Terapi kombinasi insulin basal sebelum tidur dan obat oral anti-diabetes terbukti berhasil diterapkan pada banyak pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Seorang pasien laki-laki (52 tahun), riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 7 tahun yang lalu. Berat badan saat ini 95 kg, BMI 31.8 kg/m2. Tekanan Darah 135/85 mmHg. Saat ini mendapatkan terapi glipizide 1 x 10 mg dan metformin 3 x 500 mg. Saat ini sudah menjalankan diet B Diabetes dengan ketat. Riwayat hipoglikemia (-).
Berdasar hasil lab, ditemukan Gula Darah Puasa 187.2 mg/dL, Gula Darah 2 jam setelah makan 264.6 mg/dL, Kadar kolesterol total 181,5 mg/dL. Kadar Trigliserida 168.1 mg/dL. Kadar HbA1c 9.4%.
Terapi apa yang anda usulkan untuk mencapai target HbA1c?
A. Pertahankan Terapi Saat ini
B. Tambah Thiazolidinedione
C. Menghentikan Glipizide, memulai terapi insulin premixed
D. Menghentikan Glipizide dan Metformin, memulai terapi insulin basal
E. Menambahkan terapi DPP-4 Inhibitor
Jawaban: C
Dalam upaya pengendalian gula darah puasa dan gula darah dua jam setelah makan, terapi insulin dapat dimulai bila gagal dengan dua obat oral anti diabetes.
Menurut Tim Konsensus Insulin PB PAPDI, kombinasi terapi insulin dan obat oral pada Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat dimulai pada beberapa keadaan sebagai berikut:
- Kegagalan mencapai kadar gula darah terkontrol dengan terapi oral anti diabetes.
- Poorly controlled kadar glukosa darah (HbA1C > 7.5% atau Gula Darah Puasa > 250 mg/dL).
- Riwayat Operasi pengangkatan pankreas (pankreatektomi) atau kegagalan fungsi pankreas (disfungsi pankreas).
- Riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar
- Riwayat Ketoasidosis
- Terdiagnosis Diabetes Mellitus > 10 tahun
Manajemen terapi diabetes memiliki tiga target terapi utama, Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2 jam setelah makan (GD2JPP) dan HbA1c. Menurut panduan American Diabetes Association (ADA), target pengendalian GDP adalah 70-130 mg/dL, GD2JPP < 180 mg/dL dan HbA1c < 7%.
Terapi Insulin Tunggal atau Kombinasi dengan Obat Oral?
Terapi insulin sering dikombinasikan dengan obat oral anti-diabetes pada pasien diabetes yang memiliki kebutuhan insulin > 40 Unit dalam satu hari. Terapi kombinasi insulin basal sebelum tidur dan obat oral anti-diabetes terbukti berhasil diterapkan pada banyak pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 (Janka dkk, 2007).
Penggunaan kombinasi metformin dengan insulin memberi efek yang bagus dalam upaya pengendalian gula darah pasien. Metformin dapat mengurangi berat badan pasien, yang merupakan efek samping yang banyak ditemukan pada penggunaan insulin. Kombinasi metformin dengan insulin dapat menyederhanakan jadwal pemberian insulin setiap hari. Namun, kombinasi terapi insulin dengan obat golongan sulfonilurea (e.g Glibenclamide) kurang dianjurkan karena sering timbul efek hipoglikemia. Ulasan tentang hipoglikemia pada penggunaan sulfonilurea dapat dibaca pada artikel kami sebelumnya.
Insulin Basal, Prandial atau Premixed?
Saat ini di pasar tersedia beberapa jenis insulin: Insulin kerja sangat cepat, cepat, menengah, panjang dan campuran. Dalam tulisan ini insulin kerja sangat cepat dan cepat kami golongkan sebagai insulin Prandial. Sedangkan insulin kerja menengah dan panjang kami golongkan sebagai insulin Basal. Sisanya, insulin campuran adalah campuran fixed insulin Basal dan Prandial yang kami sebut insulin Premixed.
Memilih jenis insulin sangat ditentukan oleh nilai dari GDP, GD2JPP dan HbA1c. Idealnya insulin basal dan insulin Prandial diberikan untuk mengikuti mekanisme fisiologis tubuh anda (Insulin Prandial setiap sebelum makan, Insulin Basal sebelum tidur). Namun, metode tersebut mengharuskan anda untuk menyuntik insulin 4x sehari!!!
Dalam kondisi seperti itu, mungkin anda dapat mempertimbangkan menggunakan insulin premixed. Insulin premixed memiliki keunggulan, sudah merupakan campuran fixed antara insulin basal dan insulin Prandial. Penggunaan insulin premixed akan mengurangi jumlah suntikan insulin dalam sehari, sekaligus meningkatkan kepatuhan pasien.
Semoga Bermanfaat.