Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi proton pump inhibitor (PPI), clarithromycin dan amoxicillin mengalami penurunan level eradikasi hanya tinggal 70-85%, penurunan angka keberhasilan eradikasi H. pylori mungkin disebabkan peningkatan resistensi terhadap clarithromycin.
Clarithromycin masih menjadi pilihan utama antibiotik untuk kasus dispepsia yang diduga karena infeksi H. pylori, namun laporan terakhir menunjukkan adanya trend peningkaan resistensi H. pylori terhadap clarithromycin.
H. pylori masih menjadi masalah besar penyebab infeksi kronik di dunia.H. pilory masih menjadi faktor penting penyebab penyakit ulkus peptik, keganasan lambung dan sindroma dispepsia. Diagnosis H. pylori dapat dilakukan dengan metode endoskopi atau non-endoskopi.
Pertimbangan diagnosis dengan metode edoskopi atau non-endoskopi dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana, ahli yang mengerjakan prosedur dan sumber biaya kesehatan (BPJS atau non-BPJS).
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi proton pump inhibitor (PPI), clarithromycin dan amoxicillin mengalami penurunan level eradikasi hanya tinggal 70-85%, penurunan angka keberhasilan eradikasi H. pylori mungkin disebabkan peningkatan resistensi terhadap clarithromycin.
Pendekatan lain yang bisa dilakukan adalah metode sequential therapy. PPI dan amoxicillin diberikan terlebih dahulu, diikuti dengan clarithromycin dan metronidazole. Pemberian kombinasi obat diatas memiliki efektivitas yang lebih baik bila diberikan dalam 14 hari dibanding bila diberikan hanya 7 hari.
Pilihan terapi lain yang banyak digunakan adalah bismuth quadruple regiment. Metode ini diimplementasikan dengan memberikan PPI plus 3 in 1 capsule yang berisi bismuth, metronidazole dan tetracycline. Bismuth quadruple regiment diberikan selama 7-14 hari. Metode ini menunjukkan efektivitas terapi yang sangat baik.
Semoga Bermanfaat!!!
Like FP Dokter Post untuk update info menarik kedokteran terbaru!!!