8 May 2025 • Kardiologi
Kontraksi Ventrikel Prematur atau Premature Ventricular Complexes (PVC) merupakan denyut jantung ektopik yang umum dijumpai, berasal dari fokus di dalam ventrikel.1 Prevalensinya cenderung meningkat seiring dengan durasi pemantauan EKG yang lebih lama.5 Salah satu pola PVC yang sering ditemui adalah Bigemini Ventrikel (PVC Bigemini), yang didefinisikan sebagai suatu pola irama di mana setiap denyut sinus normal diikuti oleh satu PVC, menghasilkan rasio 1:1 antara denyut normal dan PVC.1
Secara klinis, PVC seringkali dianggap jinak, terutama pada individu tanpa penyakit jantung struktural yang mendasari.6 Namun, PVC yang sering, termasuk yang muncul dalam pola bigemini, dapat menimbulkan gejala seperti palpitasi (jantung berdebar), pusing, atau kelelahan.1
Lebih lanjut, PVC yang sangat sering (beban PVC tinggi) atau adanya penyakit jantung struktural yang menyertai dapat meningkatkan risiko luaran klinis yang merugikan, termasuk kardiomiopati akibat PVC (PVC-induced cardiomyopathy) dan peningkatan risiko mortalitas.2 Penting untuk dicatat bahwa aktivitas listrik ektopik (kompleks) tidak selalu menghasilkan kontraksi mekanik yang efektif, yang dapat berdampak pada hemodinamik dan menimbulkan gejala meskipun denyut tidak selalu "terasa".5
Mengingat potensi signifikansi klinis PVC, identifikasi faktor pemicu atau penyebab yang mendasari menjadi penting dalam tatalaksana pasien. Salah satu faktor reversibel yang diketahui dapat memicu atau memperburuk PVC adalah gangguan keseimbangan elektrolit, terutama kalium (K+) dan magnesium (Mg++).
Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi Dokter Umum mengenai peran pemeriksaan serum elektrolit dalam evaluasi pasien dengan PVC bigemini, dengan fokus pada kapan pemeriksaan ini diindikasikan berdasarkan bukti ilmiah dari literatur terindeks PubMed, sebagai bagian integral dari Diagnosis dan Terapi PVC Bigemini.
Pengenalan pola PVC bigemini pada rekaman elektrokardiogram (EKG) merupakan langkah awal yang krusial.
PVC bigemini secara spesifik merujuk pada pola irama jantung di mana setiap satu denyut QRS normal yang berasal dari nodus sinus diikuti oleh satu kontraksi ventrikel prematur (PVC), menciptakan pola berulang 1:1.1
Untuk mengidentifikasi suatu denyut sebagai PVC pada EKG, perhatikan ciri-ciri khas berikut:
Prematuritas: Kompleks QRS muncul lebih awal dari denyut sinus yang diharapkan berikutnya, menginterupsi irama reguler.1
Durasi QRS Lebar: Kompleks QRS tampak lebar, biasanya dengan durasi lebih dari 120 milidetik (ms), karena konduksi impuls melalui miokardium ventrikel lebih lambat dibandingkan melalui sistem konduksi His-Purkinje.1
Morfologi QRS Abnormal: Bentuk kompleks QRS berbeda secara signifikan dibandingkan dengan bentuk QRS sinus normal pasien tersebut.1
Segmen ST dan Gelombang T Diskordan: Arah segmen ST dan gelombang T biasanya berlawanan (diskordan) dengan arah defleksi utama kompleks QRS PVC.1
Gambar 1. Segmen ST dan gelombang T diskordan29
Tidak Didahului Gelombang P: Umumnya tidak ada gelombang P sinus yang mendahului kompleks QRS PVC, karena impuls berasal dari ventrikel.1
Jeda Kompensasi Penuh: Seringkali, PVC diikuti oleh jeda (pause) sebelum denyut sinus normal berikutnya muncul. Jeda ini disebut jeda kompensasi penuh jika interval R-R yang mencakup PVC (dari R sinus sebelum PVC ke R sinus setelah PVC) setara dengan dua kali interval R-R sinus normal. Mekanismenya adalah impuls dari PVC dapat berjalan secara retrograd (mundur) ke nodus AV, membuatnya refrakter (tidak dapat merespon) terhadap impuls sinus berikutnya yang datang tepat waktu.1
Bagi Dokter Umum, mengenali PVC bigemini secara cepat dan akurat pada EKG dapat difasilitasi dengan memperhatikan beberapa aspek kunci. Berikut adalah Tips Mengenali Kelainan EKG PVC Bigemini:
Fokus pada Pola: Ciri paling menonjol adalah pola irama yang berulang secara konsisten: satu denyut normal diikuti satu denyut abnormal (PVC), lalu normal lagi, dan seterusnya (Normal-PVC-Normal-PVC).1
Bandingkan Morfologi QRS: Perhatikan bentuk QRS yang lebar dan aneh pada PVC, dan bandingkan dengan bentuk QRS sinus normal pasien pada rekaman yang sama.1
Ukur Durasi QRS PVC: Pastikan durasi kompleks QRS pada PVC melebihi 120 ms.1
Cari Jeda Kompensasi: Amati adanya jeda setelah PVC, yang seringkali merupakan jeda kompensasi penuh.1
Perhatikan Diskordansi Gelombang T: Lihat arah gelombang T setelah PVC; biasanya berlawanan arah dengan defleksi utama QRS PVC.1
Petunjuk Morfologi Tambahan (Informasi Lanjutan): Meskipun lokalisasi asal PVC secara detail merupakan ranah spesialis, secara umum morfologi PVC yang menyerupai Left Bundle Branch Block (LBBB) seringkali berasal dari Right Ventricular Outflow Tract (RVOT), sedangkan morfologi yang menyerupai Right Bundle Branch Block (RBBB) dapat berasal dari Left Ventricular Outflow Tract (LVOT).9
Tabel berikut merangkum tips praktis ini:
Tabel 1: Tips Praktis Mengenali PVC Bigemini pada EKG
Ciri Khas (Feature) | Deskripsi EKG (ECG Description) | Catatan (Notes) |
Pola Ritme (Rhythm Pattern) | Irama ireguler dengan pola 1:1 (satu denyut normal diikuti satu PVC) secara konsisten.9 | Kunci utama diagnosis bigemini adalah pengenalan pola berulang ini. |
Waktu Muncul (Timing) | PVC muncul lebih awal (prematur) dari denyut sinus berikutnya yang diharapkan.1 | Menginterupsi irama sinus reguler. |
Durasi QRS PVC | Lebar (> 120 ms).1 | Menandakan asal ventrikular impuls. |
Morfologi QRS PVC | Bentuk aneh/bizarre, berbeda dari QRS sinus normal.1 | Konfirmasi visual penting. |
Gelombang T PVC | Arah berlawanan (diskordan) dengan defleksi QRS utama PVC.1 | Misalnya, jika QRS PVC dominan positif, T akan negatif. |
Gelombang P | Biasanya tidak ada gelombang P sinus yang mendahului PVC.1 | Mengindikasikan impuls tidak berasal dari atrium/nodus SA. |
Jeda Kompensasi | Sering diikuti jeda kompensasi penuh (interval R-R mencakup PVC = 2x R-R normal).1 | Hasil dari blokade retrograd pada nodus AV oleh impuls PVC.9 Tidak selalu ada (misalnya, PVC interpolasi). |
Meskipun banyak PVC bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebabnya), gangguan keseimbangan elektrolit merupakan salah satu faktor pemicu atau eksaserbasi yang penting untuk dipertimbangkan.
Bukti klinis secara konsisten menunjukkan bahwa abnormalitas elektrolit, terutama kadar kalium (K+) dan magnesium (Mg++) serum yang rendah (hipokalemia dan hipomagnesemia), dapat menjadi penyebab atau faktor pencetus terjadinya PVC.19 Meskipun hiperkalsemia juga dapat berperan, fokus utama dalam konteks PVC umumnya adalah pada K+ dan Mg++.19
Hipokalemia merupakan kondisi yang relatif sering dijumpai dalam praktik klinis, seringkali sebagai akibat penggunaan obat diuretik (terutama loop dan thiazide) untuk kondisi seperti hipertensi atau gagal jantung.20 Kondisi medis lain seperti penyakit tubulus ginjal (misalnya sindrom Gitelman) 21 atau penggunaan kortikosteroid 22 juga dapat menyebabkan hipokalemia, sehingga relevan untuk dipertimbangkan pada pasien yang datang dengan PVC.
Gangguan elektrolit tidak sekadar 'mengiritasi' jantung, tetapi secara langsung mengganggu fungsi kanal ion dan keseimbangan ion transmembran pada sel otot jantung (miosit) ventrikel, sehingga menciptakan kondisi yang kondusif untuk timbulnya denyut ektopik.
Hipokalemia: Penurunan kadar K+ ekstraseluler dapat meningkatkan rasio K+ intraseluler/ekstraseluler, menyebabkan membran sel menjadi lebih mudah terdepolarisasi (meningkatkan eksitabilitas). Selain itu, hipokalemia secara langsung menekan konduktansi beberapa jenis kanal K+ yang berperan dalam repolarisasi dan menghambat aktivitas pompa Na+-K+ ATPase. Hambatan pompa ini menyebabkan akumulasi Na+ dan Ca2+ di dalam sel.20 Akumulasi Ca2+ intraseluler ini dapat memicu terjadinya early afterdepolarizations (EADs) atau delayed afterdepolarizations (DADs), yaitu fluktuasi potensial membran abnormal yang dapat mencapai ambang batas dan mencetuskan denyut prematur (PVC).19
Hipomagnesemia: Kadar Mg++ yang rendah juga berkontribusi terhadap aritmogenesis. Magnesium berperan penting dalam regulasi kanal ion lain, termasuk kanal K+ dan Ca2+. Defisiensi Mg++ dapat menyebabkan penurunan K+ intraseluler dan peningkatan Ca2+ intraseluler, mirip dengan efek hipokalemia, sehingga mempromosikan terjadinya afterdepolarisasi dan aktivitas tercetus (triggered activity).19 Selain itu, magnesium memiliki efek stabilisasi pada membran sel jantung, dan kekurangannya dapat meningkatkan eksitabilitas sel miokardium secara keseluruhan.19
Secara ringkas, baik hipokalemia maupun hipomagnesemia mengganggu keseimbangan ionik halus yang diperlukan untuk aktivitas listrik jantung yang normal, meningkatkan kecenderungan miosit ventrikel untuk mengalami depolarisasi spontan atau tercetus, yang bermanifestasi sebagai PVC.
Meskipun PVC bisa bersifat idiopatik, keputusan untuk memeriksa kadar elektrolit serum sebaiknya didasarkan pada konteks klinis pasien. Situasi klinis tertentu meningkatkan kecurigaan bahwa gangguan elektrolit mungkin berperan sebagai faktor penyebab atau pemicu PVC bigemini.19 Kewaspadaan tinggi terhadap potensi gangguan elektrolit diperlukan pada kelompok pasien berikut:
Penggunaan Obat Tertentu:
Diuretik: Terutama diuretik loop (misalnya furosemide) dan thiazide (misalnya hydrochlorothiazide) merupakan penyebab umum hipokalemia dan hipomagnesemia.20
Kortikosteroid: Penggunaan steroid sistemik dapat menyebabkan hipokalemia.22
Digoksin: Toksisitas digoksin, yang dapat menyebabkan berbagai aritmia termasuk PVC, diperburuk oleh hipokalemia.19
Penyakit Penyerta (Komorbiditas):
Penyakit Ginjal: Gangguan fungsi ginjal (akut maupun kronis) dapat mengganggu homeostasis elektrolit.20
Gangguan Gastrointestinal: Muntah atau diare berat dapat menyebabkan kehilangan K+ dan Mg++ yang signifikan.
Gagal Jantung: Pasien gagal jantung seringkali menggunakan diuretik dan memiliki aktivasi sistem neurohormonal yang dapat mempengaruhi kadar elektrolit.20
Gangguan Endokrin: Kondisi seperti sindrom Gitelman 21 atau hiperaldosteronisme (yang sering terkait dengan penggunaan diuretik atau gagal jantung) dapat menyebabkan gangguan elektrolit kronis.
Kondisi Akut: Penyakit akut yang menyebabkan dehidrasi, gangguan metabolik berat, atau sepsis dapat disertai dengan perubahan elektrolit yang signifikan.6
Pasca Operasi: Perubahan cairan dan efek obat-obatan pasca operasi dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit.
Pasien dengan polifarmasi dan multimorbiditas, seperti pasien gagal jantung yang juga menggunakan diuretik, memiliki profil risiko yang lebih tinggi untuk mengalami aritmia yang dipicu oleh gangguan elektrolit. Oleh karena itu, pemeriksaan elektrolit menjadi sangat penting pada subkelompok ini jika mereka datang dengan PVC baru atau yang memburuk.
Tabel berikut menyajikan rangkuman situasi klinis yang perlu diwaspadai:
Tabel 2: Faktor Risiko/Situasi Klinis Curiga Gangguan Elektrolit pada Pasien PVC Bigemini
Kategori (Category) | Contoh Spesifik (Specific Examples) | Elektrolit Terkait Utama (Relevant Electrolyte) |
Penggunaan Obat | Diuretik (Loop, Thiazide), Kortikosteroid, Digoksin 19 | K+, Mg++ |
Penyakit Ginjal | Penyakit Ginjal Kronis, Gagal Ginjal Akut 20 | K+, Mg++ |
Gangguan Gastrointestinal | Muntah berat, Diare kronis/akut | K+, Mg++ |
Penyakit Jantung | Gagal Jantung (terutama yang diterapi diuretik) 20 | K+, Mg++ |
Kondisi Akut | Dehidrasi berat, Sepsis, Gangguan metabolik akut 6 | K+, Mg++ |
Gangguan Endokrin (Jarang) | Sindrom Gitelman 21, Hiperaldosteronisme (implied) | K+, Mg++ |
Keputusan untuk memeriksa kadar serum elektrolit pada pasien dengan PVC bigemini harus didasarkan pada penilaian klinis yang cermat, bukan sebagai pemeriksaan rutin pada semua kasus. Tidak ada bukti kuat dari pedoman klinis yang secara spesifik mewajibkan pemeriksaan elektrolit untuk setiap temuan PVC bigemini tanpa adanya kecurigaan klinis.24
Pemeriksaan serum elektrolit, khususnya Kalium (K+) dan Magnesium (Mg++), direkomendasikan pada pasien dengan PVC bigemini dalam kondisi berikut:
Pasien Simptomatik: Jika pasien mengeluhkan gejala yang mungkin terkait dengan aritmia seperti palpitasi, pusing, rasa melayang (lightheadedness), pre-sinkop, sinkop, atau gejala perburukan gagal jantung (seperti sesak napas).1 Adanya gejala meningkatkan urgensi untuk mencari penyebab yang dapat dikoreksi.
Adanya Faktor Risiko Gangguan Elektrolit: Pasien yang memiliki satu atau lebih faktor risiko atau kondisi klinis yang tercantum pada Tabel 2 (misalnya, penggunaan diuretik, penyakit ginjal, diare) memiliki probabilitas pre-tes yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan elektrolit yang relevan.19
Beban PVC Tinggi pada Pemantauan Holter: Meskipun beban PVC yang tinggi (misalnya, >10-15% dari total denyut dalam 24 jam) bukan indikasi langsung hanya untuk pemeriksaan elektrolit, temuan ini memerlukan evaluasi komprehensif untuk menyingkirkan penyebab reversibel dan menilai risiko kardiomiopati.13 Pola bigemini yang persisten seringkali menandakan beban PVC 50%, sehingga secara implisit memperkuat alasan untuk memeriksa elektrolit sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh. Pengecualian penyebab reversibel seperti gangguan elektrolit menjadi langkah fundamental sebelum mempertimbangkan intervensi yang lebih kompleks.
Onset Baru atau Perburukan PVC: Terutama pada pasien dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya atau pada pasien yang baru memulai pengobatan yang berpotensi mempengaruhi elektrolit (misalnya, diuretik) [Implied from clinical context].
Petunjuk EKG Lain (Non-spesifik): Meskipun tidak spesifik untuk indikasi pemeriksaan elektrolit, adanya temuan EKG lain yang dapat diasosiasikan dengan gangguan elektrolit (misalnya, pemanjangan interval QT, gelombang U yang prominen pada hipokalemia) dapat memperkuat pertimbangan untuk pemeriksaan elektrolit.19
Intinya, pemeriksaan elektrolit paling bermanfaat ketika ada kecurigaan klinis berdasarkan faktor risiko atau gejala, dan di mana koreksi abnormalitas berpotensi meringankan aritmia atau mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sebagai Dokter Umum, pendekatan terhadap pasien dengan PVC bigemini melibatkan penilaian signifikansi klinis, identifikasi penyebab reversibel, dan penentuan kapan rujukan ke spesialis diperlukan.
Signifikansi klinis dan prognosis PVC bigemini sangat bergantung pada konteks klinis pasien, bukan semata-mata pada pola bigemini itu sendiri.
Tanpa Penyakit Jantung Struktural: Pada individu yang asimtomatik dan tidak memiliki kelainan struktur jantung yang diketahui, PVC yang jarang atau terisolasi, bahkan jika sesekali muncul dalam pola bigemini (dengan beban total rendah), umumnya memiliki prognosis yang baik.2
Beban PVC Tinggi: PVC yang sangat sering, yang dapat termanifestasi sebagai bigemini persisten (beban >10-24%), dikaitkan dengan risiko pengembangan kardiomiopati akibat PVC (PVC-induced cardiomyopathy), yaitu disfungsi ventrikel kiri yang bersifat reversibel jika PVC berhasil diatasi.5
Dengan Penyakit Jantung Struktural: Pada pasien dengan penyakit jantung struktural yang sudah ada sebelumnya (misalnya, riwayat infark miokard, gagal jantung, kardiomiopati lain), adanya PVC (termasuk bigemini) seringkali dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk, termasuk peningkatan risiko mortalitas dan kejadian kardiovaskular merugikan lainnya.2
Karakteristik PVC Lain: Beberapa karakteristik PVC spesifik seperti durasi QRS yang sangat lebar (>150 ms), morfologi tertentu, atau fenomena R-on-T (PVC jatuh pada puncak gelombang T sebelumnya) mungkin menandakan risiko yang lebih tinggi, namun analisis mendalam mengenai ini biasanya dilakukan oleh spesialis.1
Oleh karena itu, tugas utama Dokter Umum adalah menilai konteks klinis secara keseluruhan: apakah pasien simtomatik? Apakah ada kecurigaan penyakit jantung struktural? Seberapa sering PVC muncul (jika dapat diperkirakan dari EKG awal atau jika ada data Holter)?
Langkah pertama dan paling penting dalam tatalaksana awal PVC bigemini di tingkat layanan primer adalah mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penyebab atau pemicu yang bersifat reversibel.13
Koreksi Elektrolit: Jika pemeriksaan serum elektrolit diindikasikan (sesuai Bagian 5) dan ditemukan adanya hipokalemia atau hipomagnesemia, lakukan suplementasi atau koreksi sesuai dengan pedoman standar.13 Koreksi gangguan elektrolit yang mendasari dapat menghilangkan atau mengurangi frekuensi PVC secara signifikan.
Modifikasi Gaya Hidup dan Pemicu: Edukasi pasien untuk meminimalkan atau menghindari pemicu potensial seperti konsumsi kafein berlebihan, alkohol, stres psikologis, atau penggunaan obat stimulan (jika relevan).6 Pastikan hidrasi yang cukup dan anjurkan pola tidur yang teratur.6
Tinjauan Pengobatan: Evaluasi kembali daftar obat pasien. Jika ada obat yang dicurigai memicu PVC (misalnya, diuretik penyebab hipokalemia, obat simpatomimetik, atau obat yang memperpanjang interval QT), pertimbangkan penyesuaian dosis atau penggantian obat, idealnya setelah berkonsultasi dengan dokter yang meresepkan atau spesialis jika diperlukan.19
Penilaian kuantitatif frekuensi PVC, atau beban PVC, sangat penting untuk menentukan signifikansi klinis dan kebutuhan intervensi lebih lanjut.
Beban PVC (PVC Burden): Beban PVC dihitung sebagai persentase jumlah total PVC terhadap jumlah total denyut jantung selama periode pemantauan (biasanya 24-48 jam menggunakan Holter monitor).13
Ambang Batas Perhatian: Meskipun tidak ada angka pasti yang berlaku universal, beban PVC yang sering dikutip sebagai ambang batas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kardiomiopati adalah >10-15% 25, >16% 14, >24% 14, atau jumlah absolut >10.000-20.000 PVC per 24 jam.13 Perlu diingat bahwa ini adalah panduan umum dan keputusan klinis harus mempertimbangkan gejala dan kondisi pasien secara keseluruhan. PVC bigemini yang persisten secara teoritis mewakili beban 50%, sehingga temuan ini pada EKG harus meningkatkan kecurigaan adanya beban tinggi.
Indikasi Rujukan ke Spesialis Jantung (Kardiolog/Elektrofisiolog):
Beban PVC Tinggi: Pasien dengan beban PVC yang terkonfirmasi tinggi (misalnya, >10-15% pada Holter), bahkan jika asimtomatik, sebaiknya dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut, termasuk skrining kardiomiopati dengan ekokardiografi.13
PVC Simptomatik: Pasien yang mengalami gejala mengganggu (palpitasi, pusing, sesak, dll.) yang berkaitan dengan PVC, terlepas dari beban PVC, memerlukan rujukan untuk opsi tatalaksana lebih lanjut (misalnya, obat antiaritmia atau ablasi).1
Kecurigaan/Konfirmasi Penyakit Jantung Struktural: Adanya riwayat, temuan pemeriksaan fisik, atau kelainan EKG lain yang mengarah pada penyakit jantung struktural, atau jika ekokardiografi (jika dilakukan) menunjukkan kelainan (misalnya, LVEF rendah), memerlukan rujukan.2
Bentuk PVC Kompleks: Ditemukannya PVC couplet (dua berurutan), triplet (tiga berurutan), atau non-sustained ventricular tachycardia (NSVT) pada EKG atau Holter.3
Kegagalan Tatalaksana Awal: Jika upaya mengatasi penyebab reversibel tidak berhasil mengendalikan gejala atau mengurangi beban PVC yang tinggi.
Rujukan ke spesialis memungkinkan evaluasi yang lebih mendalam, termasuk pencitraan jantung lanjutan jika perlu, dan diskusi mengenai terapi spesifik seperti obat antiaritmia atau ablasi kateter, yang merupakan terapi paling efektif untuk mengeliminasi PVC.13
PVC bigemini merupakan pola EKG yang memerlukan evaluasi cermat oleh Dokter Umum, namun tidak selalu menandakan kondisi berbahaya. Penilaian konteks klinis, termasuk ada atau tidaknya gejala, faktor risiko, dan potensi pemicu, adalah kunci utama.
Pemeriksaan serum elektrolit (terutama Kalium dan Magnesium) memegang peranan penting dan diindikasikan pada pasien PVC bigemini yang simtomatik atau memiliki faktor risiko terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit, seperti penggunaan diuretik atau adanya penyakit ginjal. Koreksi gangguan elektrolit yang teridentifikasi merupakan langkah tatalaksana awal yang fundamental.
Penilaian beban PVC melalui pemantauan Holter dan evaluasi fungsi serta struktur jantung dengan ekokardiografi (jika beban PVC tinggi atau pasien simtomatik) seringkali diperlukan untuk stratifikasi risiko dan panduan tatalaksana lebih lanjut.
Rujukan ke spesialis jantung diindikasikan pada kasus dengan beban PVC tinggi, gejala yang mengganggu, kecurigaan penyakit jantung struktural, atau kegagalan tatalaksana awal. Pendekatan Diagnosis dan Terapi PVC Bigemini yang tepat, termasuk penilaian elektrolit yang bijaksana, akan membantu Dokter Umum dalam memberikan tatalaksana optimal bagi pasien.
Premature Ventricular Complex - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547713/
Premature Ventricular Contraction–Induced Cardiomyopathy - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6711062/
Characteristics and Prevalence of Premature Ventricular Complex: A Telemedicine Study, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6785296/
Diagnosis and Treatment of Idiopathic Premature Ventricular Contractions: A Stepwise Approach Based on the Site of Origin - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8534438/
Evaluation and Management of Premature Ventricular Complexes | Circulation, diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCULATIONAHA.119.042434
Important tips reflected in our daily practice from the American College of Cardiology Electrophysiology Council report on premature ventricular contractions, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7163219/
Diagnostic and prognostic significance of premature ventricular complexes in community and hospital-based participants: A scoping review - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8699640/
Electrocardiographic Characteristics, Identification, and Management of Frequent Premature Ventricular Contractions - PMC - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10572222/
The Ubiquitous Premature Ventricular Complex - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7001138/
Ventricular Bigeminy by ECG Finding (Concept Id: C3827658) - NCBI, diakses April 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/medgen/820406
Premature Ventricular Contraction - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30422584/
Pathophysiological Mechanisms of Premature Ventricular Complexes - Frontiers, diakses April 14, 2025, https://www.frontiersin.org/journals/physiology/articles/10.3389/fphys.2020.00406/full
Premature Ventricular Contraction-Induced Cardiomyopathy ..., diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11084868/
Premature Ventricular Contraction-Induced Cardiomyopathy: Contemporary Evidence from Risk Stratification, Pathophysiology, and Management - MDPI, diakses April 14, 2025, https://www.mdpi.com/2077-0383/13/9/2635
Prognostic Significance of PVCs and Resting Heart Rate - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6932368/
Prognostic Significance of Different Ventricular Ectopic Burdens During Submaximal Exercise in Asymptomatic UK Biobank Subjects - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10712993/
Diagnostic and prognostic significance of premature ventricular ..., diakses April 14, 2025, https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0261712
The prognostic significance of premature ventricular complexes in adults without clinically apparent heart disease: A meta-analysis and systematic review - ResearchGate, diakses April 14, 2025, https://www.researchgate.net/publication/229064116_The_prognostic_significance_of_premature_ventricular_complexes_in_adults_without_clinically_apparent_heart_disease_A_meta-analysis_and_systematic_review
Premature Ventricular Contraction - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK532991/
Electrophysiology of Hypokalemia and Hyperkalemia | Circulation ..., diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circep.116.004667
Ventricular arrhythmia and tachycardia-induced cardiomyopathy in Gitelman syndrome, hypokalaemia is not the only culpable - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6936468/
Three cases of corticosteroid therapy triggering ventricular fibrillation in J-wave syndromes, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4226925/
Symptomatic Ventricular Bigeminy and Trigeminy Associated With ..., diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10241988/
Evaluation and Management of Premature Ventricular Complexes ..., diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/abs/10.1161/CIRCULATIONAHA.119.042434
Premature Ventricular Complexes: Benign versus Malignant – How ..., diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10685167/
Mode of onset of ventricular fibrillation in patients with early repolarization pattern vs. Brugada syndrome | European Heart Journal | Oxford Academic, diakses April 14, 2025, https://academic.oup.com/eurheartj/article/31/3/330/478999
Anesthetic management of a patient with preoperative R-on-T phenomenon undergoing laparoscopic-assisted sigmoid colon resection: A case report, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10044946/
Advancements in the diagnosis and management of premature ventricular contractions in pediatric patients - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10987820/
Premature Ventricular Complex (PVC) – Life in the Fastlane, diakses April 25,2025, Premature Ventricular Complex (PVC) • LITFL • ECG Library Diagnosis