Alarming features adalah gejala dan tanda klinis yang menjadi "alarm" untuk penyulit dispepsia, memberi indikasi pemeriksaan endoskopi.
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada upper abdomen yang bersifat kronik atau berulang. Prevalensi dispepsia diperkirakan mencapai 5,5%.
Diperkirakan lebih dari 13 juta orang di Indonesia yang pernah mengeluh dispepsia setidaknya satu kali seumur hidupnya. Dispepsia dapat dibagi menjadi dispepsia dengan penyulit (complicated dyspepsia) dan dispepsia tanpa penyulit (uncomplicated dispepsia).
Dispepsia dengan penyulit (complicated dyspepsia) adalah dispepsia dengan disertai alarming features. Alarming features adalah gejala dan tanda klinis yang menjadi "alarm" untuk penyulit dispepsia, memberi indikasi pemeriksaan endoskopi.
Gejala dan tanda klinis yang termasuk dalam alarming fetaures adalah penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, nyeri telan, perdarahan saluran pencernaan, anemia defisiensi besi, tes darah samar (guaiac test) positif, keganasan (massa abdomen, limfadenopati, dsb).
Dispepsia tanpa penyulit (uncomplicated dyspepsia) adalah gejala dispepsia tanpa "alarming features". Penyebab tersering dispepsia tanpa penyulit adalah dispepsia fungsional (60%), diikuti ulkus peptikum (25%), dan GERD jenis non-reflux (10%). Hanya 1% pasien dispepsia tanpa penyulit yang terdiagnosis keganasan lambung.
Keluhan dan tanda spesifik GERD adalah "heartburn" atau regurgitasi asam. Keluhan dan gejala lain yang menyertai dispepsia memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah untuk membedakan penyebab dispepsia.
Ulkus peptik sering muncul gejala rasa terbakar di lambung, namun pasien juga sering mengeluh rasa tidak nyaman atau kram perut saja. Riwayat penggunaan NSAID atau aspirin sering menyebabkan ulkus peptik. Nyeri tekan epigastrik adalah tanda khas untuk GERD, tetapi sering juga ditemukan pada pasien dispepsia fungsional dan ulkus peptik.
Baca lebih lanjut, penatalaksanaan dispepsia fungsional.
=
Sposored Content
Penjelasan dr Ragil, SpJP yang lebih detail untuk menjawab kasus-kasus yang dihadapi dokter Puskesmas dan IGD juga sudah dirangkum di DVD Sindroma Koroner Akut. Berikut sedikit preview DVD Sindroma Koroner Akut in Daily Practice tentang pentingnya analisis faktor risiko dalam membedakan kelainan Sindroma Koroner Akut vs Dispepsia.
DVD Sindroma Koroner Akut (seri Kardiologi Primer) sudah rilis 20 Juni 2017, dan sudah dimiliki 150++ Dokter di Indonesia. Harganya 156 ribu (belum termasuk ongkos kirim).
Pemesanan via SMS/WA 0856 0808 3342 (YAHYA)