9 Jul 2025 • Pediatri
Otitis Eksterna Akut (AOE) merupakan kondisi peradangan difus pada liang telinga luar (External Auditory Canal/EAC) yang sering dijumpai pada populasi pediatri. Kondisi ini sering disebut sebagai "swimmer's ear" karena prevalensinya yang meningkat pada anak-anak usia 5 hingga 14 tahun, terutama selama musim panas atau setelah paparan air yang berkepanjangan.
Faktor predisposisi lain meliputi kelembaban tinggi, trauma lokal pada liang telinga (misalnya akibat penggunaan cotton buds), gangguan pada lapisan pelindung serumen, atau kondisi dermatologis lainnya yang membuat epitel liang telinga rentan terhadap infeksi. Diagnosis AOE ditegakkan secara klinis berdasarkan onset gejala yang cepat, biasanya dalam 48 jam, berupa inflamasi pada EAC.
Gejala khas meliputi otalgia (nyeri telinga), rasa gatal, rasa penuh di telinga, nyeri rahang, dan terkadang penurunan pendengaran konduktif. Pada pemeriksaan fisik, tanda yang umum ditemukan adalah nyeri tekan pada tragus atau pinna, edema dan eritema difus pada liang telinga, serta otorrhea (keluarnya cairan dari telinga).
Demam dan limfadenopati regional juga dapat menyertai. Tingkat keparahan AOE bervariasi, mulai dari rasa tidak nyaman ringan dengan sedikit edema hingga nyeri hebat dengan sumbatan total liang telinga akibat edema. Sebagian besar kasus AOE bersifat unilateral.
Gambar 1. Otitis Eksterna. Peradangan pada EAC dengan cariran serous dan material purulent di dalam kanal
Penting bagi dokter umum untuk membedakan AOE dari penyebab otalgia dan otorrhea lainnya, seperti otitis media akut (OMA) dengan perforasi membran timpani, furunkulosis, otitis eksterna maligna (terutama pada pasien diabetes atau imunokompromais), otomikosis, atau benda asing di liang telinga, karena masing-masing memerlukan penatalaksanaan yang berbeda.
Pemeriksaan otoskopi yang cermat sangat krusial. Jika membran timpani intak namun ditemukan inflamasi pada EAC, kecurigaan kuat mengarah pada AOE. Panduan klinis terkini, seperti yang berasal dari Amerika Serikat, merekomendasikan terapi topikal sebagai lini pertama untuk AOE uncomplicated (tanpa komplikasi) dan umumnya tidak menyarankan penggunaan antibiotik sistemik pada kasus awal.
Pilihan terapi topikal seringkali berupa kombinasi antibiotik-steroid yang diberikan selama 7 hingga 10 hari. Selain terapi antimikroba, manajemen nyeri yang adekuat juga merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan AOE.
Kemampuan dokter untuk mengidentifikasi kasus AOE yang uncomplicated dari yang complicated (misalnya, adanya perforasi membran timpani, diabetes, status imunokompromais, edema berat yang menyumbat liang telinga, atau kecurigaan otitis eksterna nekrotikans/maligna) sangatlah fundamental.
Pengenalan faktor-faktor penyulit ini akan menentukan apakah terapi topikal standar memadai atau diperlukan manajemen lain, termasuk potensi rujukan ke spesialis THT. Keterkaitan AOE dengan paparan air ("swimmer's ear") juga menjadi petunjuk anamnesis yang berguna dan dasar edukasi pasien mengenai pencegahan.
Di antara berbagai pilihan terapi topikal, Ofloxacin tetes telinga 0.3% (0.3%) muncul sebagai opsi yang rasional dan didukung oleh bukti klinis untuk penanganan AOE pada anak. Ofloxacin adalah antibiotik golongan fluoroquinolone yang bekerja dengan menghambat DNA gyrase bakteri, sebuah enzim topoisomerase esensial untuk replikasi DNA bakteri.
Obat ini memiliki aktivitas spektrum luas in vitro terhadap sebagian besar patogen umum penyebab AOE, termasuk Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Pemberian secara topikal memungkinkan tercapainya konsentrasi obat yang sangat tinggi langsung di lokasi infeksi di liang telinga.
Sejumlah uji klinis telah menunjukkan efikasi Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga dalam mengobati AOE. Studi-studi ini melaporkan angka kesembuhan klinis yang tinggi, berkisar antara 80% hingga lebih dari 95% pada anak-anak maupun dewasa. Beberapa penelitian komparatif menunjukkan bahwa efikasi Ofloxacin sebanding dengan sediaan topikal kombinasi standar lainnya, seperti Neomycin/Polymyxin B/Hydrocortisone (misalnya, Cortisporin).
Bahkan, beberapa tinjauan sistematis (meskipun fokus utamanya pada otitis media supuratif) mengindikasikan bahwa Ofloxacin mungkin memiliki angka kesembuhan keseluruhan yang lebih tinggi dibandingkan antibiotik topikal atau sistemik lainnya.
Salah satu keunggulan praktis Ofloxacin adalah kemudahan regimen dosisnya. Studi menunjukkan bahwa Ofloxacin 0.3% (0.3%) efektif bila diberikan sekali sehari selama 7 hari untuk AOE. Regimen sekali sehari ini menawarkan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan regimen lama yang memerlukan pemberian 4 kali sehari (QID), seperti pada penggunaan Cortisporin.
Kemudahan dosis ini berpotensi meningkatkan kepatuhan pasien atau orang tua dalam memberikan pengobatan, yang merupakan faktor penting untuk keberhasilan terapi. Aspek penting lainnya adalah profil keamanan Ofloxacin tetes telinga, terutama terkait ototoksisitas.
Berbeda dengan beberapa agen antibiotik topikal lain, seperti golongan aminoglikosida (contohnya Neomycin yang terkandung dalam Cortisporin), Ofloxacin tidak terbukti menyebabkan ototoksisitas pada studi hewan maupun uji klinis pada manusia. Ketiadaan risiko ototoksisitas ini merupakan keuntungan signifikan, terutama dalam praktik dokter umum dimana perforasi membran timpani yang kecil atau tidak terduga mungkin tidak terdeteksi saat pemeriksaan awal.
Meskipun beberapa panduan umum menyatakan bahwa perbedaan efikasi antar sediaan ototopikal mungkin tidak terlalu besar , bukti spesifik mengenai Ofloxacin menunjukkan keunggulan yang jelas dalam hal profil keamanan (non-ototoksik) dan kenyamanan dosis (sekali sehari).
Walaupun angka kesembuhan klinis secara keseluruhan mungkin serupa dalam beberapa perbandingan langsung , aspek keamanan dan kemudahan penggunaan ini memberikan diferensiasi praktis yang relevan bagi dokter dalam memilih terapi.
Kombinasi antara efikasi yang terbukti, regimen dosis yang nyaman, dan profil keamanan yang baik (terutama non-ototoksisitas) menjadikan Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga sebagai pilihan lini pertama atau alternatif yang kuat dan berbasis bukti untuk tata laksana AOE uncomplicated pada anak.
Pemberian dosis yang tepat merupakan kunci keberhasilan terapi AOE dengan Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga. Berdasarkan data uji klinis dan informasi produk yang disetujui, rekomendasi dosis spesifik untuk Dosis Obat Otitis Eksterna pada Anak adalah sebagai berikut:
Untuk pasien anak usia 6 bulan hingga kurang dari 13 tahun: Dosis yang direkomendasikan adalah Lima (5) tetes (setara dengan 0.25 mL atau 0.75 mg Ofloxacin) diteteskan ke dalam liang telinga yang sakit, satu kali sehari, selama tujuh (7) hari.
Untuk pasien usia 13 tahun ke atas (remaja dan dewasa): Dosis yang direkomendasikan adalah Sepuluh (10) tetes (setara dengan 0.5 mL atau 1.5 mg Ofloxacin) diteteskan ke dalam liang telinga yang sakit, satu kali sehari, selama tujuh (7) hari.
Penting untuk dicatat bahwa sediaan yang digunakan adalah Ofloxacin larutan otik dengan konsentrasi 0.3% (0.3%). Meskipun beberapa studi awal mungkin menggunakan regimen dua kali sehari (BID) , regimen sekali sehari (QD) selama 7 hari telah terbukti efektif untuk AOE dan merupakan dosis yang direkomendasikan saat ini.
Untuk memudahkan rujukan, berikut adalah rangkuman dosis dalam bentuk tabel:
Tabel 1: Dosis Obat Otitis Eksterna pada Anak dan Dewasa dengan Ofloxacin 0.3% Tetes Telinga
Kelompok Usia (Age Group) | Dosis (Dosage) | Frekuensi (Frequency) | Durasi (Duration) | Referensi (Reference) |
6 bulan - <13 tahun (6 months - <13 years) | 5 tetes (0.25 mL) | Sekali Sehari (Once Daily) | 7 hari (7 days) | |
≥13 tahun (≥13 years) | 10 tetes (0.5 mL) | Sekali Sehari (Once Daily) | 7 hari (7 days) |
Perbedaan dosis berdasarkan batas usia (<13 tahun vs ≥13 tahun) merupakan poin klinis penting yang harus diperhatikan oleh dokter. Meskipun dasar fisiologis pasti untuk pembedaan ini tidak dirinci dalam sumber yang tersedia, kemungkinan berkaitan dengan variasi volume liang telinga seiring bertambahnya usia, sehingga penyesuaian dosis diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapeutik yang adekuat. Kepatuhan terhadap rekomendasi dosis sesuai usia ini krusial untuk efektivitas dan keamanan.
Selain itu, durasi terapi selama 7 hari untuk regimen sekali sehari pada AOE juga merupakan rekomendasi spesifik. Durasi ini berbeda dari yang mungkin digunakan pada studi-studi lama atau untuk indikasi lain, seperti OMA dengan tympanostomy tubes (10 hari) atau chronic suppurative otitis media (CSOM) (14 hari) , atau bahkan pada studi AOE awal yang menggunakan regimen berbeda (10 hari). Konsistensi durasi 7 hari pada studi yang mengevaluasi regimen sekali sehari dan dalam informasi produk menunjukkan bahwa ini adalah durasi optimal yang direkomendasikan untuk terapi AOE uncomplicated dengan Ofloxacin 0.3% (0.3%) sekali sehari.
Secara umum, Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga menunjukkan profil keamanan yang baik dan dapat ditoleransi dengan baik pada populasi pediatri ketika digunakan sesuai indikasi AOE. Absorpsi sistemik obat setelah pemberian topikal ke liang telinga sangat terbatas , sehingga risiko efek samping sistemik yang signifikan cenderung rendah.
Efek samping yang paling sering dilaporkan dalam uji klinis bersifat lokal dan umumnya ringan hingga sedang. Ini termasuk reaksi pada tempat aplikasi seperti pruritus (rasa gatal) , rasa tidak nyaman atau nyeri telinga yang mungkin sedikit meningkat sesaat setelah aplikasi , dan reaksi kulit lokal lainnya. Rasa pahit di mulut juga pernah dilaporkan, terutama pada pasien dengan membran timpani yang tidak intak, yang memungkinkan obat masuk ke telinga tengah dan tuba Eustachius.
Namun, kejadian efek samping secara keseluruhan tergolong rendah; sebuah studi besar melaporkan efek samping hanya pada sekitar 3% pasien. Insidensi efek samping ini sebanding atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan sediaan antibiotik topikal lainnya.
Keunggulan keamanan yang paling menonjol dari Ofloxacin tetes telinga adalah tidak adanya bukti ototoksisitas. Studi pada hewan dan uji klinis pada manusia secara konsisten menunjukkan bahwa Ofloxacin tidak merusak struktur telinga dalam atau saraf pendengaran.
Hal ini memberikan keuntungan keamanan yang signifikan dibandingkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik golongan aminoglikosida (seperti Neomycin atau Gentamicin), yang diketahui memiliki potensi ototoksik.
Ketiadaan risiko ototoksisitas ini sangat relevan dalam praktik klinis, terutama pada anak-anak dimana fungsi pendengaran sangat vital untuk perkembangan bahasa dan kognitif, dan dimana pemeriksaan membran timpani mungkin sulit atau perforasi kecil bisa terlewatkan.
Meskipun Ofloxacin topikal memiliki absorpsi sistemik minimal, perlu diingat bahwa semua obat golongan fluoroquinolone (termasuk yang diberikan secara sistemik) memiliki peringatan terkait potensi reaksi hipersensitivitas (anafilaksis) yang serius, meskipun jarang, dan terkadang terjadi setelah dosis pertama.
Selain itu, fluoroquinolone sistemik juga dikaitkan dengan efek samping serius lainnya seperti tendinitis/ruptur tendon, neuropati perifer, dan efek pada sistem saraf pusat. Namun, risiko-risiko ini utamanya terkait dengan penggunaan sistemik dan umumnya tidak menjadi perhatian utama pada penggunaan Ofloxacin tetes telinga karena paparan sistemik yang rendah. Ofloxacin tetes telinga telah disetujui penggunaannya untuk AOE pada anak mulai usia 6 bulan.
Sebagai perbandingan, meskipun kombinasi antibiotik-steroid sering digunakan dan efektif untuk AOE , beberapa studi mencatat adanya kekhawatiran teoritis mengenai potensi pertumbuhan jamur berlebih (fungal overgrowth) akibat penggunaan steroid topikal di telinga. Penggunaan Ofloxacin sebagai agen tunggal (tanpa steroid) dapat menghindari risiko teoritis ini.
Profil keamanan Ofloxacin tetes telinga yang konsisten (efek samping lokal ringan, absorpsi sistemik rendah, non-ototoksik) yang teramati dalam studi-studi yang melibatkan berbagai kondisi telinga (AOE, OMA dengan tubes, CSOM) semakin memperkuat keyakinan akan keamanannya bila digunakan secara tepat untuk indikasi AOE uncomplicated pada anak.
Teknik pemberian obat tetes telinga yang benar sangat penting untuk memastikan obat mencapai area target di liang telinga luar dan memberikan efek terapeutik yang maksimal. Dokter umum sebaiknya memberikan instruksi yang jelas kepada orang tua atau pengasuh mengenai cara penggunaan Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga. Berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan berdasarkan sumber yang tersedia :
Cuci Tangan: Pastikan orang yang akan memberikan obat mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air.
Hangatkan Larutan: Hangatkan botol obat dengan menggenggamnya di tangan selama satu atau dua menit sebelum digunakan. Langkah ini penting untuk menghindari rasa pusing atau tidak nyaman yang dapat timbul akibat meneteskan larutan dingin ke dalam telinga. Menghindari ketidaknyamanan ini dapat secara signifikan meningkatkan kepatuhan anak terhadap pengobatan.
Posisikan Pasien: Minta pasien (anak) untuk berbaring miring dengan telinga yang sakit menghadap ke atas. Posisi ini memungkinkan obat mengalir masuk ke dalam liang telinga dengan bantuan gravitasi.
Teteskan Obat: Teteskan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (5 tetes untuk anak usia 6 bulan hingga <13 tahun dengan AOE) ke dalam liang telinga.
Pertahankan Posisi: Minta pasien untuk tetap dalam posisi berbaring miring selama lima menit setelah obat diteteskan. Waktu tunggu ini krusial untuk memastikan obat memiliki kontak yang cukup lama dengan dinding liang telinga yang meradang dan dapat berpenetrasi secara adekuat, sehingga memaksimalkan efektivitas terapi lokal.
Ulangi Jika Perlu: Jika kedua telinga memerlukan pengobatan, ulangi prosedur yang sama untuk telinga sebelahnya.
Perlu dicatat bahwa instruksi untuk memompa tragus (menekan tragus ke arah dalam sebanyak 4 kali) secara spesifik disebutkan dalam sumber untuk indikasi OMA dengan tympanostomy tubes atau CSOM dengan perforasi membran timpani, dengan tujuan membantu penetrasi obat ke telinga tengah.
Untuk penanganan AOE (dimana membran timpani diasumsikan intak pada kasus uncomplicated), penekanan utama adalah mempertahankan posisi miring selama lima menit untuk memastikan distribusi obat yang baik di liang telinga luar.
Pada kasus AOE dengan edema liang telinga yang berat (sedang hingga berat) yang dapat menghalangi penetrasi obat tetes, pemasangan ear wick (semacam tampon kecil dari bahan hydrocellulose atau kasa pita) mungkin diperlukan. Wick dimasukkan ke dalam liang telinga dan dibasahi secara berkala dengan obat tetes untuk memfasilitasi penghantaran obat ke area yang lebih dalam. Prosedur ini mungkin memerlukan keahlian khusus atau rujukan.
Penatalaksanaan Otitis Eksterna Akut (AOE) uncomplicated pada anak merupakan tantangan umum dalam praktik dokter umum. Berdasarkan bukti klinis yang tersedia dari sumber-sumber terindeks PubMed, Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga sekali sehari menawarkan pilihan terapi yang efektif, aman, dan nyaman.
Berikut adalah poin-poin kunci yang perlu diingat oleh dokter umum:
Diagnosis Tepat: Pastikan diagnosis AOE ditegakkan berdasarkan anamnesis (onset cepat <48 jam, nyeri, gatal, rasa penuh) dan pemeriksaan fisik (nyeri tekan tragus/pinna, edema/eritema liang telinga, otorrhea). Bedakan dari kondisi lain, terutama OMA dengan perforasi, melalui otoskopi. Identifikasi kasus uncomplicated yang cocok untuk terapi topikal standar.
Pilihan Terapi: Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga merupakan pilihan rasional berbasis bukti, menunjukkan efikasi tinggi , profil keamanan yang baik (terutama non-ototoksik) , dan regimen dosis sekali sehari yang nyaman. Keunggulan ini, khususnya non-ototoksisitas, menjadikannya pilihan yang menarik dibandingkan beberapa agen topikal lama.
Dosis yang Tepat: Patuhi rekomendasi Dosis Obat Otitis Eksterna pada Anak untuk Ofloxacin 0.3% (0.3%) pada pasien usia 6 bulan hingga <13 tahun: 5 tetes, sekali sehari, selama 7 hari. Untuk usia ≥13 tahun, dosisnya adalah 10 tetes, sekali sehari, selama 7 hari.
Administrasi Benar: Edukasi orang tua/pengasuh mengenai teknik pemberian yang benar, termasuk menghangatkan botol dan mempertahankan posisi miring selama 5 menit setelah penetesan, sangat penting untuk efektivitas dan kepatuhan.
Manajemen Nyeri: Jangan lupakan manajemen nyeri sebagai komponen integral terapi AOE. Rekomendasikan analgesik (misalnya, parasetamol atau ibuprofen) sesuai tingkat keparahan nyeri.
Hindari Antibiotik Sistemik (Umumnya): Untuk kasus AOE uncomplicated, antibiotik sistemik umumnya tidak diperlukan sebagai terapi awal. Terapi topikal adalah pilihan utama.
Ekspektasi dan Tindak Lanjut: Sebagian besar kasus AOE merespon baik terhadap terapi topikal dalam 7-10 hari , dengan Ofloxacin menunjukkan angka kesembuhan tinggi dalam 7 hari. Evaluasi ulang jika tidak ada perbaikan atau jika timbul komplikasi, dan pertimbangkan rujukan ke spesialis THT jika diperlukan.
Gambar 2. Alur Manajemen Otitis Eksterna
Secara keseluruhan, Ofloxacin 0.3% (0.3%) tetes telinga sekali sehari memberikan solusi terapi yang kuat dan didukung bukti untuk AOE uncomplicated pada anak di layanan primer. Kemudahan penggunaan dan profil keamanannya yang baik, terutama ketiadaan risiko ototoksisitas, dapat menyederhanakan penatalaksanaan kondisi umum ini. Namun, penting bagi dokter umum untuk tetap melakukan penilaian klinis yang komprehensif, termasuk diagnosis yang akurat, manajemen nyeri yang adekuat, dan identifikasi kasus-kasus yang memerlukan pendekatan berbeda atau rujukan.
Acute otitis externa in children - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3498014/
Otitis Externa - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556055/
Approach to otitis externa - PMC, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11477254/
Clinical practice guideline: acute otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16638473/
Acute Otitis Media - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
Clinical practice guideline: acute otitis externa - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24491310/
Acute otitis externa in children - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23152458/
Ofloxacin Otic Solution 0.3% - DailyMed, diakses Mei 3, 2025, https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=8db221b1-32f3-f6ca-e404-71f56a860d08
Ofloxacin otic solution: a review of its use in the management of ear infections - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10493278/
Ofloxacin otic solution for treatment of otitis externa in children and adults - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9366699/
Efficacy of ofloxacin otic solution once daily for 7 days in the treatment of otitis externa: a multicenter, open-label, phase III trial - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15336469/
Ofloxacin - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 3, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549837/
A Systematic Review of the Effectiveness of Ofloxaxin Otic Solution for the Treatment of Suppurative Otitis Media | Request PDF - ResearchGate, diakses Mei 3, 2025, https://www.researchgate.net/publication/10692101_A_Systematic_Review_of_the_Effectiveness_of_Ofloxaxin_Otic_Solution_for_the_Treatment_of_Suppurative_Otitis_Media
A systematic review of the effectiveness of ofloxaxin otic solution for the treatment of suppurative otitis media - PubMed, diakses Mei 3, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12824733/
Efficacy and safety of ofloxacin and its combination with dexamethasone in chronic suppurative otitis media. A randomised, double blind, parallel group, comparative study - PMC - PubMed Central, diakses Mei 3, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4443576/