22 Jul 2015 • Internal Medicine
Gambar 1. Protokol Alur Kerja Diabetes Ketoasidosis (Gosmanov dkk, 2014)
Krisis hiperglikemia adalah kegawatdaruratan di bidang endokrinologi yang perlu mendapatkan perawatan intensif. Jumlahnya cukup banyak dan terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring peningkatan prevalensi Diabetes Mellitus (DM). Jika tidak mendapat perawatan yang sesuai, krisis hiperglikemia sering akan berakhir pada kematian.
Menentukan diagnosis krisis hiperglikemia dengan tepat, Diabetes Ketoasidosis (DKA) atau Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS), akan memberikan panduan untuk melakukan penatalaksanaan yang tepat pula. Diagnosis krisis hiperglikemia telah diulas pada artikel sebelumnya.
Terapi krisis hiperglikemia, DKA dan HHS, memiliki beberapa kesamaan. Namun, beberapa langkah spesifik memiliki perbedaan yang nyata. Menentukan diagnosis secara tepat, akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi.
Secara umum, tujuan terapi krisis hiperglikemia adalah
Sekitar 80% pasien DKA adalah pasien DM yang sudah teridentifikasi. Anamnesis tentang riwayat penyakit DM sebelumnya sangat penting untuk mengenali DKA.
Pada pasien DKA gejala yang sering muncul adalah nafas cepat dan dalam (Kussmaul), dehidrasi ringan-berat, kadang-kadang dijumpai dalam kondisi hipovolemia hingga syok. Muntah-muntah dan nyeri perut mungkin berhubungan dengan gejala gastroparesis diabetikum. Jangan lupa mencari faktor resiko infeksi, yang menyumbang 80% kasus DKA.
Setelah diagnosis DKA ditegakkan, selanjutnya perlu dipertimbangkan perawatan intensif, jika memungkinkan ICU. Prinsip manajemen DKA adalah:
Disarankan menggunakan larutan garam fisiologis (normal saline) untuk mengatasi dehidrasi. Kira-kira jumlah cairan yang hilang adalah 100 mL/kgBB, sehingga pada satu jam pertama diberikan 1-2 Liter, satu jam kedua diberikan 1 liter, begitu seterusnya sesuai protokol.
Insulin diberikan sesaat setelah diagnosis DKA ditegakkan. Insulin dosis rendah, bolus intravena sebagai terapi inisiasi 0,1 U/kgBB diikuti 5-10 U/jam yang diberikan kontinyu, lebih disukai dibanding insulin bolus yang dibagi dalam beberapa jam. Insulin pump lebih dipilih bila dibandingkan insulin subkutan atau bolus intravena, karena lebih jarang menyebabkan hipoglikemia. Terapi insulin tetap diberikan sampai DKA mengalami resolusi, meskipun kadar gula darah < 200 mg/dL. Untuk mencegah hipoglikemia, laju terapi insulin dapat dikurangi dan cairan diganti dengan Dekstrose 5% atau 10%.
Pasien DKA sering mengalami hiperkalemia, bahkan terkadang menyebabkan gambaran gelombang T tinggi (tall T) pada EKG. Namun, pada manajemen pasien DKA yang lebih ditakutkan adalah kondisi hipokalemia yang diakibatkan pemberian insulin dan cairan pada pasien DKA. Sehingga pemantauan kadar elektrolit darah perlu dilakukan. Kalium dapat mulai diberikan setelah produksi urin cukup adekuat.
Tujuan terapi DKA adalah meresolusi ketogenesis. Setelah pemberian cairan 2 jam pertama dan pemberian insulin, kadar gula darah bisa turung 60 mg/dL setiap jam hingga mencapai < 200 mg/dL. Pada kondisi ini dapat dimulai pemberian infus mengandung dekstrose 5% untuk mencegah hipoglikemia.
Bikarbonat masih menjadi perdebatan dalam penangan DKA. Sampai sejauh ini para ahli sepakat memberikan bikarbonat bila pH arteri < 7.1.
Terapi antibiotik diberikan bila ada kecurigaan infeksi yang mendahului. Oksigen diberikan bila pO2 < 80 mmHg. Heparin dapat diberikan bila diketahui timbul Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).
Monitoring ketat adalah aktivitas yang sangat penting dalam memastikan keselamatan pasien DKA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
Manajemen terapi pada kasus HHS, akan dibahas pada artikel selanjutnya.
Semoga bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Kamu Seorang Dokter Umum di IGD?? Internis?? PPDS Interna atau PPDS Interna "Wanna Be"??
Buku EIMED BIRU (Emergency in Internal Medicine Advance) adalah buku yang kamu butuhkan.
Buku Seberat 1,3 kg ini berisi puluhan topik kegawatdaruratan spesifik di bidang penyakit dalam
Jika kamu sudah membaca EIMED MERAH (Emergency in Internal Medicine Basic), melengkap kompetensi anda dengan EIMED BIRU adalah pilihan cerdas di era BPJS dan MEA seperti saat ini.
Jadi Tunggu Apalagi, segera pesan buku EIMED BIRU melalui SMS/WA ke 085608083342 (Yahya)!!!
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟