Kira-kira ada 15 juta masyarakat Indonesia yang menderita hipotiroid. Merujuk pada data epidemiologis dunia yang mengestimasi 5% masyarakat dunia menderita Hipotiroidisme, namun sayangnya banyak yang tidak diketahui.
Hal ini berakibat pada tingginya angka morbiditas penyakit ini di masyarakat. Padahal jika diobati lebih awal, komplikasi hipotiroid fatal seperti koma yang tidak diketahui penyebanya bisa dicegah.
Tidak sedikit pasien yang menderita hipotiroid, tidak diketahui, tiba-tiba datang ke IGD dengan penurunan kesadaran dan EKG yang abnormal. Dengan mengenali gejala klinis hipotiroid kamu akan lebih aware ketika mendapati pasien dengan gejala yang mirip.
Gejala Klinis Hipotiroid
Progresivitas hipotiroid sering kali lambat, sampai pasien tidak menyadari sedang menderita penyakit hipotiroid. Begitu pasien mendapat terapi yang tepat, tanda dan gejala klinis akan membaik. Saat itu lah pasien baru akan menyadari telah menderita hipotiroid.
Gejala khas yang terjadi pada pasien dewasa adalah penurunan daya intelektual, penurunan nada bicara, gangguan memori, letargi, rasa ngantuk yang berlebihan, dan pada orang tua dapat terjadi demensia. Gejala hipotiroid memang tidak khas, kecuali telah terjadi koma myxedema. Sering kali pasien hipotiroid ini dicurigai sebagai sindroma metabolik atau pasien diabetes melitus.
Koma myxedema muncul ketika pasien telah mengalami hipotiroid yang berat. Pada pasien yang mengalami koma myxedema, kelainan yang sering ditemukan bersamaan adalah kejang (ataksia serebral), penurunan pendengaran, suara yang berat dan serak serta gerakan yang sangat lambat.
Salah satu tanda penting hipotiroid adalah manifestasi kulit. Pada pasien hipotiroid metabolisme asam hialuronik akan terganggu, dan terjadi penumpukan asam hialuronik di kulit. Asam hialuronik bersifat higroskopik (menarik air). Hal ini akan menyebabkan edema kulit dan wajah sembab (myxedema). Sementara pada hipotiroid karena tiroiditis hashimoto, terjadi proses autoimun yang menyebabkan manifestasi vitiligo di kulit pasien.
Wajah Pasien Hipotiroidisme: Sebelum vs Setelah Terapi
Sumber Gambar: Pinterest.com
Manifestasi klinis hipotiroid pada jantung adalah penurunan kardiak output. Hal ini terjadi terutama karena efek hipotiroidisme yang menyebabkan bradikardia. Seperti kita ketahui bersama, memang kan hormon tiroid punya efek inotropik dan kronotropik terhadap miokard. Ketika kadar hormon tiroid tubuh, bradikardia dan kardiak output yang turun adalah konsekuensi logis.
Bahkan, lebih lanjut pada pasien hipotiroid berat, diduga terjadi penumpukan cairan di perikard. Diduga penumpukan cairan yang mengandung protein dan glikosaminoglikan berpengaruh terhadap gejala tersebut. Implikasi klinisnya adalah jantung pasien cenderung membesar dengan suara jantung yang melemah.
Selanjutnya, pada pemeriksaan EKG pasien hipotiroid dapat ditemukan tanda-tanda sebagai berikut
- Bradikardia (frekuensi nadi < 60 kali/menit)
- Interval PR memanjang
- Segmen ST dan gelombang T mendatar
Bila pada pasien terjadi kombinasi: Pembesaran Ukuran Jantung, perubahan EKG dan kelainan Enzim, maka kondisi tersebut dinamakan myxeedema jantung.
=
Sponsored Content
Bukan rahasia umum, EKG adalah kompetensi "penting" dokter umum. Tidak hanya pada kasus hipotiroid berat, ilmu EKG diperlukan untuk banyak kasus kegawatdaruratan lain (misal Henti Jantung dan Aritmia).
Kemarin tim DokterPost.com minta dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP untuk ngajari sejawat DokterPost.com tentang bagaimana biar sejawat bisa MAHIR BACA EKG. Ini salah satu cuplikan videonya tentang dasar-dasar membaca hasil EKG
Videonya gedhe banget, hampir 20 GB. Biar sejawat di Papua dan Indonesia Timur yang lain bisa ikut belajar juga, akhirnya kami putuskan untuk distribusikan videonya dalam bentuk DVD.
Yang mau pesan MAHIR BACA EKG (BASIC-Non Aritmia-Aritmia), bisa kontak kami disini ya
kontakin.com/dokterpost atau SMS/WA Yahya (0856-0808-3342)
=
Kondisi hipotiroid selanjutnya akan menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Hipotiroid dapat menyebabkan efusi pleura. Kinerja otot pernapasan menurun yang akan berujung pada hipoksia. Hipoksia yang berlangsung kronik, lama kelamaan akan berujung pada koma myxedema.
Pasien hipotiroid dapat mengalami sebuah paradox, nafsu makan menurun namun berat badan justru meningkat. Penurunan nafsu makan pada pasien hipotiroid diduga terjadi karena penurunan motilitas usus. Sehingga penyerapan nutrisi makanan pun melambat. Peningkatan berat badan bisa terjadi karena pengaruh retensi air yang terjadi.
Penurunan kardiak output akan berakibat pada
- Penurunan aliran darah ke ginjal
- Penurunan filtrasi glomerolus
- Penurunan reabsorbsi dibulus
Kondisi tersebut akan berakibat pada penumpukan cairan dalam tubuh.
Pengaruh hipotiroid pada metabolsime tubuh di antaranya adalah
- Penurunan BMR (kecepatan metabolisme basal)
- Suhu badan rendah
- Intoleransi terhadap hawa dingin
- Degradasi jaringan lemak
- Peningkatan kadar LDL dan Trigliserida darah
Selain itu, sistem reproduksi pun tidak lepas dari pengaruh hipotiroid. Pada pasien yang mengalami hipotiroid fungsi seksualnya terganggu. Sintesis hormon androgen menurun, dan metabolisme estrogen terganggu. Pada wanita dewasa hipotiroid akan menyebabkan libido menurun dan gagalnya ovulasi. Hal ini berdampak pada menstruasi yang tidak teratur pada pasien wanita.
Semoga Bermanfaat^^
Baca Juga: Tips Membaca Hasil Laboratorium Fungsi Tiroid Pasien Anak