Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Image Description
Admin Dokter post
May 02, 2020
Testimoni dr Marthavina 1 stripalllossy1ssl1

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020.

Terutama materi yang dijelaskan Dr. dr. H. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, FINASIM

Membahas tentang Diabetes Mellitus dan Hubungannya dengan COVID-19

Cukup lama sih paparannya, sekitar 40 menit presentasi dan 20 menit tanya jawab.

Kalau kamu nggak sempat lihat webinarnya, aku coba rangkumkan beberapa hal penting yang bisa kamu baca habis hanya 5 menit saja.

1. Laporan Data Epidemiologi Diabetes – COVID 19 di (Updated)

35% pasien COVID-19 di Italia adalah penderita DM. 32% pasien COVID-19 yang masuk ICU (di US) adalah pasien DM.

2. Hubungan Antara Diabetes Mellitus dan COVID-19

Pasien DM lebih beresiko terinfeksi COVID-19 karena ada penurunan sistem imun innate dan adaptif.

Pada beberapa laporan sering ditemukan new-onset Diabetes pada Pasien yang terinfeksi COVID-19. Dan sering kali pasien datang dengan KAD, sehingga timbul pertanyaan apakah mungkin COVID-19 bisa menyebabkan destruksi sel beta pankreas sehingga menyebabkan DM tipe 1?

Salah satu bukti yang mendukung adalah ditemukannya reseptor ACE-2 di sel islet pankreas, apakah ini jadi pertanda destruksi sel beta pankreas pada pasien DM new-onset? Masih tanda tanya.

3. Penanganan Hiperglikemia Pasien Rawat Jalan

Inti dari tatalaksana pasien COVID-19 dengan DM yang menjalani pengobatan rawat jalan adalah Sick Days Management => Download Panduannya di sini.

4. Penanganan Hiperglikemia Pasien Rawat Inap

First Line Treatment adalah Terapi Insulin Intravena.

Secara umum, oral anti-diabetes tidak dianjurkan untuk perawatan pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap.

SGLT-2 inhibitor sebaiknya distop, karena dapat menginduksi ketosis.

5. Prediksi Perkembangan COVID-19 di Masa Depan

Pertumbuhan jumlah kasus kumulatif mungkin masih mengalami kenaikan trend di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Langkah terbaik saat ini tetap prevention. Pencegahan: Cuci tangan dengan sabun, pakai maker kain dan social distancing.

Untuk praktek dokter, mulai lah untuk mencoba mengaplikasikan Telemedicine untuk melengkapi praktek kedokteran kita.

Telemedicine sangat efektif untuk mengurangi jumlah dan durasi kontak dengan pasien.

Telemedicine juga dapat digunakan untuk membantu dokter umum mengkonsulkan kasus sulit ke Dokter Spesialis.

testimoni-dr-Marthavina-1

Salah satu yang sudah established adalah Group WA Diskusi Klinis FKTP. Sudah beroperasi > 1 tahun dan sudah ribuan dokter yang terbantu, karena didukung 11 Dokter Spesialis dari Berbagai Bidang.

Dengan bergabung di Group ini, dokter akan lebih akurat dalam menegakkan diagnosis dan lebih mahir dalam memberikan terapi kepada pasien, karena dibantu 11 Dokter Spesialis dari berbagai bidang untuk menegakkan diagnosis dan saran terapi.

Promo-FKTP

Kalau misal kamu pengen gabung, masih sisa 44 seat lagi untuk member baru. Kamu bisa langsung WA Yahya 085608083342 atau lebih cepat klik link WA ini.

Semoga Bermanfaat

Related articles

  • Oct 31, 2024
Strategi Pengobatan GERD: Pendekatan Bertahap vs. Pendekatan Agresif

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi umum yang menyebabkan ketidaknyamanan dan...

  • Oct 31, 2024
Diagnosis dan Terapi Kejang Petit Mal: Panduan Praktis untuk Dokter

Kejang petit mal, juga dikenal sebagai kejang absans, adalah jenis kejang umum yang ditandai...

  • Oct 31, 2024
Doxycycline untuk Profilaksis Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa yang menyerang sel darah merah dan ditularkan melalui gigitan...