pemilihannya harus didasarkan pada kemungkinan patogen penyebab OEA, yaitu P. aeruginosa dan S. aureus. Antibiotik golongan Fluoroquinolon oral (seperti Ciprofloxacin) sering menjadi pilihan karena memiliki aktivitas anti-pseudomonal yang baik.
Antibiotik seperti Amoksisilin atau Co-amoxiclav umumnya tidak adekuat untuk mengobati OEA karena kurangnya cakupan terhadap Pseudomonas. Menahan diri dari peresepan antibiotik oral rutin untuk OEA dan memahami indikasi spesifik serta pemilihan agen yang tepat adalah kunci praktik klinis yang baik dan mendukung program antibiotic stewardship.
8. Pencegahan Kekambuhan, Tindak Lanjut, dan Kapan Merujuk
Setelah OEA berhasil diatasi, langkah selanjutnya adalah memberikan edukasi mengenai pencegahan kekambuhan dan menentukan rencana tindak lanjut serta kriteria rujukan yang tepat.
Pencegahan Kekambuhan: Edukasi kepada orang tua mengenai langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk meminimalkan risiko OEA berulang :
Jaga Liang Telinga Tetap Kering: Sarankan penggunaan penyumbat telinga (earplug) yang pas saat berenang (penyumbat yang longgar justru dapat memerangkap air). Setelah berenang atau mandi, keringkan liang telinga dengan hati-hati menggunakan ujung handuk atau pengering rambut (hair dryer) dengan pengaturan panas terendah dan jarak yang aman. Miringkan kepala ke samping dapat membantu mengeluarkan sisa air.
Hindari Trauma: Ingatkan anak dan orang tua untuk tidak mengorek atau membersihkan liang telinga menggunakan cotton bud, jari, atau benda lainnya, karena ini dapat merusak lapisan pelindung kulit dan serumen serta menyebabkan luka mikro yang menjadi pintu masuk infeksi.
Atasi Kondisi Predisposisi: Jika anak memiliki kondisi kulit seperti eksim atau psoriasis yang mengenai area telinga, pastikan kondisi tersebut terkontrol dengan baik.
Profilaksis (Bukti Terbatas): Beberapa ahli menyarankan penggunaan tetes telinga profilaksis yang bersifat mengasamkan (seperti larutan asam asetat encer) atau mengandung alkohol setelah beraktivitas di air, namun bukti ilmiah berkualitas tinggi yang mendukung praktik ini masih terbatas.
Tindak Lanjut (Follow-up):
Respons Awal: Perbaikan klinis, terutama berkurangnya nyeri, diharapkan terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah memulai terapi topikal yang tepat. Jika tidak ada perbaikan dalam periode ini, pasien perlu dievaluasi kembali untuk memastikan diagnosis, kepatuhan pengobatan, dan menyingkirkan komplikasi.
Resolusi Gejala: Gejala OEA biasanya akan hilang sepenuhnya dalam waktu sekitar 6 hingga 10 hari dengan pengobatan yang adekuat. Penting untuk melanjutkan pengobatan sesuai durasi yang diresepkan meskipun gejala sudah membaik.
Evaluasi Lanjutan: Jika gejala OEA belum juga hilang setelah dua minggu menjalani terapi yang sesuai, pasien harus dievaluasi ulang. Pertimbangkan kemungkinan diagnosis banding lain (misalnya infeksi jamur, kondisi dermatologis kronik), resistensi bakteri, atau adanya komplikasi.
Indikasi Rujukan ke Spesialis THT: Tidak semua kasus OEA dapat ditangani sepenuhnya di layanan primer. Rujukan ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok (THT) diindikasikan pada situasi berikut :
Keraguan diagnosis atau diagnosis banding yang kompleks.
Kegagalan terapi lini pertama setelah durasi pengobatan yang adekuat dan kepatuhan yang baik.
Adanya kecurigaan komplikasi, seperti penyebaran infeksi ke jaringan sekitar (selulitis, perikondritis), mastoiditis, atau kecurigaan Necrotizing Otitis Externa (NOE).
Pasien dengan kondisi penyerta yang signifikan (misalnya imunokompromais, diabetes melitus yang tidak terkontrol) yang meningkatkan risiko komplikasi.
Kebutuhan intervensi seperti pembersihan liang telinga (aural toilet) secara menyeluruh atau pemasangan ear wick yang sulit atau tidak nyaman dilakukan oleh dokter umum.
Nyeri yang sangat hebat dan tidak terkontrol dengan analgesik standar.
Kecurigaan adanya infeksi jamur (otomycosis) yang tidak merespons pengobatan awal atau memerlukan pembersihan khusus.
Kesimpulan
Diagnosis dan Terapi Otitis Eksterna pada anak memerlukan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis onset cepat, gejala khas (otalgia, pruritus), dan temuan pemeriksaan fisik berupa nyeri tekan tragus/pinna serta inflamasi liang telinga pada otoskopi. Membedakan OEA dari OMA dengan perforasi merupakan langkah krusial.
Terapi lini pertama adalah obat tetes telinga topikal (antimikroba dengan atau tanpa kortikosteroid) selama 7-10 hari, didukung oleh manajemen nyeri yang adekuat. Mengingat tantangan diagnostik dan risiko ototoksisitas, obat tetes golongan Kuinolon (Ofloxacin, Ciprofloxacin) menawarkan profil keamanan yang lebih baik untuk penggunaan pada anak, terutama jika integritas membran timpani diragukan.
Dosis Obat Otitis Eksterna pada anak bervariasi tergantung jenis sediaan dan usia anak, dan teknik pemberian yang benar penting untuk efektivitas. Antibiotik sistemik memiliki peran yang sangat terbatas dan hanya diindikasikan pada kasus dengan komplikasi, penyebaran infeksi, atau faktor risiko spesifik pada pasien.
Edukasi mengenai pencegahan kekambuhan dan pemahaman mengenai kapan harus melakukan tindak lanjut atau merujuk ke spesialis THT melengkapi tatalaksana OEA yang komprehensif pada anak.
Clinical practice guideline: acute otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24491310/
Otitis Externa - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556055/
Otitis Externa: Investigation and Evidence-Based Treatment - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6522672/
Acute otitis externa in children - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3498014/
Acute otitis externa - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3567906/
Otitis externa - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3217807/
Pediatric Ear, Nose, and Throat Emergencies - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7126702/
Etiology, Diagnosis, Complications, and Management of Acute Otitis Media in Children, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9471510/
Clinical Practice Guideline: Acute Otitis Externa - Shasta Community Health Center, diakses Mei 3, 2025, https://shastahealth.org/sites/default/files/2024-01/acute_otitis_externa.pdf
External Otitis: An Unusual Presentation in Neonates - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5039303/
Treatment of acute otitis externa with ciprofloxacin otic 0.2% antibiotic ear solution - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3150478/
Otitis externa - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4466798/
Acute Otitis Externa: Rapid Evidence Review - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36791445/
Acute Otitis Externa: Rapid Evidence Review | AAFP, diakses Mei 3, 2025, https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2023/0200/acute-otitis-externa.html
Review article: Topical antibiotic treatments for acute otitis externa: Emergency care guidelines from an ear, nose and throat perspective - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9293151/
Treatment of otitis externa in children - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10935426/
Approach to otitis externa - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11477254/
Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention - AAFP, diakses Mei 3, 2025, https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2001/0301/p927.html
Otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17272526/
Otitis Externa, Otitis Media, and Mastoiditis - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7173526/
Otitis media - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7097351/
Clinical practice guideline: acute otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16638473/
Acute Otitis Media - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
Tympanic Membrane Perforation - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557887/
Management of acute otitis media in children six months of age and older - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4758427/
Acute Otitis Externa: Rapid Evidence Review - AAFP, diakses Mei 3, 2025, https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2023/0200/acute-otitis-externa.pdf
Acute otitis externa in children - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23152458/
Comparison of efficacy and safety of ciprofloxacin otic solution 0.2% versus polymyxin B-neomycin-hydrocortisone in the treatment of acute diffuse otitis externa* | Request PDF - ResearchGate, diakses Mei 3, 2025, https://www.researchgate.net/publication/23496012_Comparison_of_efficacy_and_safety_of_ciprofloxacin_otic_solution_02_versus_polymyxin_B-neomycin-hydrocortisone_in_the_treatment_of_acute_diffuse_otitis_externa
Full article: Treatment of acute otitis externa with ciprofloxacin otic 0.2% antibiotic ear solution - Taylor & Francis Online, diakses Mei 3, 2025, https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/TCRM.S6769
Interventions for acute otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20091565/
Clinical efficacy of three common treatments in acute otitis externa in primary care: randomised controlled trial - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC274056/
Topical Fluoroquinolones for Eye and Ear - AAFP, diakses Mei 3, 2025, https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2000/1015/p1870.html
Efficacy and safety of topical ciprofloxacin/dexamethasone versus neomycin/polymyxin B/hydrocortisone for otitis externa | Request PDF - ResearchGate, diakses Mei 3, 2025, https://www.researchgate.net/publication/8386653_Efficacy_and_safety_of_topical_ciprofloxacindexamethasone_versus_neomycinpolymyxin_Bhydrocortisone_for_otitis_externa
Ciprofloxacin 0.3%/dexamethasone 0.1% sterile otic suspension for the topical treatment of ear infections: a review of the literature - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19116600/
Otitis externa - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2907945/
A Systematic Review of the Effectiveness of Ofloxaxin Otic Solution for the Treatment of Suppurative Otitis Media | Request PDF - ResearchGate, diakses Mei 3, 2025, https://www.researchgate.net/publication/10692101_A_Systematic_Review_of_the_Effectiveness_of_Ofloxaxin_Otic_Solution_for_the_Treatment_of_Suppurative_Otitis_Media
Ofloxacin - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549837/
Ofloxacin otic solution: a review of its use in the management of ear infections - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10493278/
Ofloxacin Otic Solution 0.3% - DailyMed, diakses Mei 3, 2025, https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=8db221b1-32f3-f6ca-e404-71f56a860d08
Ciprofloxacin - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535454/
Otic Antibiotics Review, diakses Mei 3, 2025, https://www.medicaid.nv.gov/Downloads/provider/NVRx_DCR_20100624_Otic_Antibiotics.pdf
Label: CIPRODEX- ciprofloxacin and dexamethasone suspension - DailyMed, diakses Mei 3, 2025, https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=3e64e493-ef35-43b9-b08c-3c30fe4a7164
Ofloxacin Ear Drops: Uses, Side Effects, and Proper Dosage - Rupa Health, diakses Mei 3, 2025, https://www.rupahealth.com/post/ofloxacin-ear-drops-uses-side-effects-and-proper-dosage
Ofloxacin otic solution for treatment of otitis externa in children and adults - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9366699/
Ototoxicity of Topical Antibiotic Ear Drops in Chronic Suppurative Otitis Media in Humans: A Review of the Literature - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9855291/
Ofloxacin (otic): Pediatric drug information, diakses Mei 3, 2025, https://doctorabad.com/uptodate/d/topic.htm?path=ofloxacin-otic-pediatric-drug-information
Label: CIPRODEX- ciprofloxacin and dexamethasone suspension/ drops - DailyMed, diakses Mei 3, 2025, https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=3e2cf3ea-a8f2-42e3-8424-9a6d6f0a4cb3
Label: CIPROFLOXACIN AND DEXAMETHASONE suspension/ drops - DailyMed, diakses Mei 3, 2025, https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=f07cf7d6-c233-884e-342d-c6c8cd2c8438
Efficacy and safety of topical ciprofloxacin/dexamethasone versus neomycin/polymyxin B/hydrocortisone for otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15324520/
Efficacy of ofloxacin otic solution once daily for 7 days in the treatment of otitis externa: a multicenter, open-label, phase III trial - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15336469/
Efficacy and safety of ofloxacin and its combination with dexamethasone in chronic suppurative otitis media. A randomised, double blind, parallel group, comparative study - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4443576/
A Systematic Review of Antibiotic Prescription for Acute Otitis Externa - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8076578/
Acute otitis externa | Paediatrics & Child Health - Oxford Academic, diakses Mei 3, 2025, https://academic.oup.com/pch/article/18/2/96/2647038
When to refer: Validating the Evidence-based Acute Otitis Externa Referral Score (EARS). Our experience of 287 cases of otitis externa in primary care - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30786146/