Saya pernah melakukan sebuah survey. Respondennya 100 dokter umum di seluruh Indonesia. Menarik, ternyata ketika ditanya, setelah menjadi dokter umum anda memiliki pilihan karier
- Sekolah Spesialis (PPDS)
- Sekolah S2 atau S3
- Sekolah DLP (Dokter Layanan Primer)
Di antara 3 pilihan tersebut, 80% dokter umum memilih alternatif 1: sekolah spesialis (PPDS). Sementara 14% memilih sekolah S2 atau S3 dan 6% memilih untuk sekolah DLP (ternyata masih ada lho sejawat yang lebih memilih DLP daripada ambil Spesialis).
Bisa lanjut sekolah spesialis adalah "impian" 80% dokter umum di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan menjadi spesialis
- THP (sangat mungkin) akan meneningkat
- Kepuasan kerja (mungkin) akan meningkat
- Orang tua dan keluarga (mungkin) akan lebih bangga.
Namun, ibarat hukum pasar. Saat supply kecil dan demand besar, yang akan terjadi adalah "Harga Mahal".
Siapa bilang sekolah spesialis "murah"? Memang ada beberapa PPDS yang SPP murah, seperti di Surabaya atau Bandung, namun ada "harga-harga" lain yang harus dibayar. Misal, beberapa prodi tertentu mensyaratkan PTT di luar jawa. Atau, mensyaratkan punya penelitian yang berhubungan dengan prodi tersebut.
Selain itu biaya hidup di kota besar, dengan status "tidak bekerja" tentu menjadi tantangan ekonomi tersendiri. Namun, dengan kerja keras berusaha mencapai nilai seleksi setinggi mungkin bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Bayangkan sebuah prodi di Surabaya diminati 56 orang pendaftar, padahal hanya 7 orang yang diterima. Itu artinya, untuk diterima di prodi tersebut, 1 orang harus "membunuh" 7 orang yang lain.
Lalu bagaimana, untuk menjadi 1 orang yang diterima tersebut? Meraih Nilai Seleksi setinggi mungkin. Nilai seleksi ditentukan oleh beberapa variabel: Tes tulis (teori), tes TPA, Bahasa Inggris, wawancara dan faktor "X".
Tes TPA biasanya bawaan (meski bisa dilatih), tes Bahasa Inggris juga dapat dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (atau banyak lembaga pendidikan Bahasa Inggris yang sudah "menjamur"). Salah satu variabel yang dapat dikendalikan dan dipersiapkan adalah ujian tulis (teori).
Beberapa tips ini admin rangkum dari senior dan konsulen tentang bagaimana tips diterima di tes PPDS, khususnya tips bagaimana meraih Nilai Tes Tulis Teori Setinggi Mungkin.
- BELAJAR SEMUA TEORI
Ini adalah tips yang paling logis. Kalo sejawat bisa belajar semua teori dengan baik, tentu akan mudah meraih nilai tes tulis setinggi mungkin. Namun, sering kendala waktu dan banyak hal menyebabkan tidak semua teori terbaca/terpelajari. Jika hal ini terjadi, anda perlu strategi agar belajar dapat efektif dan efisien. - BELAJAR BERSAMA
Strategi ini cukup ampuh terutama bagi anda yang sedang PTT/bekerja mandiri. Belajar bersama teman-teman akan merangsang motivasi anda untuk "belajar lagi" materi di bangku kuliah. Dengan belajar bersama anda bisa saling melengkapi dan bertuar informasi terkait materi yang kurang dipahami. - LATIHAN SOAL-SOAL
Dengan berlatih soal-soal, anda akan mengefisiensikan waktu belajar dan meningkatkan efektivitas penyerapan materi. Sudah bukan rahasia umum bahwa soal-soal tes PPDS adalah soal-soal yang didaurulang dari bank soal terdahulu. Begitu anda punya bank soal FK yang anda targetkan, satu kaki anda sudah sampai di tujuan.
Group Belajar Soal-Soal PPDS Interna
Menimbang begitu besarnya annimo sejawat untuk mempersiapkan tes PPDS, Admin berinisiatif untuk membentuk Group Belajar Soal-Soal PPDS Interna. Mengapa Intterna? Karena memang saat ini sumber daya yang admin punya masih terbatas bidang Ilmu Penyakit Dalam (Interna). Tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan berkembang ke bidang lain (pediatri, bedah, obgyn dsb).
Metode belajarnya sederhana. Kami punya group media sosial (saat ini WhatsApp) tempat berbagi soal-soal yang Admin kumpulkan dari bank soal beberapa center PPDS. Soal-soal tersebut kemudian dibahas bersama-sama. Jika ada pertanyaan akan didiskusikan bersama.
Admin juga memiliki fasilitas Try Out online. Jadi sebelum soal dibahas, peserta group dapat mengambil try out berisi 10 soal/hari. Dari hasil try out admin akan menganalisis soal-soal mana yang sulit dikerjakan, sehingga dapat dibahas lebih panjang dalam diskusi di Group Media Sosial. Jadi peserta mengerti sejauh mana kemampuannya dan perkembangan proses belajarnya.
Intinya, dengan Group Belajar ini admin berharap sejawat akan memiliki lingkungan belajar yang kondusif untuk belajar persiapan PPDS. Salah satu pengalaman menarik, datang dari peserta yang baru-baru ini ikut tes PPDS di sebuah Universitas Ternama di Jawa Timur. Soal-soal yang admin berikan ternyata keluar 100%!
Ini screenshoot berapa WA peserta Group Belajar…
Senang rasanya jika ada sejawat yang terbantu dengan adanya Group Belajar ini^^
Semoga Bermanfaat^^