Perawatan Nifas Paska Persalinan

Image Description
Admin Dokter post
Apr 04, 2018
Img 61e7639de1a04 stripalllossy1ssl1

Perawatan masa nifas adalah perawatan wanita setelah selesai bersalin hingga alat-alat reproduksi kembali seperti sebelum hamil. Perawatan nifas berlangsung 6 minggu, dan seluruh alat genital akan pulih seperti semula setelah 3 bulan. Perawatan masa nifas dimulai sejak kala uri untuk menghindari kemungkinan perdarahan post partum maupun infeksi puerpuralis. Selain itu juga dilakukan pemantauan perawatan payudara yang berhubungan dengan kesejahteraan bayi.

Perawatan Nifas Paska Persalinan

Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilakukan minimal 3 kali. Pertama 6 jam – 3 hari setelah melahirkan, lalu 4- 28 hari setelah melahirkan, dan terakhir 29-42 setelah melahirkan. Menurut anjuran WHO, sebaiknya ibu nifas perlu melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali, yaitu 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang), 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah persalinan. Mobilisasi miring kiri dan kanan dapat dilakukan 8 jam setelah persalinan tergantung adanya komplikasi persalinan dan kesembuhan luka, selanjutnya pasien diminta berlatih untuk duduk dan berjalan. Makanan yang diberikan harus tinggi kalori, cukup protein, mineral dan vitamin. Tambahkan kalori 500 kalori/hari pada kebutuhan kalori total harian. Minum minimal 3 liter/hari bila tidak ada pembatasan cairan seperti pada kondisi preeklamsia.

Lakukan penilaian terhadap fungsi berkemih dan pencernaan. Buang air kecil spontan lebih diutamakan. Terkadang wanita sulit kencing karena pada persalinan kandung kemih mengalami penekanan oleh kepala janin. Bila kandung kemih penuh dan pasien sulit kencing, maka dapat dipasang selang kateter. Wanita setelah persalinan seharusnya sudah dapat buang air besar dalam 3-4 hari. Apabila timbul konstipasi, maka dapat diberikan obat pencahar oral maupun suppositoria.

Pada kunjungan nifas tenaga kesehatan perlu menanyakan kondisi ibu secara umum, dilanjutkan dengan pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan dan nadi. Periksa lokhia dan perdarahan, kondisi jalan lahir, tanda-tanda infeksi, kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI eksklusif juga perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Setiap ibu nifas mendapatkan suplemen vitamin A satu kapsul 200.000 IU segera setelah persalinan dan satu kapsul 200.000 IU diminum 24 jam kemudian. Sedangkan suplemen besi sebaiknya diberikan selama tiga bulan postpartum terutama di daerah dengan prevalensi anemia yang tinggi. Lengkapi vaksinasi tetanus apabila diperlukan.

Hal yang tidak kalah penting adalah tanyakan kepada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang didapatkan dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya. Perlu diwaspadai gejala-gejala gangguan mood postpartum seperti mood yang labil, menangis, cemas, insomnia dan iritabilitas. Selanjutnya gangguan tersebut dapat membuat ibu tidak merawat dirinya sendiri dan bayinya.

Bila ditemukan masalah, berikan tatalaksana atau rujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Minta ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan bila terdapat perdarahan berlebihan, sekret vagina berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak di tangan, wajah, tungkai, sakit kepala, pandangan kabur, nyeri pada payudara, pembengkakan, luka atau perdarahan puting.

Edukasi ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil, mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari. Ibu diharuskan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin. Hindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.

Hubungan suami istri dapat dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu merasa tidak nyeri ketika memasukkan jari ke dalam vagina. Ibu juga perlu dijelaskan mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga berencana.

Beberapa masalah yang dapat ditemui pada masa nifas adalah metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum dan luka abdominal, tetanus, mastitis, bendungan payudara, dan retraksi puting.

Metritis adalah infeksi pada uterus setelah persalinan yang dapat disebabkan oleh tindakan yang kurang aseptik atau kurangnya kebersihan pasien ditambah nutrisi yang inadekuat. Gejala yang dapat muncul adalah demam > 38 o C yang dapat disertai menggigil, nyeri perut bawah, lokia berbau dan purulen, nyeri tekan uterus, subinvolusi uterus yang dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok.

Keterlambatan terapi metritis dapat menimbulkan komplikasi abses, peritonitis, syok, trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba, hingga infertilitas. Tatalaksana yang perlu dilakukan adalah cegah dehidrasi dengan memberi minum atau cairan infus.

Pengobatan dengan antibiotik hingga 48 jam bebas demam dengan ampisilin 2 g IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam.

Abses pelvis terjadi sebagai komplikasi dari metritis dengan gejala nyeri perut bawah dan kembung, demam tinggi hingga menggigil, nyeri tekan pada uterus, respon buruk dengan antibiotik. Pembengkakan pada adnexa maupun kavum douglas ditemukan, pungsi kavum douglas berupa pus. Penatalaksanaannya adalah dengan antibiotik dan drainase abses. Apabila demam tetap tinggi, dapat dilakukan laparotomi.

Infeksi luka perimeum dan luka abdominal terjadi akibat kuman yang menginfeksi luka episiotomi atau abdomen. Dapat ditemukan abses, seroma dan hematoma pada luka. Nyeri pada penekanan luka disertai keluarnya cairan atau darah dan eritema ringan di luar tepi insisi. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah mengompres luka dengan kassa lembab, memberikan antibiotik ampisilin 500 mg peroral tiap 6 jam dan metronidazol 500 mg 3 kali sehari selama lima hari. Apabila terdapat pus atau cairan dapat dilakukan insisi luka dan drainase. Jika infeksi cukup dalam hingga lapisan otot dan menimbulkan nekrotik, maka dapat diberikan antibiotik IV.

Tetanus dapat terjadi pada ibu nifas dengan imunisasi yang tidak lengkap. Rujuk ibu ke rumah sakit dengan menjaga jalan nafas tetap terbuka, berikan akses intravena dan atasi kegawatan misalnya kejang. Mastitis adalah inflamasi atau infeksi dari payudara. Biasanya menyerang satu payudara (unilateral) keras, memerah, dan nyeri. Dapat disertai demam > 38 oC. Mastitis sering terjadi pada minggu ketiga hingga keempat postpartum. Hal yang dapat menyebabkan mastitis adalah menyususi beberapa minggu setelah melahirkan, puting lecet, menyusui pada satu posisi, dan menggunakan bra yang ketat.

Tatalaksana mastitis adalah pastikan asupan cairan ibu tercukupi. Antibiotik kloksasilin 500 mg per oral setiap 6 jam selama 10-14 hari dapat diberikan. Alternatif antibiotik lain adalah eritromisin 250 mg per oral tiga kali sehari selama 10-14 hari. Ibu harus tetap menyusui, kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Bila perlu berikan parasetamol 500 mg tiga kali sehari. Evaluasi setelah tiga hari.

Mastitis berbeda dengan bendungan payudara. Bendungan payudara ditandai dengan payudara yang bengkak, keras, nyeri dan mengenai dua payudara. Biasanya terjadi 3-5 hari setelah persalinan. Bendungan payudara bisa terjadi karena posisi menyusui yang tidak baik, membatasi menyusui, memberikan suplemen susu formula untuk bayi. Kompres dengan kain basah/hangat selama 5 menit.

Urut payudara, susukan bayi 2-3 jam sekali, pompa manual bila memburuhkan. Kompres dingin setelah menyusui atau pompa. Retraksi puting juga sering menjadi masalah, bila retraksi tidak dalam, susu dapat diperoleh dengan pompa, namun bila masuk terlalu dalam maka harus dikeluarkan.

Semoga Bermanfaat^^


Sponsored Content

Buku paling dicari dokter puskesmas, IGD dan Klinik Pratama dari aceh-papua ini sudah mau terbit lagi. Versi update tahun 2018 "BUKU 155 DIAGNOSIS DAN TERAPI FASKES PRIMER"

Suah di pesan 1500++ dokter pada masa pre-order kemarin

Harganya 199 ribu.

Tanggal 18 April 2018 buku sudah ready. Buat kamu yang sudah pre-order, buku akan dikirim segera setelah ready.

Kalau kamu belum pre-order kemarin, isi form waiting list supaya kamu nggak ketinggalan info rilisnya => FORM WAITING LIST BUKU 155 DIAGNOSIS DAN TERAPI FASKES PRIMER

Jangan sampai nggak kebagian kayak kemarin^^

Related articles

  • Oct 31, 2024
Strategi Pengobatan GERD: Pendekatan Bertahap vs. Pendekatan Agresif

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi umum yang menyebabkan ketidaknyamanan dan...

  • Oct 31, 2024
Diagnosis dan Terapi Kejang Petit Mal: Panduan Praktis untuk Dokter

Kejang petit mal, juga dikenal sebagai kejang absans, adalah jenis kejang umum yang ditandai...

  • Oct 31, 2024
Doxycycline untuk Profilaksis Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa yang menyerang sel darah merah dan ditularkan melalui gigitan...