Hipokalemia adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan tatalaksana segera di Instalasi Gawat Darurat. Pasien hipokalemia biasanya datang dengan parese atau paralisis otot.
Dokter jaga IGD harus waspada jika menerima pasien hipokalemia dengan gagal jantung yang menggunakan terapi digitalis. Pada pasien yang mengkonsumsi digitalis, kematian bisa terjadi bila komplikasi hipokalemia yang tidak segera ditangani.
Gangguan irama jantung (aritmia) adalah salah satu komplikasi hipoakalemia yang paling ditakutkan, karena dapat berakhir dengan cardiac arrest dan kematian.
Artikel ini disarikan dari EIMED MERAH PAPDI. Pembahasan lebih lanjut bisa kamu baca di sana ya.
Koreksi Hipokalemia di Instalasi Gawat Darurat
Beberapa hal penting yang harus kamu ingat dalam koreksi hipokalemia di IGD adalah indikasi, dosis kalium dan monitoring komplikasi. Prinsipnya, dokter harus mempertahankan kadar kalium darah pasien dalam rentang normal (3.5-5 mEq/L). Dalam koreksi kadar kalium, penting diperhatikan kecepatan pemberian (kalium intravena) dan monitoring komplikasi.
Indikasi Koreksi Hipokalemia
- Indikasi mutlak: pasien wajib diberi kalium pada keadaan
- Pasien sedang dalam pengobatan digitalis
- Pasien dengan ketoasidosis diabetik
- Pasien dengan kelemahan otot pernapasan
- Hipokalemia berat (kalium < 2 mEq/L)
- Indikasi kuat: kalium harus diberikan dengan segera pada kondisi
-
insufusiensi koroner atau iskemia otot jantung
- ensefalopati hepatikum
- pasien memakai obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke intrasel (mis. Insulin).
-
- Indikasi sedang: kalium tidak perlu diberikan segera pada kondisi hipokalemia ringan (kalium 3-3.5 mEq/L)
Tatalaksana Hipokalemia
Tindakan koreksi kalium adalah tindakan yang membutuhkan kehati-hatian karena risiko yang fatal bila terjadi kesalahan. Beberapa hal di bawah ini adalah prinsip penting yang harus kamu pegang dalam melakukan koreksi kalium di IGD
- Prinsipnya, penurunan kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan 200 mEq dari total tubuh
- Sebelum kalium dikoreksi, jangan lupa obati penyebab dasar (mis. terapi hipomagnesia)
- Penggantian kalium secara oral (slow correction) 40-60 mEq, kira-kira dapat menaikan kadar kalium sebesar 1-1.5 mEq/L
- Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCl (rapid correction) diindikasikan pada hiperkalemia berat atau pasien tidak mampu menggunakan kalium per oral.
Dosis kalium diberikan dalam bentuk KCl 20 mEq dilarutkan dalam 100 cc NaCl isotonik. Tidak dianjurkan menggunakan cairan pelarut yang mengandung gula karena dapat menginduksi insulin endogen yang dapat memperburuk hipokalemia.
Pemberian Kalium melalui vena besar dilakukan dengan kecepatan maksimal 10 mEq/jam atau konsentrasi maksimal 30-40 mEq/L. Konsentrasi lebih dari 40 mEq/L tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang mengancam nyawa.
Jika melalui vena perifer, KCl diberikan maksimal 60 mEq yang dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 cc dengan kecepatan lambat untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
Dosis untuk berat badan
<40 kg: 0.25 meq/L/ L x kg x jam x 2 jam>40 kg: 10-20 meq/L x 2 jam
Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernapasan, KCl diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/L. Pasien yang menerima 10-20 mEq/jam harus berada dalam pemantauan EKG jantung secara kontinyu. Jika ditemukan gelombang T, waspadai adanya hiperkalemia dan memerlukan perhatian segera.
Tanpa pemantauan EKG kontinyu, pasien bisa mengalami komplikasi aritmia jantung yang tidak terdeteksi. Salah satu komplikasi fatal yang tidak diinginkan adalah terjadi cardiac arrest yang berakhir dengan kematian.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Mau pesan DVD Mahir Baca EKG (Basic ECG)? Kontak aja CS Dokter Post via kontakin.com/dokterpost