Bahaya Sinar Ultraviolet: Panduan Praktis bagi Dokter Umum

22 Apr 2025 • Kulit

Deskripsi

Bahaya Sinar Ultraviolet: Panduan Praktis bagi Dokter Umum

Pendahuluan

Pemahaman mendalam mengenai bahaya radiasi ultraviolet (UV) sangat penting dalam praktik kedokteran sehari-hari. Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, dan angka kejadiannya terus menunjukkan peningkatan. Paparan radiasi UV, baik dari sumber alami seperti matahari maupun sumber buatan, telah terbukti menjadi faktor risiko utama yang dapat dimodifikasi dalam perkembangan kanker kulit. 

Mengingat peran sentral dokter umum sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, kemampuan untuk memberikan edukasi yang akurat dan saran pencegahan yang efektif kepada pasien mengenai bahaya ini menjadi semakin krusial 8. Peningkatan insiden kanker kulit secara global menggarisbawahi betapa pentingnya bagi setiap dokter umum untuk memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang risiko yang ditimbulkan oleh paparan sinar UV.

Radiasi UV merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan panjang gelombangnya: UV-A dengan panjang gelombang 315-400 nanometer (nm), UV-B dengan panjang gelombang 280-320 nm, dan UV-C dengan panjang gelombang 100-280 nm. Sumber utama radiasi UV bagi manusia adalah matahari. 

Selain itu, terdapat pula sumber buatan seperti tanning bed yang banyak digunakan untuk tujuan kosmetik, lampu germisida yang digunakan untuk sterilisasi, serta alat pengelasan yang juga memancarkan radiasi UV. Pemahaman mengenai berbagai sumber paparan UV ini membantu dokter umum dalam mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin dihadapi pasien, baik yang berasal dari aktivitas sehari-hari di luar ruangan maupun dari penggunaan perangkat tertentu.

Dalam praktik sehari-hari, dokter umum sering menjadi titik kontak pertama bagi pasien yang memiliki keluhan terkait kesehatan, termasuk masalah kulit. Oleh karena itu, kemampuan seorang dokter umum untuk mengidentifikasi faktor risiko paparan UV, memberikan saran pencegahan yang tepat, serta mengenali gejala awal yang mungkin mengarah pada kanker kulit merupakan keterampilan yang sangat berharga. Pengetahuan yang baik tentang bahaya sinar ultraviolet akan memungkinkan dokter umum untuk berperan lebih aktif dalam upaya pencegahan primer kanker kulit di masyarakat.

Spektrum dan Penetrasi Sinar Ultraviolet

Radiasi ultraviolet diklasifikasikan berdasarkan panjang gelombangnya, yang menentukan karakteristik dan kemampuannya untuk berinteraksi dengan materi biologis. UV-A memiliki rentang panjang gelombang terpanjang, yaitu antara 315 hingga 400 nm. UV-B memiliki panjang gelombang yang lebih pendek, berkisar antara 280 hingga 320 nm. Sementara itu, UV-C memiliki panjang gelombang terpendek di antara ketiganya, yaitu antara 100 hingga 280 nm.

Perbedaan panjang gelombang ini secara signifikan memengaruhi kemampuan masing-masing jenis radiasi UV untuk menembus lapisan kulit. UV-A mampu menembus lebih dalam ke dalam kulit, mencapai lapisan dermis. Sebaliknya, UV-B sebagian besar energinya diserap oleh lapisan epidermis, lapisan kulit yang lebihSuperficial. UV-C memiliki kemampuan penetrasi yang sangat terbatas dan umumnya hanya mencapai lapisan kulit terluar, yaitu stratum korneum. Perbedaan dalam kemampuan penetrasi ini memiliki implikasi penting terhadap jenis kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh masing-masing jenis radiasi UV serta jenis kanker kulit yang lebih mungkin terjadi akibat paparannya.

Lapisan ozon yang terdapat di atmosfer bumi memainkan peran penting dalam melindungi kehidupan di bumi dari radiasi UV matahari yang berbahaya. Lapisan ozon secara efektif menyerap sebagian besar radiasi UV-B dan hampir seluruh radiasi UV-C yang dipancarkan oleh matahari. Namun, kerusakan pada lapisan ozon, yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, dapat mengakibatkan peningkatan jumlah radiasi UV-B yang mencapai permukaan bumi. Meskipun UV-C memiliki potensi karsinogenik tertinggi secara teoritis karena energinya yang paling besar, paparan alami terhadap UV-C dari matahari sangat minimal karena adanya lapisan ozon ini. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa sumber buatan UV-C tetap menjadi perhatian, terutama jika tidak digunakan dengan benar.

Gambar 1. Spektrum elektromagnetik dari radiasi UV dan efek biologis terhadap kulit



Mekanisme Karsinogenik Sinar UV

Paparan radiasi UV dapat menyebabkan kerusakan pada DNA tingkat seluler dan molekuler. Salah satu mekanisme utama kerusakan DNA adalah melalui pembentukan pirimidin dimer (CPDs) dan 6-4 photoproducts (6-4PPs). Lesi DNA ini terjadi ketika dua basa pirimidin yang berdekatan dalam rantai DNA membentuk ikatan kovalen abnormal akibat penyerapan energi dari radiasi UV. 

Selain kerusakan DNA secara langsung, UV-A juga dapat menyebabkan kerusakan DNA secara tidak langsung melalui pembentukan radikal bebas atau yang dikenal sebagai Reactive Oxygen Species (ROS). ROS adalah molekul yang sangat reaktif dan dapat merusak berbagai komponen sel, termasuk DNA, protein, dan lipid. Baik kerusakan DNA langsung maupun tidak langsung memiliki potensi untuk mengganggu fungsi sel normal dan memicu terjadinya mutasi genetik.

Kerusakan DNA utama yang disebabkan oleh radiasi UV, yaitu CPDs dan 6-4PPs, merupakan lesi spesifik yang seringkali menjadi target perbaikan oleh mekanisme perbaikan DNA seluler. Namun, jika kerusakan DNA ini tidak diperbaiki dengan benar atau jika terjadi akumulasi kerusakan akibat paparan UV yang berlebihan dan kronis, dapat terjadi mutasi pada gen-gen penting yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel. 

Mutasi ini dapat terjadi pada gen supresor tumor, seperti gen p53 yang berperan dalam mengontrol siklus sel dan apoptosis, serta pada onkogen, seperti gen BRAF dan NRAS yang terlibat dalam jalur pensinyalan pertumbuhan sel. Mutasi pada gen-gen ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, hilangnya mekanisme kontrol pertumbuhan normal, dan akhirnya perkembangan kanker kulit.

Selain menyebabkan kerusakan DNA, paparan radiasi UV juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. UV dapat menyebabkan imunosupresi lokal di kulit yang terpapar maupun imunosupresi sistemik, yang pada gilirannya dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker yang mungkin terbentuk. Dengan demikian, radiasi UV berperan sebagai faktor karsinogenik yang lengkap ("complete carcinogen") karena kemampuannya untuk menginisiasi (melalui kerusakan DNA) dan mempromosikan (melalui imunosupresi dan jalur pensinyalan seluler lainnya) perkembangan tumor.

Warna kulit merupakan salah satu penentu paling penting dalam sensitivitas terhadap sinar UV dan risiko kanker kulit. “Skala Fitzpatrick” adalah skala semi-kuantitatif yang terdiri dari enam fototipe yang menggambarkan warna kulit berdasarkan warna dasar kulit, kadar melanin, respons inflamasi terhadap sinar UV, dan risiko kanker (Tabel 1). Dosis eritematosa minimal (Minimal Erythematous Dose/MED) adalah metode kuantitatif untuk mengukur jumlah sinar UV (terutama UVB) yang dibutuhkan untuk menyebabkan kulit terbakar sinar matahari dalam waktu 24–48 jam setelah paparan, dengan melihat munculnya eritema (kemerahan) dan edema (pembengkakan) sebagai indikator. 

Semakin terang warna kulit, semakin mudah sinar UV menyebabkan peradangan (kulit terbakar). Oleh karena itu, MED tertinggi terdapat pada individu berkulit gelap karena dibutuhkan lebih banyak radiasi UV untuk “membakar” kulit yang kaya eumelanin. Sebaliknya, orang dengan kulit terang yang didominasi oleh pheomelanin memiliki nilai MED yang rendah. Fototipe Fitzpatrick yang rendah berkorelasi dengan nilai MED rendah serta peningkatan risiko melanoma dan jenis kanker kulit lainnya.

Tabel 1. Pigmentasi kulit, skala Fitzpatrick, dan risiko sinar UV.

Bahaya Karsinogenik Spesifik

Meskipun UV-A lebih lemah dalam menyebabkan sunburn dibandingkan UV-B, jenis radiasi ini merupakan mayoritas (sekitar 90-95%) dari radiasi UV yang mencapai permukaan bumi dan mampu menembus lebih dalam ke lapisan kulit, mencapai dermis. Paparan kronis terhadap UV-A berperan signifikan dalam menyebabkan penuaan dini kulit atau photoaging, yang ditandai dengan keriput, hilangnya elastisitas, dan perubahan pigmentasi. 

Selain itu, UV-A juga meningkatkan risiko melanoma, jenis kanker kulit yang paling berbahaya, melalui mekanisme tidak langsung. UV-A dapat mengaktifkan fotosensitizer endogen dalam kulit, menghasilkan ROS yang kemudian dapat merusak DNA dan protein, berkontribusi pada perkembangan melanoma. Penggunaan tanning bed, yang terutama memancarkan radiasi UV-A dengan intensitas tinggi, juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko melanoma.

UV-B, dengan panjang gelombang yang lebih pendek, merupakan penyebab utama terjadinya sunburn atau kulit terbakar. Radiasi UV-B lebih efisien diserap oleh DNA dibandingkan UV-A, sehingga menyebabkan kerusakan DNA langsung yang lebih signifikan, terutama pembentukan CPDs. UV-B memiliki hubungan yang kuat dengan perkembangan kanker kulit non-melanoma, termasuk karsinoma sel basal (BCC) dan karsinoma sel skuamosa (SCC). 

Menariknya, jenis paparan UV-B yang berbeda tampaknya terkait dengan jenis kanker kulit yang berbeda. Paparan intermiten dan sunburn, terutama yang terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja, lebih kuat dikaitkan dengan risiko melanoma dan BCC, sedangkan paparan kumulatif UV-B dalam jangka panjang lebih terkait dengan perkembangan SCC.

UV-C memiliki panjang gelombang terpendek dan energi tertinggi di antara ketiga jenis radiasi UV, sehingga memiliki potensi karsinogenik yang paling besar karena kemampuannya yang kuat untuk merusak DNA . Namun, seperti yang telah disebutkan, sebagian besar radiasi UV-C dari matahari disaring oleh lapisan ozon di atmosfer, sehingga paparan alami pada manusia sangat terbatas. Risiko paparan UV-C lebih mungkin berasal dari sumber buatan, seperti lampu germisida yang digunakan untuk sterilisasi. 

Jika lampu ini tidak digunakan dengan benar dan terpapar langsung ke kulit atau mata, dapat menimbulkan risiko. Penelitian terbaru mengenai far-UVC (dengan panjang gelombang sekitar 222 nm) menunjukkan bahwa jenis radiasi ini memiliki penetrasi yang sangat dangkal di kulit, terutama terbatas pada lapisan stratum korneum yang terdiri dari sel-sel mati. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa far-UVC mungkin lebih aman untuk kulit manusia dibandingkan UV-B atau UV-C dengan panjang gelombang yang lebih pendek, sehingga berpotensi untuk aplikasi disinfeksi di ruang publik tanpa risiko karsinogenik yang signifikan.

Implikasi Klinis dan Pencegahan bagi Dokter Umum

Dokter umum memegang peranan penting dalam mendeteksi dini dan mencegah perkembangan kanker kulit. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk waspada terhadap gejala awal kanker kulit yang mungkin ditunjukkan oleh pasien. Beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan meliputi: sariawan atau luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, perubahan pada tahi lalat seperti peningkatan ukuran, perubahan bentuk atau warna, batas yang tidak rata, ketinggian yang bertambah, atau timbulnya rasa nyeri atau gatal, munculnya benjolan baru atau pertumbuhan kulit yang tidak biasa, serta area kulit yang terasa bersisik atau berkerak dan tidak hilang dengan sendirinya. Meningkatkan kesadaran dokter umum terhadap tanda-tanda awal ini dapat berkontribusi signifikan pada diagnosis dini kanker kulit, yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan prognosis pasien.

Selain deteksi dini, dokter umum juga memiliki peran krusial dalam memberikan edukasi kepada pasien mengenai strategi pencegahan paparan sinar UV yang efektif. Beberapa rekomendasi penting yang dapat disampaikan kepada pasien meliputi:

  • Penggunaan Tabir Surya: Menganjurkan penggunaan tabir surya spektrum luas yang melindungi dari radiasi UV-A dan UV-B dengan Sun Protection Factor (SPF) minimal 30. Penting untuk menekankan cara aplikasi yang benar, yaitu mengoleskan tabir surya secara merata pada seluruh kulit yang terpapar setidaknya 15-30 menit sebelum keluar rumah dan mengulang aplikasi setiap dua jam, terutama setelah berkeringat atau berenang. Dokter umum juga dapat mengedukasi pasien mengenai perbedaan antara tabir surya kimia (yang menyerap radiasi UV) dan tabir surya fisik (yang memantulkan radiasi UV).

  • Pakaian Pelindung: Menyarankan penggunaan pakaian yang dapat menutupi kulit sebanyak mungkin saat berada di bawah sinar matahari, seperti kemeja lengan panjang, celana panjang, dan rok. Pakaian dengan bahan tenunan yang rapat dan berwarna gelap umumnya memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap sinar UV.

  • Topi dan Kacamata Hitam: Menganjurkan penggunaan topi bertepi lebar yang dapat melindungi wajah, telinga, dan leher dari paparan sinar matahari langsung. Selain itu, menyarankan penggunaan kacamata hitam yang mampu menghalangi hampir 100% sinar UV-A dan UV-B untuk melindungi mata dari potensi kerusakan akibat radiasi UV.

  • Menghindari Paparan Sinar Matahari pada Jam Puncak: Menginformasikan kepada pasien bahwa intensitas radiasi UV dari matahari biasanya paling tinggi antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. Menganjurkan untuk membatasi aktivitas di luar ruangan selama jam-jam tersebut dan mencari tempat teduh jika memungkinkan.

  • Tidak Menggunakan Tanning Bed: Mengedukasi pasien tentang bahaya penggunaan tanning bed yang memancarkan radiasi UV-A dengan intensitas sangat tinggi, yang telah terbukti meningkatkan risiko berbagai jenis kanker kulit, termasuk melanoma.

  • Perlindungan pada Anak-anak: Menekankan pentingnya melindungi anak-anak dari paparan sinar matahari sejak usia dini, karena kulit anak-anak lebih sensitif terhadap efek buruk radiasi UV, dan sunburn yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko melanoma di kemudian hari.

Memberikan panduan pencegahan yang spesifik dan mudah diikuti akan memberdayakan pasien untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam melindungi diri dari bahaya sinar UV. Dokter umum juga perlu secara aktif mengedukasi pasien tentang risiko paparan sinar UV dan pentingnya langkah-langkah pencegahan ini, menggunakan alat bantu visual dan materi edukasi yang mudah dipahami. Menekankan bahwa perlindungan terhadap sinar UV adalah tindakan pencegahan kanker yang penting dapat membantu mengubah perilaku pasien dan meningkatkan kepatuhan terhadap langkah-langkah perlindungan.

Kesimpulan

Radiasi ultraviolet, dalam berbagai bentuknya (UV-A, UV-B, dan UV-C), memiliki potensi karsinogenik yang signifikan bagi kesehatan kulit. UV-B merupakan faktor utama penyebab sunburn dan kanker kulit non-melanoma, sementara UV-A berkontribusi pada penuaan dini kulit dan meningkatkan risiko melanoma. Meskipun paparan alami terhadap UV-C terbatas karena adanya lapisan ozon, potensi bahayanya dari sumber buatan tetap perlu diwaspadai.

Dokter umum memegang peran yang sangat penting dalam mengedukasi pasien mengenai bahaya sinar ultraviolet, membantu mereka mengenali gejala awal kanker kulit, dan merekomendasikan strategi pencegahan yang efektif. Strategi ini meliputi penggunaan tabir surya spektrum luas, mengenakan pakaian pelindung, menghindari paparan sinar matahari pada jam-jam puncak, dan tidak menggunakan tanning bed. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan panduan yang jelas dan praktis, dokter umum dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya mengurangi risiko kanker kulit di populasi. Pemahaman yang baik tentang bahaya sinar ultraviolet dan cara pencegahannya merupakan bagian integral dari praktik kedokteran umum yang komprehensif.

Works cited

  1. Ultraviolet radiation - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21199599/

  2. Ultraviolet radiation and melanoma - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22123420/

  3. Roles of UVA Radiation and DNA Damage Responses in Melanoma Pathogenesis - PMC, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6031472/

  4. Ultraviolet Radiation, Aging and the Skin: Prevention of Damage by Topical cAMP Manipulation - PubMed Central, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4344124/

  5. UV Radiation and the Skin - PMC - PubMed Central, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3709783/

  6. Ultraviolet Radiation Exposure and Its Impact on Skin Cancer Risk - PMC - PubMed Central, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5036351/

  7. Skin cancer: role of ultraviolet radiation in carcinogenesis - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25252745/

  8. A review of skin cancer primary prevention activities in primary care settings - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38316050/

  9. Development and validation of an instrument to assess the knowledge of general practitioners and pediatricians about photoprotection and solar radiation - PMC, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6857560/

  10. Skin Cancer: Prevention - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31188550/

  11. Ultraviolet Radiation Biological and Medical Implications - PMC - PubMed Central, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10968857/

  12. Mechanism of UV-related carcinogenesis and its contribution to nevi/melanoma - PMC, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2564815/

  13. Ultraviolet Radiation Biological and Medical Implications - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38534742/

  14. Ultraviolet-radiation-related Exposures - 15th Report on Carcinogens - NCBI, accessed March 30, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK590946/?report=classic

  15. Ambient ultraviolet A, ultraviolet B, and risk of melanoma in a nationwide United States cohort, 1984-2014, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11630504/

  16. No Evidence of Induced Skin Cancer or Other Skin Abnormalities after Long‐Term (66 week) Chronic Exposure to 222‐nm Far‐UVC Radiation - PMC - PubMed Central, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9691791/

  17. PENTINGNYA MELINDUNGI KULIT DARI SINAR ULTRAVIOLET DAN CARA MELINDUNGI KULIT DENGAN SUNBLOCK BUATAN SENDIRI - Journal UII, accessed March 30, 2025, https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7819/6801/14476

  18. Ultraviolet (UV) radiation: a double-edged sword in cancer development and therapy, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39417901/

  19. Toxic effects of ultraviolet radiation on the skin - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15020192/

  20. Ultraviolet radiation and cutaneous carcinogenesis - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17641487/

  21. Molecular mechanisms of ultraviolet radiation carcinogenesis - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2087500/

  22. Ultraviolet A and melanoma: a review - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11312434/

  23. Synergistic damage by UVA radiation and pollutants - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19651790/

  24. Photocarcinogenesis: UVA vs UVB - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10907526/

  25. Childhood exposure to ultraviolet radiation and harmful skin effects: Epidemiological evidence - PMC, accessed March 30, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3409870/

  26. Harmful effects of ultraviolet radiation. Council on Scientific Affairs - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2661872/

  27. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21199599/#:~:text=Cutaneous%20malignant%20melanoma%20and%20basal,constant%20or%20cumulative%20sun%20exposure.

  28. Sun Awareness and Sun Protection Practices - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33061512/

  29. Sun exposure behavior and protection: recommendations for travelers - PubMed, accessed March 30, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23464719/

  30. Sunscreen, Preventive Health Behaviors, and Implications of Changes in Sunscreen Use for Public Health - NCBI, accessed March 30, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK587264/

  31. Reducing the Risk of Skin Cancer - The Surgeon General's Call to Action to Prevent Skin Cancer - NCBI, accessed March 30, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK247163/