Beberapa kali sempat terpkir oleh saya, sungguh elok sekiranya dokter di Indonesia bisa saling bersinergi untuk menyehatkan bangsa. Entah dari mana awalnya, saya pernah mendengar bahwa saat MEA 2015 resmi nanti, sekumpulan investor asing sudah bersiap membangun waralaba klinik layaknya "Indomaret" atau "7 Eleven".
Mau tidak mau, suka tidak suka, sekumpulan lidi yang terikat menjadi satu akan lebih efektif bekerja bila dibandingkan lidi yang yang bekerja sendiri-sendiri. Kolektivitas akan mengalahkan individualisme. Jaringan akan mengalahkan individu.
Sebelum itu terjadi, mengapa kita tidak bergerak mendahului?
Saya masih ingat betul bagaimana dulu Indomaret, sebuah waralaba convenient store pertama di Indonesia berhasil menguasai pasar dan membendung masuknya "7 Eleven" yang asli prancis ke Indonesia. Karena Indomaret adalah yang pertama, sekaligus sudah menguasai Marketshare yang cukup besar di Industri convenient store.
Sebelum waralaba klinik kesehatan masuk, tidak ada salahnya dokter di Indonesia bersatu untuk membangun jejaring klinik yang kuat.
Mengapa Klinik dan bukan Rumah Sakit?
Klinik jelas jauh lebih sederhana dalam operasionalisasi dan lebih "murah" dalam investasi. Saya pernah membantu pendirian sebuah rumah sakit dan sebuah klinik bersalin. Untuk Rumah Sakit tipe C saja, biaya investasi yang dibutuhkan mencapai IDR 49 M. Sedangkan biaya investasi awal klinik bersalin "hanya" berkisar IDR 1-2 M.
Dari segi operasionalisasi klinik jauh lebih sederhana karena SDM yang dikelola tidak terlalu besar, perijinan, manajemen limbah dan quality control lebih sederhana. Sedangkan Rumah Sakit cenderung kebalikannya.
Pemasukan? Jangan salah, klinik bersalin dapat meraup penghasilan rata-rata IDR 10 juta/hari.Rata-rata klinik bisa mencapai BEP (Balik Modal) dalam 3-5 tahun. Rumah Sakit lebih lama waktu balik modalnya, kira-kira 5-10 tahun.
Klinik sebagai PPK 1 juga akan jadi primadona, karena menurut bocoran RUU tentang rujukan pasien, PPK 1 akan menjadi sumber traffic pasien yang akan dirujuk ke Rumah Sakit. Beberapa Rumah Sakit besar bahkan saat ini sedang berkonsentrasi membangun jejaring PPK 1 untuk mempertahankan jumlah pasien mereka di masa depan.
Apa Langkah Praktis Selanjutnya?
Gagasan Jejaring Klinik Dokter Indonesia ini adalah sebuah wacana yang masih sangat mentah. Perlu sumbang pemikiran dari TS dokter semua tentang strategi realisasinya.
Setidaknya yang terpikir saat ini adalah FP Dokter Post di Facebook saat ini memiliki 5000-an fans. Berikut kira-kira distribusinya:
Jakarta 900Surabaya 450Medan 450Yogyakarta 300Bandung 300Makasar 300Lain 2300
Misal satu klinik akan didirikan dengan investasi 100 orang dokter. Berarti kalo kita perkirakan nilai investasi awal IDR 1,5 M, maka satu dokter diharapkan berinvestasi IDR 15 juta. Masing-masing dokter akan memiliki saham 1/100. Deviden akan dibagikan tiap tahun melalui mekanisme RUPS. Misal Deviden yang akan dibagikan disetujui IDR 200 juta, maka satu pemegang saham akan mendapat 2 juta.
Dokter yang bekerja direkrut dan digaji dengan layak, begitu pula manajer yang dipekerjakan akan digaji dengan layak.
Bagaimana menurut TS?