(KLINIS) Panduan Praktik Klinis Dislipidemia

Image Description
Admin Dokter post
Mar 10, 2016
Tabel dislipidemia sekunder stripalllossy1ssl1

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL.

European Atherosclerosis Society (EAS) menetapkan klasifikasi sederhana dislipidemia, yaitu:

  1. Hiperkolesterolemia (peningkatan lipoprotein LDL, kolesterol >240mg/dL)
  2. Hipertrigliseridemia (peningkatan lipoprotein VLDL, Trigliserida > 200 mg/dL)
  3. Dislipidemia campuran (peningkatan VLDL + LDL; kadar TG > 200 mg/dL + kolesterol >240 mg/dL)

Berdasarkan patogenesisnya, dislipidemia dibagi dua menjadi dislipidemia primer (akibat kelainan genetik) dan dislipidemia sekunder (akibat penyakit lain).

Diagnosis Dislipidemia

Diagnosis dislipidemia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan Trigliserida (TG) plasma darah vena. Setidaknya pasien diminta puasa 12 jam sebelu pemeriksaan untuk meningkatkan reliabilitas pemeriksaan profil lipid.

Penghitungan kadar LDL dapat dilakukan secara langsung (direk) atau tak langsung (indirek). Pemeriksaan kadar kolesterol indirek dilakukan dengan rumus Friedwald yaitu :

LDL= Kol Total – Kol HDL –TG/5

Catatan: Rumus ini tidak dapat digunakan apabila kadar TG > 400 mg/dL.

Pemeriksaan penyaringan (skrinning test) dianjurkan untuk setiap orang berusia > 20 tahun (bila normal perlu diulang tiap 5 tahun). Pemeriksaan lain dapat disesuaikan dengan klinis untuk mencari adakah penyakit lain yang menyertai atau menjadi penyebab dislipidemia (misalnya glukosa darah, tes fungsi hati, urin lengkap, tes fungsi ginjal, TSH, EKG).

Faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) perlu dinilai sebelum pasien memulai terapi dislipidemia. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai, diantaranya yaitu:

  • Merokok
  • Hipertensi (TD ≥ 140/90 atau dalam terapi antihipertensi)
  • Kolesterol HDL rendah (< 40 mg/dL)*
  • Riwayat PJK dini dalam keluarga (ayah < 55 tahun, ibu < 65 tahun)
  • Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥ 55 tahun

Terdapat 3 kelompok faktor risiko, menurut NCEP ATP III dengan Framingham Risk Factor (FRS) untuk menghitung besarnya risiko penyakit jantung koroner (PJK) yaitu meliputi: umur, kadar kolesterol total, kolesterol HDL, kebiasaan merokok, dan hipertensi (lihat appendix).

Penjumlahan skor pada FRS akan menghasilkan angka persentase risiko PJK dalam 10 tahun.

  1. Risiko tinggi:
    • Mempunyai riwayat PJK
    • Mereka yang memiliki risiko yang disamakan dengan PJK:
      • Diabetes
      • Gagal ginjal kronik
      • Bentuk lain aterosklerosis: stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta abdominalis
      • Faktor risiko multiple ( > 2 faktor) dan mempunyai risiko PJK dalam 10 tahun > 20%
  2. Risiko multiple (≥ 2 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam waktu 10 tahun < 20%
  3. Risiko rendah ( 0-1 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam waktu 10 tahun < 20%

Tatalaksana Dislipidemia

Tatalaksana dislipidemia secara sederhana dibagi menjadi dua: tatalaksana pasien dengan hiperkolesterolemia dan tatalaksana pasien dengan hipertrigliseridemia. Pasien dislipidemia campuran (hiperkolesterolemia+hipertrigliseridemia) akan mendapatkan kombinasi terapi tersendiri.

Tatalaksana Pasien dengan Hiperkolesterolemia

Tatalaksana pasien dengan hiperkolesterolemia sebaiknya dilakukan dengan pendekatan non-farmakologis dan farmakologis. Ketimpangan dalam salah satu pilar penatalaksanaan akan berakibat pada outcome klinis pasien yang tidak optimal.

Non farmakologis (Perubahan Gaya Hidup/PGH)

Terapi nutrisi medis dapat diberikan, dengan:

  1. Mengurangi asupan lemak jenuh daan lemak trans tidak jenuh sampai < 7-10% total energi
  2. Mengurangi asupan kolesterol sampai <250 mg/hari
  3. Menggantikan makanan sumber kolesterol dan lemak jenuh dengan makanan alternatif lainnya (misal produk susu rendah lemak, kabohidrat dengan indeks glikemik rendah)
  4. Mengkonsumsi makanan padat gizi dan kardioprotektif (sayuran, kacang-kacangan, buah, ikan, dsb)
  5. Menghindari makanan tinggi kalori (makanan berminyak, soft dink)
  6. Mengkonsumsi suplemen yang dapat menurunkan kadar lipid (seperti asam lemak omega 3, makanan tinggi serat, dan sterol sayuran)
  7. Mengurangi berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik

Respon perbaikan diet terlihat dalam 3-4 minggu, namun penyesuaian diet sebaiknya diperkenalkan bertahap. Aktivitas fisik dapat dioptimalisasi dengan diperbanyak atau rutin olahraga. Konsumsi rokok dan alkohol harus diberhentikan. Menurunkan berat badan adalah strategi yang efektif untuk mengendalikan dislipidemia.

Pendekatan non-farmakologis diutamakan sebelum menerapkan tatalaksana farmakologis. Bila setelah 6 bulan berikutnya terapi non-farmakologis tidak berhasil menurunkan kadar kolesterol LDL, maka terapi farmakologis mulai diberikan, dengan tetap meneruskan pengaturan makan dan latihan jasmani.

Faktor risiko utama (terkecuali kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL meliputi

  1. perokok sigaret
  2. hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang dapat obat hipertensi)
  3. kolesterol HDL-C ≤40 mg/dL
  4. riwayat keluarga adanya PJK dini (PJK orang tua pria < 55 tahun, orang tua wanita <65 tahun)
  5. umur (pria ≤45 tahun, wanita ≥55 tahun)

Tatalaksana Farmakologis (Predominan)

  1. Golongan statin:

    • Simvastatin 5-40mg
    • Lovastatin 10-80 mg
    • Pravastatin 10-40 mg
    • Fluvastatin 20-80 mg
    • Atorvastatin 10-80 mg
    • Rosuvastatin 10-40 mg
    • Pitavastatin 1-4 mg
  2. Golongan bile acid sequestrant

    • Kolestiramin 4-16 mg
  3. Golongan nicotinic acid

    • Nicotinic acid (immediate release) 2×100 mg s.d. 1,5-3 g

Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer, dimulai dengan statin atau bile acid sequestrant atau nicotinic acid. Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu.

Bila target sudah tercapai (lihat tabel target di atas), pemantauan setiap 4-6 bulan. Bila setelah 6 minggu terapi, target belum tercapai: intensifkan atau naikkan dosis statin atau kombinasi dengan yang lain.

Bila setelah 6 minggu berikutnya terapi farmakologis diintensifkan. Pasien dengan PJK, kejadian koroner mayor atau dirawat untuk prosedur koroner, diberi terapi obat saat pulang dari RS jika kolesterol LDL > 100 mg/dL.

Penatalaksanaan Pasien dengan Hipertrigliseridemia

Penatalaksanaan pasien dengan hipertigliseridemia hampir sama dengan pasien dengan hiperkolesterolemia dalam pendekatan non-farmakologis. Perbedaan yang jelas ada pada pendekatan farmakologis pasien dengan hipertrigliseridemia.

Penatalaksanaan Farmakologis Pasien dengan Hipertrigliseridemia

Target terapi pasien dengan hipertrigliseridemia sangat ditentukan klasifikasi klinis pasien yang digambarkan dari profil lipid. Pasien dengan trigliserida borderline tinggi: tujuan utama terapi adalah mencapai target kolesterol LDL. Pasien dengan trigliserida tinggi: target sekunder adalah kadar kolesterol non-HDL, yakni sebesar 30 mg/dL lebih tinggi dari target kadar kolesterol LDL.

Pendekatan terapi obat:

  1. Obat penurun kadar kolesterol LDL, atau
  2. Ditambahkan obat fibrat atau nicotinic acid. Golongan fibrat terdiri dari
    • Gemfibrozil 2×600 mg atau 1×900 mg
    • Fenofibrat 1×200 mg

Penatalaksanaan Dislipidemia yang baik oleh dokter, akan memberikan kepercayaan pasien disamping mencegah komplikasi kardiovaskuler di masa depan. Pada era saat ini, ketika pasien sudah semakin "pintar", pasien dengan "sangat mudah" memberikan penilaian atas kompetensi seorang dokter berdasarkan hasil laboratorium profil lipid.

Pasien menengah ke atas akan segera berpikir untuk "pindah dokter" jika dia merasa hasil pemeriksaan profil lipid tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Sebaliknya, pasien akan sangat loyal pada seorang dokter yang berhasil "mengendalikan" profil lipid pasien. Sehingga, pengetahuan tentang panduan praktik klinis penatalaksanaan wajib dikuasai seorang dokter dengan sangat baik.

Semoga bermanfaat

Referensi: Panduan Praktik Klinis Peanatalaksanaan PAPDI


=

Sponsored Content

DISKON 50% DAFTAR SIMPOSIUM HOPECARDIS VIA DOKTER POST

Kamu tinggal di Jakarta dan sekitarnya? PAPDI punya even tahunan yang keren banget.

SIMPOSIUM HOLISTIC APPROACHES IN CARDIOVASCULAR DISEASE SYMPOSIUM (HOPECARDIS) 2018

Simposium 2 hari ini akan mengulas banyak "rahasia" terapi pasien dengan penyakit kardiovaskular dalam praktek sehari-hari

Kamu bisa lihat leaflet simposiumnya di sini

HTM simposium normal untuk GP Rp 1.750.000,00

Tapi kalau daftarnya bareng sama rombongan Dokter Post, kamu cukup bayar 50%-nya saja => Rp 875.000,00

Itu pun kamu akan dapat bonus 4 DVD Keren

  1. DVD Cardiac Prevention (Edukasi Prolanis)
  2. DVD Basic of Basic ECG
  3. DVD Deteksi Kelainan Anatomis dengan ECG
  4. DVD ECG pada Kasus Iskemia Jantung

Senilai 694 ribu (dikemas dalam Flash Disk 16 GB)

Daftar sekarang isi form order ini, nanti Ali akan follow up kamu

Terbatas 50 kursi^^

Related articles

  • Oct 31, 2024
Strategi Pengobatan GERD: Pendekatan Bertahap vs. Pendekatan Agresif

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi umum yang menyebabkan ketidaknyamanan dan...

  • Oct 31, 2024
Diagnosis dan Terapi Kejang Petit Mal: Panduan Praktis untuk Dokter

Kejang petit mal, juga dikenal sebagai kejang absans, adalah jenis kejang umum yang ditandai...

  • Oct 31, 2024
Doxycycline untuk Profilaksis Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa yang menyerang sel darah merah dan ditularkan melalui gigitan...