18 Jul 2025 •
Pendahuluan: Memahami Tantangan Hematuria di Praktik Umum dan Potensi Asam Traneksamat
Hematuria, atau adanya darah dalam urin, merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktik dokter umum dan unit gawat darurat. Spektrum penyebabnya luas, mulai dari kondisi jinak hingga patologi serius yang mengancam jiwa, termasuk keganasan pada saluran kemih.
Tata laksana awal hematuria umumnya berfokus pada tindakan konservatif dan identifikasi penyebab yang mendasari. Dalam konteks ini, Asam Traneksamat (TXA) sebagai agen antifibrinolitik terkadang dipertimbangkan untuk mengendalikan perdarahan, termasuk hematuria, meskipun penggunaannya seringkali bersifat off-label dan perannya belum selalu terdefinisi dengan jelas.
Dokter umum seringkali berada di garis depan dalam menghadapi pasien dengan hematuria. Tantangan yang dihadapi tidak hanya bersifat diagnostik, yaitu membedakan antara penyebab ringan dan serius, tetapi juga dalam pengambilan keputusan tata laksana. Ada kecenderungan untuk segera menghentikan perdarahan yang terlihat, dan TXA mungkin tampak sebagai solusi cepat.
Namun, penggunaan TXA tanpa pemahaman mendalam mengenai mekanisme kerja, efektivitas pada berbagai skenario hematuria, dan terutama profil keamanannya, dapat berisiko. Hematuria adalah sebuah gejala, bukan diagnosis akhir. Pemberian TXA hanya mengatasi manifestasi perdarahan tanpa menyentuh akar permasalahannya.
Hal ini menjadi krusial mengingat potensi keganasan sebagai penyebab hematuria, di mana investigasi menyeluruh tidak boleh tertunda. Lebih lanjut, status off-label TXA untuk sebagian besar indikasi hematuria menuntut tanggung jawab yang lebih besar dari dokter yang meresepkan.
Ketiadaan persetujuan FDA untuk hematuria secara umum (kecuali dalam konteks hemofilia spesifik) mengindikasikan bahwa bukti klinis skala besar yang kuat mungkin terbatas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam ekstrapolasi temuan dari penelitian pada kondisi lain atau skenario urologis yang sangat spesifik.
Mengenal Asam Traneksamat: Mekanisme Kerja Antifibrinolitik yang Mendasari Perannya
Asam traneksamat adalah derivat sintetik dari asam amino lisin. Obat ini bekerja sebagai agen antifibrinolitik dengan cara menghambat proses fibrinolisis, yaitu pemecahan bekuan darah. Mekanisme kerjanya yang utama adalah melalui ikatan reversibel pada situs pengikat lisin pada molekul plasminogen. Ikatan ini mencegah aktivasi plasminogen menjadi plasmin, atau menghalangi interaksi plasmin dengan fibrin.
Akibatnya, degradasi fibrin, yang merupakan komponen utama bekuan darah, dapat dicegah. Hal ini menyebabkan stabilisasi bekuan darah yang sudah terbentuk dan pada akhirnya mengurangi atau menghentikan perdarahan. Penting untuk dicatat bahwa asam traneksamat umumnya tidak memengaruhi parameter koagulasi darah secara keseluruhan, seperti jumlah trombosit atau waktu protrombin.
Spesifisitas mekanisme kerja TXA ini memiliki implikasi penting. Efektivitasnya akan maksimal pada kondisi perdarahan di mana fibrinolisis yang berlebihan menjadi kontributor signifikan. Jika perdarahan disebabkan oleh faktor lain, misalnya erosi pembuluh darah oleh tumor atau koagulopati berat yang tidak melibatkan hiperfibrinolisis primer, maka dampak TXA mungkin akan terbatas.
Pemahaman akan penyebab hematuria menjadi sangat penting sebelum mempertimbangkan penggunaan TXA. Sebagai contoh, perdarahan pascaoperasi dalam urologi sering dikaitkan dengan peningkatan aktivitas fibrinolitik urin akibat urokinase, sehingga secara teoretis TXA dapat bermanfaat dalam konteks tersebut.
Namun, sifat TXA yang menstabilkan bekuan darah yang ada dapat menjadi pedang bermata dua, khususnya di saluran kemih. Meskipun stabilisasi bekuan diinginkan di lokasi perdarahan, jika bekuan tersebut terbentuk di dalam ureter atau menyumbat aliran keluar kandung kemih, TXA justru dapat memperburuk situasi.
Laporan kasus mengenai obstruksi ureter akibat bekuan darah setelah pemberian TXA menegaskan risiko ini , yang merupakan konsekuensi langsung dari mekanisme kerjanya.
Efektivitas Asam Traneksamat pada Berbagai Kasus Hematuria: Tinjauan Bukti Ilmiah dari PubMed
Efektivitas asam traneksamat pada hematuria sangat bervariasi tergantung pada penyebab dan konteks klinisnya.
Hematuria Umum/Tidak Terdiferensiasi:
Bukti ilmiah langsung dari tinjauan sistematis mengenai penggunaan TXA untuk hematuria umum atau yang belum terdiferensiasi masih terbatas. Sebuah tinjauan sistematis menemukan jumlah studi yang terbatas yang mengevaluasi TXA untuk hematuria dan lebih berfokus pada risiko gagal ginjal.
Tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa data yang tersedia tidak menunjukkan peningkatan risiko gagal ginjal, namun penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Hingga saat ini, belum ada protokol atau panduan standar yang diakui untuk penanganan hematuria sebagai kondisi darurat dengan menggunakan TXA. Kesenjangan bukti ini signifikan, terutama untuk kasus hematuria yang tidak terseleksi yang seringkali pertama kali ditangani oleh dokter umum.
Sebagian besar penelitian cenderung berfokus pada skenario yang lebih spesifik seperti pasca-bedah, trauma, atau penyakit tertentu. Heterogenitas penyebab hematuria menyulitkan pelaksanaan studi yang luas, sehingga dokter umum perlu berhati-hati dalam menggeneralisasi temuan dari setting khusus.
Hematuria Makroskopik / Setting Gawat Darurat:
Pemberian TXA secara intravesika (langsung ke dalam kandung kemih) telah diteliti. Sebuah studi before-and-after menunjukkan bahwa pemberian 1000 mg TXA intravesika pada pasien dengan hematuria makroskopik di unit gawat darurat dapat mengurangi lama tinggal di UGD, durasi penggunaan kateter Foley, dan kunjungan kembali ke UGD.
Aplikasi lokal seperti ini mungkin bermanfaat untuk hematuria yang berasal dari kandung kemih dengan menghantarkan konsentrasi obat yang tinggi langsung ke lokasi perdarahan, sekaligus berpotensi meminimalkan efek samping sistemik. Meskipun demikian, penyerapan sistemik masih dapat terjadi.
Hematuria Pasca Bedah/Prosedural (Urologi):
Nefrolitotomi Perkutan (PCNL): Pemberian TXA (misalnya, 1 gram IV saat operasi dimulai, diikuti 500 mg oral setiap 8 jam) terbukti mengurangi perdarahan, kebutuhan transfusi darah, dan lama rawat inap. Sebuah meta-analisis juga mengonfirmasi penurunan angka transfusi, kehilangan darah, penurunan kadar hemoglobin (Hb), komplikasi, dan lama rawat inap.
Reseksi Prostat Transurethral (TURP): TXA dilaporkan mengurangi kehilangan darah perioperatif dan penurunan kadar Hb. Namun, bukti mengenai kemampuannya mengurangi angka kebutuhan transfusi darah masih beragam atau tidak signifikan dalam beberapa meta-analisis.
Biopsi Prostat Transrektal (TRUSBx): Profilaksis singkat dengan TXA oral (misalnya, 500 mg) sebelum prosedur terbukti menurunkan insiden hematuria. Secara umum, TXA tampak konsisten dalam mengurangi kehilangan darah pada berbagai tindakan bedah urologi. Namun, dampaknya terhadap angka transfusi tidak selalu signifikan secara statistik. Ini mungkin menunjukkan bahwa meskipun kehilangan darah berkurang, penurunannya tidak selalu melampaui ambang batas yang memerlukan transfusi, atau dipengaruhi oleh faktor lain seperti kadar Hb awal dan strategi manajemen darah pasien secara keseluruhan.
Kondisi Medis Spesifik:
Penyakit Ginjal Polikistik (PKD): Laporan kasus dan sebuah studi prospektif kecil menunjukkan bahwa TXA (oral atau IV, dengan dosis yang disesuaikan untuk fungsi ginjal) dapat efektif dan relatif aman untuk hematuria berat pada pasien Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD) yang tidak responsif terhadap terapi konvensional. Hematuria dilaporkan berhenti dalam 24 jam hingga 5 hari. Pada kondisi spesifik yang sulit ditangani seperti ini, TXA dapat menjadi alat yang berharga bagi spesialis ketika opsi lain gagal, namun seleksi pasien yang cermat dan penyesuaian dosis renal menjadi sangat penting.
Sistitis Radiasi: Meskipun TXA bukan fokus utama dalam literatur mengenai sistitis radiasi, dalam konteks penanganan hematuria akibat kondisi ini, TXA dapat dipertimbangkan secara off-label oleh spesialis. Manajemen umum sistitis radiasi hemoragik melibatkan berbagai agen dan seringkali memerlukan rujukan spesialis untuk kasus yang persisten.
Konteks Serupa (Trauma & Perdarahan Saluran Cerna Atas):
TXA terbukti mengurangi kehilangan darah, kebutuhan transfusi, dan komplikasi pada pasien trauma. Pada perdarahan saluran cerna atas, TXA mengurangi mortalitas (bukti kualitas sedang) tetapi tidak secara signifikan mengurangi perdarahan ulang atau kebutuhan transfusi; tidak ada peningkatan kejadian tromboemboli yang dilaporkan.
Manfaat yang telah terbukti pada skenario perdarahan mayor ini berkontribusi pada reputasi TXA sebagai agen hemostatik. Namun, kondisi ini berbeda dari sebagian besar kasus hematuria yang dihadapi dokter umum, yang seringkali kurang akut atau memiliki patofisiologi yang berbeda, sehingga ekstrapolasi langsung ke semua bentuk hematuria tidak tepat tanpa bukti spesifik.
Fokus Utama: Dosis Obat Hematuria – Panduan Penggunaan Asam Traneksamat
Pembahasan mengenai "Dosis Obat Hematuria" untuk asam traneksamat menjadi sangat penting, terutama bagi dokter umum. Perlu ditekankan bahwa penggunaan TXA untuk hematuria sebagian besar bersifat off-label, karena FDA hanya menyetujui TXA untuk perdarahan menstruasi berat dan pencegahan jangka pendek pada pasien hemofilia. Dosis sangat bervariasi tergantung indikasi, rute pemberian, dan yang terpenting, fungsi ginjal pasien. Infus intravena yang terlalu cepat dapat menyebabkan hipotensi.
Rute Pemberian dan Dosis Umum (Contoh):
Intravena (IV):
Syok hemoragik umum/trauma: Dosis dewasa adalah 1 gram bolus dalam 100 mL NaCl 0.9% selama 10 menit (dorongan IV lambat). Dapat diulang dosis 1 gram selama 8 jam berikutnya, namun tidak melebihi total 2 gram.
PCNL: 1 gram IV saat pembedahan dimulai.
Artroplasti: Studi membandingkan dosis 15 mg/kg dengan 30 mg/kg (maksimum 2.5 gram), di mana dosis 30 mg/kg menunjukkan pengurangan kebutuhan transfusi yang lebih baik tanpa peningkatan komplikasi. Ini menyoroti pentingnya dosis berbasis berat badan dan dosis maksimal.
Dosis tinggi vs. standar pada perdarahan: Dosis standar ≤1 gram, dosis tinggi ≥2 gram atau ≥30 mg/kg. Dosis tinggi mungkin mengurangi kebutuhan transfusi tetapi efeknya pada kejadian tromboemboli dan mortalitas belum pasti.
Oral:
Perdarahan menstruasi berat (disetujui FDA): 1300 mg tiga kali sehari hingga 5 hari selama menstruasi.
PCNL (setelah dosis IV awal): 500 mg oral setiap 8 jam hingga 3 hari.
Profilaksis TRUSBx: 500 mg oral 1 jam sebelum prosedur.
PKD dengan hematuria (laporan kasus): 1000 mg PO tiga kali sehari kemudian sekali sehari; atau regimen bervariasi 10-15 mg/kg.
Penting dicatat, sebuah kasus melaporkan peresepan TXA oral 1 gram tiga kali sehari selama 5 hari oleh dokter umum untuk hematuria yang ternyata berasal dari saluran kemih atas, yang berujung pada komplikasi serius berupa pembentukan bekuan di ureter. Ini menjadi contoh peringatan penting.
Intravesika (Umumnya di Setting Spesialis):
Hematuria makroskopik di UGD: 1000 mg melalui kateter Foley, didiamkan selama 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan irigasi kandung kemih berkelanjutan (CBI).
Pasien anak dengan ventricular assist device (VAD) dan hematuria: 1 gram dalam 250 mL NaCl 0.9% setiap 6 jam.
Pentingnya Penyesuaian Dosis pada Pasien dengan Gangguan Fungsi Ginjal:
Asam traneksamat sebagian besar (sekitar 95%) diekskresikan dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan akan terakumulasi pada pasien dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, pengurangan dosis bersifat krusial. Rekomendasi spesifik (meskipun dari sumber yang lebih lama, namun mengilustrasikan prinsipnya) sebagai berikut:
Kreatinin serum 120–250 µmol/L (sekitar 1.4-2.8 mg/dL): 10 mg/kg IV dua kali sehari.
Kreatinin serum 250–500 µmol/L (sekitar 2.8-5.7 mg/dL): 10 mg/kg IV sekali sehari.
Kreatinin serum >500 µmol/L (sekitar >5.7 mg/dL): 10 mg/kg IV setiap 48 jam. Sumber lain juga menekankan bahwa penyesuaian dosis renal direkomendasikan dan pemberian harus bijaksana pada pasien dengan gangguan ginjal berat. Kasus pada pasien PKD dengan CKD stadium IV yang menerima berbagai dosis (10-15 mg/kg) secara efektif menyoroti perlunya titrasi yang hati-hati.
Rentang dosis dan rute pemberian yang luas, ditambah dengan status off-label untuk hematuria, menjadikan "Dosis Obat Hematuria" untuk TXA sangat kompleks. Dokter umum sebaiknya TIDAK meresepkan TXA secara sembarangan untuk hematuria tanpa pemahaman yang jelas mengenai konteks spesifik, bukti ilmiah yang mendukung untuk konteks tersebut, dan terutama status fungsi ginjal pasien.
Tidak ada "dosis standar hematuria" untuk TXA. Kegagalan menyesuaikan dosis TXA pada gangguan ginjal secara langsung meningkatkan risiko akumulasi obat dan potensi toksisitas, termasuk kejang atau antifibrinolisis berlebihan yang dapat meningkatkan risiko trombotik.
Tabel 1: Contoh Rekomendasi Umum Dosis Asam Traneksamat untuk Indikasi Relevan dan Panduan Penyesuaian pada Gangguan Ginjal
Indikasi | Rute | Dosis Umum | Catatan Khusus | Panduan Penyesuaian Dosis Ginjal (Prinsip Umum) |
Perdarahan Menstruasi Berat (FDA Approved) | Oral | 1300 mg, 3 kali sehari, hingga 5 hari selama menstruasi | Pertimbangkan pengurangan dosis pada gangguan ginjal signifikan. | |
Profilaksis Perdarahan TRUSBx | Oral | 500 mg, 1 jam sebelum prosedur | Dosis tunggal, risiko akumulasi rendah. | Umumnya tidak memerlukan penyesuaian untuk dosis tunggal, namun pertimbangkan pada gangguan ginjal berat. |
Suportif pada PCNL (oleh spesialis) | IV awal, Oral | 1 gram IV saat operasi, dilanjutkan 500 mg oral tiap 8 jam | Dikelola dalam setting rumah sakit dengan pemantauan. | PENTING: Dosis harus disesuaikan berdasarkan fungsi ginjal. Contoh: Cr 1.4-2.8 mg/dL: 10 mg/kg IV bid; Cr 2.8-5.7 mg/dL: 10 mg/kg IV qd; Cr >5.7 mg/dL: 10 mg/kg IV q48h (prinsip dari mengacu pada Andersson dkk.). |
Hematuria Makroskopik (Intravesika, oleh UGD/Spesialis) | Intravesika | 1000 mg dalam kateter, diamkan 15 menit, lalu CBI | Aplikasi lokal, penyerapan sistemik mungkin terjadi. | Meskipun lokal, pertimbangkan potensi penyerapan pada gangguan ginjal berat. |
Syok Hemoragik/Trauma (IV) | IV | 1 gram bolus selama 10 menit, dapat diulang 1 gram dalam 8 jam | Total dosis tidak melebihi 2 gram. Infus cepat dapat menyebabkan hipotensi. | PENTING: Penyesuaian dosis diperlukan pada gangguan ginjal. Ikuti prinsip penyesuaian dosis seperti pada PCNL. |
Catatan: Tabel ini bersifat ilustratif dan tidak mencakup semua kemungkinan dosis atau indikasi. Selalu rujuk pada panduan terbaru dan pertimbangkan kondisi klinis pasien secara individual. Penggunaan untuk hematuria umumnya off-label dan seringkali memerlukan keahlian spesialis.
Aspek Keamanan Asam Traneksamat: Efek Samping dan Risiko yang Perlu Diwaspadai
Efek Samping Umum:
Efek samping yang sering dilaporkan meliputi gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Satu studi melaporkan insiden sekitar 12%, yang tidak berbeda signifikan dengan plasebo. Efek samping neurologis seperti sakit kepala dan pusing juga dapat terjadi, serta keluhan muskuloskeletal seperti nyeri punggung atau kram otot, dan rasa lelah secara umum.
Risiko Serius:
Tromboemboli (Vena/Arteri): Sebagai agen antifibrinolitik, TXA secara teoretis meningkatkan risiko kejadian tromboemboli. Namun, beberapa studi dan tinjauan dalam konteks spesifik seperti perdarahan saluran cerna atas , bedah trauma, atau artroplasti dengan peningkatan dosis TIDAK menemukan peningkatan risiko tromboemboli yang signifikan secara statistik dibandingkan plasebo atau kontrol. Sebuah studi mengenai dosis tinggi IV TXA pada perdarahan menemukan efek yang belum pasti terhadap kejadian tromboemboli. Meskipun demikian, TXA dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit tromboemboli aktif atau riwayat tromboemboli vena atau arteri. Kehati-hatian juga diperlukan bila digunakan bersamaan dengan kontrasepsi hormonal karena dapat meningkatkan risiko trombotik.
Kejang: Dapat terjadi pada dosis tinggi atau pemberian intratekal yang tidak disengaja. Risiko ini lebih dikenal dalam literatur bedah jantung dengan penggunaan dosis yang sangat tinggi.
Gangguan Penglihatan: Dapat berupa gangguan persepsi warna atau gangguan visual lainnya. TXA dikontraindikasikan pada pasien dengan defek penglihatan warna yang diketahui.
Reaksi Anafilaksis: Meskipun jarang, reaksi alergi berat dapat terjadi.
Komplikasi Urologis Spesifik: Pembentukan Bekuan di Saluran Kemih dan Obstruksi: Ini merupakan risiko KRITIS dan spesifik terkait penggunaan TXA pada hematuria. Pemberian TXA pada kasus hematuria yang berasal dari saluran kemih bagian atas (UUT) dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah di ureter, yang berujung pada obstruksi dan bahkan perforasi UUT. Ini adalah peringatan keras. Hematuria makroskopik merupakan kontraindikasi yang diketahui , dan bahkan hematuria mikroskopik dianggap sebagai kontraindikasi relatif karena risiko pembentukan bekuan di saluran kemih. Sebuah tinjauan sistematis menemukan data terbatas namun tidak ada indikasi peningkatan risiko gagal ginjal akibat bekuan dalam studi yang ditinjau; namun, tinjauan ini memiliki jumlah pasien yang sedikit dengan dokumentasi fungsi ginjal dan lebih berfokus pada gagal ginjal, bukan hanya obstruksi. Laporan kasus dengan jelas menunjukkan bahwa obstruksi adalah risiko nyata.
Gambar 1. Gambar menunjukkan selama proses diagnostic ureteroscopy dan gambar (F) menunjukkan clot yang sudah dikeluarkan
Risiko obstruksi saluran kemih akibat bekuan darah yang diinduksi TXA pada konteks perdarahan UUT adalah kekhawatiran keamanan paling utama bagi dokter umum yang menangani hematuria. Risiko ini dapat mengubah obat yang berpotensi membantu menjadi berbahaya jika salah diterapkan. Mekanisme kerja TXA (stabilisasi bekuan) secara langsung berkontribusi pada risiko ini jika perdarahan berasal dari atas kandung kemih.
Ini adalah bahaya yang lebih langsung dan spesifik urologi dibandingkan risiko tromboemboli vena (VTE) sistemik bagi banyak pasien hematuria. Meskipun risiko VTE sistemik sering dikutip, bukti dari berbagai penelitian pada konteks non-hematuria tidak secara meyakinkan menunjukkan peningkatan VTE dengan penggunaan yang tepat.
Namun, hal ini tidak boleh menimbulkan kelalaian, terutama jika ada faktor risiko atau jika TXA digunakan pada hematuria di mana stasis akibat bekuan dapat memicu trombosis lokal. Risiko kejang dan gangguan visual tampaknya terkait dosis dan berhubungan dengan penetrasi atau efek pada sistem saraf pusat, yang menekankan perlunya dosis yang benar dan menghindari kadar sistemik yang terlalu tinggi, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal.
Kontraindikasi Mutlak dan Peringatan Kritis untuk Praktik Dokter Umum
Kontraindikasi Absolut (berdasarkan ):
Riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap asam traneksamat.
Perdarahan intrakranial aktif (misalnya, perdarahan subaraknoid).
Gangguan penglihatan warna yang sudah diketahui sebelumnya.
Riwayat tromboemboli vena atau arteri (misalnya, Deep Vein Thrombosis/DVT, Emboli Paru/PE, stroke).
Penyakit tromboemboli aktif.
Hematuria yang berasal dari Saluran Kemih Bagian Atas (UUT – ginjal atau ureter): Ini adalah kontraindikasi fungsional yang sangat penting berdasarkan laporan kasus obstruksi dan perforasi ureter.
Penggunaan bersamaan dengan konsentrat kompleks protrombin pada pasien hemofilia B.
Peringatan Kritis dan Situasi yang Membutuhkan Kehati-hatian Ekstra:
Hematuria Makroskopik dan Mikroskopik (tanpa mengetahui sumber perdarahan secara pasti): Hematuria makroskopik adalah kontraindikasi yang diketahui, dan hematuria mikroskopik pun harus dianggap sebagai kontraindikasi relatif karena risiko pembentukan bekuan. Ini mengimplikasikan bahwa investigasi menyeluruh untuk menyingkirkan sumber perdarahan dari UUT harus dilakukan sebelum mempertimbangkan TXA.
Gangguan Fungsi Ginjal Berat: Memerlukan penyesuaian dosis yang cermat dan pemantauan ketat.
Penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi hormonal kombinasi (dapat meningkatkan risiko trombotik).
Pasien dengan riwayat atau risiko tinggi kejang.
Pasien yang memerlukan aktivator plasminogen jaringan (tPA), karena efikasi TXA dapat menurun.
Pesan paling kritis bagi dokter umum adalah: JANGAN meresepkan TXA untuk hematuria jika sumber perdarahan diketahui atau dicurigai berasal dari saluran kemih bagian atas (ginjal/ureter). Jika sumber perdarahan tidak diketahui, penggunaan TXA harus ditunda hingga perdarahan UUT dapat disingkirkan.
Hal ini didasarkan pada laporan kasus perforasi UUT dan peringatan mengenai pembentukan bekuan. Kontraindikasi untuk "hematuria makroskopik" kemungkinan besar mengasumsikan kondisi yang belum terinvestigasi di mana perdarahan UUT tidak dapat dikesampingkan.
Setelah perdarahan dipastikan hanya berasal dari saluran kemih bagian bawah (misalnya, pasca-TURP, sumber perdarahan hanya di kandung kemih pada sistitis radiasi) dan ditangani oleh spesialis, TXA (termasuk rute intravesika) mungkin dapat dipertimbangkan.
Tabel 2: Peringatan Kunci dan Kontraindikasi Asam Traneksamat untuk Dokter Umum pada Kasus Hematuria
Kondisi/Situasi | Rekomendasi/Tindakan untuk Dokter Umum |
Hematuria dari Saluran Kemih Atas (diketahui atau dicurigai) | KONTRAINDIKASI MUTLAK. Risiko tinggi obstruksi bekuan dan perforasi. |
Hematuria Makroskopik (sumber tidak diketahui) | KONTRAINDIKASI. Investigasi sumber perdarahan adalah prioritas. Jangan berikan TXA sebelum sumber UUT disingkirkan. |
Hematuria Mikroskopik (sumber tidak diketahui) | PERHATIAN EKSTRA/KONTRAINDIKASI RELATIF. Risiko pembentukan bekuan tetap ada. Prioritaskan investigasi. |
Riwayat Tromboemboli (VTE/ATE) atau penyakit tromboemboli aktif | KONTRAINDIKASI MUTLAK. |
Gangguan Fungsi Ginjal Berat | PERHATIAN EKSTRA. Penyesuaian dosis mutlak diperlukan. Konsultasi spesialis dianjurkan. Akumulasi obat meningkatkan risiko toksisitas. |
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi | PERHATIAN EKSTRA. Potensi peningkatan risiko trombotik. Diskusikan risiko dan manfaat. |
Riwayat Alergi terhadap Asam Traneksamat | KONTRAINDIKASI MUTLAK. |
Gangguan Penglihatan Warna yang Diketahui | KONTRAINDIKASI MUTLAK. |
Panduan Praktis bagi Dokter Umum: Kapan Mempertimbangkan TXA dan Kapan Merujuk?
Langkah Awal Penilaian Pasien Hematuria di Layanan Primer:
Penilaian awal yang komprehensif adalah kunci. Ini meliputi anamnesis lengkap mengenai sifat hematuria, gejala penyerta, riwayat penyakit sebelumnya, dan penggunaan obat-obatan (termasuk antikoagulan atau antiplatelet). Pemeriksaan fisik harus mencakup pengukuran tekanan darah dan nadi, pemeriksaan abdomen, serta pemeriksaan colok dubur pada pria atau pemeriksaan panggul pada wanita jika relevan untuk menyingkirkan sumber perdarahan non-urologis.
Pemeriksaan urinalisis (tes carik celup dan mikroskopik) serta kultur urin jika ada kecurigaan infeksi saluran kemih (ISK) juga penting. Stabilitas hemodinamik pasien harus dinilai, dan identifikasi tanda bahaya (red flags) untuk keganasan atau kondisi serius lainnya harus dilakukan.
Peran Terbatas TXA dalam Praktik Umum:
Asam traneksamat bukanlah pengobatan lini pertama untuk hematuria di layanan primer. Fokus utama harus selalu pada diagnosis penyebab yang mendasari. Penggunaan TXA oleh dokter umum untuk hematuria harus sangat selektif, dilakukan dengan hati-hati, dan idealnya setelah berkonsultasi dengan spesialis urologi, terutama mengingat risiko serius pembentukan bekuan di saluran kemih atas.
Belum ada panduan yang jelas untuk penggunaan TXA pada hematuria emergensi secara umum. Kasus di mana dokter umum meresepkan TXA untuk hematuria yang ternyata berasal dari UUT dan berujung pada komplikasi serius menjadi pembelajaran penting.
Pentingnya Rujukan Tepat Waktu ke Spesialis Urologi:
Semua kasus hematuria makroskopik memerlukan evaluasi urologis untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. Hematuria mikroskopik yang persisten juga memerlukan rujukan. Indikasi untuk rujukan segera atau emergensi meliputi instabilitas hemodinamik, retensi bekuan darah (clot retention), gagal ginjal akut, atau tanda-tanda sepsis. Pasien dengan hematuria pasca-radiasi juga memerlukan penilaian oleh spesialis, yang mungkin mencakup sistoskopi dan pencitraan.
Peran utama dokter umum dalam menangani hematuria bukanlah untuk segera menghentikan perdarahan dengan TXA, melainkan untuk melakukan penilaian menyeluruh, mengidentifikasi kondisi darurat, menyingkirkan penyebab yang mudah diobati seperti ISK (sambil tetap melanjutkan investigasi lebih lanjut jika diperlukan), dan memastikan rujukan yang tepat waktu untuk diagnosis definitif serta manajemen penyebab yang mendasari.
Penggunaan TXA yang tidak tepat dapat menutupi perdarahan yang sedang berlangsung atau menunda diagnosis kondisi serius. Dokter umum harus memiliki ambang batas yang tinggi untuk bahkan mempertimbangkan TXA pada kasus hematuria.
Sikap standar seharusnya adalah "investigasi dan rujuk." TXA mungkin baru dipertimbangkan setelah ada masukan dari spesialis atau dalam skenario yang sangat spesifik dan terbatas di mana manfaatnya jelas melebihi risiko dan perdarahan dari UUT telah secara definitif disingkirkan.
Kesimpulan: Menempatkan Asam Traneksamat dalam Perspektif Tata Laksana Hematuria yang Bijak
Asam traneksamat adalah agen antifibrinolitik yang memiliki potensi untuk mengurangi perdarahan dalam konteks klinis tertentu. Namun, efektivitasnya pada hematuria bervariasi, dan bukti ilmiah untuk penggunaan umum di layanan primer masih terbatas.
Jika TXA dipertimbangkan (biasanya oleh spesialis), penentuan Dosis Obat Hematuria yang tepat, terutama penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, menjadi sangat krusial.
Peringatan kritis mengenai risiko pembentukan bekuan dan obstruksi saluran kemih, terutama jika sumber perdarahan dari saluran kemih bagian atas tidak dapat disingkirkan, merupakan aspek keamanan utama yang harus selalu diingat oleh dokter umum.
Pendekatan diagnostik yang komprehensif untuk mengungkap penyebab hematuria harus selalu didahulukan daripada terapi simtomatik prematur dengan TXA. Konsultasi dan rujukan ke spesialis urologi adalah langkah kunci dalam tata laksana sebagian besar kasus hematuria.
Bagi dokter umum, asam traneksamat pada kasus hematuria sebaiknya dianggap sebagai obat yang penggunaannya dipandu oleh spesialis atau digunakan dengan sangat hati-hati setelah perdarahan dari saluran kemih atas benar-benar dapat dieksklusi. Fokus utama harus tetap pada diagnosis yang akurat dan memastikan jalur penanganan pasien yang aman.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memperjelas peran, efektivitas, dan keamanan asam traneksamat dalam berbagai etiologi hematuria. Prinsip "pertama, jangan merugikan" (primum non nocere) harus menjadi panduan, dan dalam konteks penggunaan TXA untuk hematuria oleh dokter umum, ini berarti memprioritaskan investigasi dan rujukan daripada upaya segera menghentikan perdarahan dengan obat yang berpotensi membawa risiko signifikan.
Management of macroscopic haematuria in the emergency ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2658267/
Epidemiology and management of urological emergencies in a tertiary care setting in Scandinavia - PMC, diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11998232/
Hematuria (Blood in the Urine) - NIDDK, diakses Mei 8, 2025, https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/hematuria-blood-urine
Tranexamic Acid - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Mei 8, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532909/
Northeastern Section of the American Urological Association 73rd Annual Meeting Abstracts, diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8474686/
Effectiveness of tranexamic acid for decreasing bleeding in prostate ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5926641/
The role of tranexamic acid in reducing bleeding during ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9787431/
Tranexamic acid: A review of its use in the management of menorrhagia - ResearchGate, diakses Mei 8, 2025, https://www.researchgate.net/publication/10691431_Tranexamic_acid_A_review_of_its_use_in_the_management_of_menorrhagia
Tranexamic Acid treatment of life-threatening hematuria in polycystic ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21716688/
Use of Intravesical Tranexamic Acid for Severe Macroscopic ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11391216/
Tranexamic Acid Treatment of Life-Threatening Hematuria in Polycystic Kidney Disease, diakses Mei 8, 2025, https://www.researchgate.net/publication/51455256_Tranexamic_Acid_Treatment_of_Life-Threatening_Hematuria_in_Polycystic_Kidney_Disease
Effectiveness of Tranexamic Acid in Trauma Patients: A Systematic ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38213943/
Tranexamic acid-induced ureteric clot obstruction in a patient with ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35039376/
Microscopic haematuria as a relative contraindication for tranexamic ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7734375/
Tranexamic acid-induced ureteric clot obstruction in a patient with ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8768920/
Systematic review of hematuria and acute renal failure with ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35266205/
A systematic review of outcomes associated with patients admitted to hospital with emergency haematuria - PMC, diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11832295/
Impact of intravesical administration of tranexamic acid on gross ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36948083/
The Effects of Tranexamic Acid on Bleeding Control During and after ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34291443/
The Efficacy and Safety of Tranexamic Acid in the Management of Perioperative Bleeding After Percutaneous Nephrolithotomy: A Systematic Review and Meta-Analysis of Comparative Studies - PubMed, diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34569280/
Efficacy of a short prophylaxis with tranexamic acid on hemostasis ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27569090/
Medical therapy with tranexamic acid in autosomal dominant ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22425801/
Canadian Urological Association Best Practice Report: Diagnosis ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6363576/
Management of radiation cystitis - PubMed, diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20212517/
Systematic review with meta-analysis: the efficacy of tranexamic acid ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32363690/
Dose optimisation of intravenous tranexamic acid for elective hip ..., diakses Mei 8, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5579309/
Efficacy of high dose tranexamic acid (TXA) for hemorrhage: A ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36746710/
Special considerations with regard to the dosage of tranexamic acid ..., diakses Mei 8, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/664136/