Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi. Implikasi klinisnya pasien akan menunjukkan gejala kehilangan banyak cairan (dehidrasi) dan elektrolit. Gejala yang umum ditemui adalah muntah. Pasien sering datang dengan keadaan umum yang buruk dan akan semakin memburuk dalam waktu relatif singkat.
Diagnosis Obstruksi Usus Halus
Dari data anamnesis yang baik, seharusnya kita bisa menentukan penyebab obstruksi tinggi: misalnya adhesi usus karena riwayat operasi sebelumnya atau terdapat hernia. Pada pemeriksaan fisik, beberapa tanda khas dapat kita temukan, tergantung tahap perkembangan klinis obstruksi.
Gejala umum berupa syok, oligouria, dan gangguan elektrolit. Berdasar pemeriksaan fisik dapat ditemukan gejala meteorismus dan kelebihan cairan di usus. Pemeriksaan auskultasi akan menunjukkan hiperperistaltik (bising usus meningkat). Ketika terjadi serangan kolik, pemeriksaan auskultasi hiperperistaltik akan terdengar jelas sebagai bunyi nada tinggi.
Tanda klinis hiperperistaltik dapat diikuti kolik yang disertai mual dan muntah. Pada kondisi klinis yang berat, tanda kolik dapat terlihat melalui pemeriksaan inspeksi perut berupa gerakan usus atau kejang usus.
Penderita tampak gelisah ketika serangan kolik. Gangguan defekasi dapat terjadi, ditandai dengan ketiadaan flatus dan defekasi (biasanya setelah dua kali defekasi).
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk menegakkan diagnosis obstruksi usus halus adalah foto polos abdomen. Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak dapat dijadikan pedoman untuk menegakkan diagnosis. Pada foto polos abdomen, tampak kelok-kelok usus halus yang melebar, mengandung cairan dan banyak udara sehingga memberi gambaran batas cairan (air-fluid level) yang jelas.
Penegakan diagnosis klinis obstruksi usus halus tidak sulit, apalagi jika pasien telah mengalami serangan kolik. Ketika serangan kolik terjadi, biasanya gejala kolik akan sangat jelas.
Waspadai jika anda menemukan kasus dengan kecurigaan terjadi strangulasi, yaitu terdapat jepitan atau lilitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi iskemia, nekrosis, atau gangren. Bila telah terjadi gangren biasanya pasien akan menunjukkan gejala toksis seperti yang terjadi pada sepsis yaitu: takikardia, syok, dengan leukositosis.
Tatalakasana Obstruksi Usus Halus
Pembedahan adalah terapi pilihan pasien dengan obstruksi usus halus. Obstruksi mekanis di usus dan jepitan atau lilitan harus dihilangkan segera setelah keadaan umum diperbaiki.
Tindakan umum sebelum dan sewaktu pembedahan meliputi
- Tata laksana dehidrasi (berikan RL sesuai derajat dehidrasi pasien)
- Perbaikan keseimbangan elektrolit (penting untuk melakukan pemeriksaan serum elektrolit CITO)
- Dekompresi pipa lambung
Perhatian lebih harus diberikan pada pasien dengan strangulasi usus halus. Konsul ke SpB untuk segera mendapatkan terapi definitif. Dalam kondisi strangulasi tidak ada waktu untuk menunggu sampai keadaan umum membaik. Pasien harus segera dilakukan operasi CITO.
Pembahasan tentang diagnosis dan tatalaksana pasien obstruksi usus halus dapat sejawat baca lebih lanjut dalam buku ajar Ilmu Bedah Ilustrasi Berwarna.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Aku beberapa baca buku-buku bedah. Syamsu De Jong, Sabiston, Appley dsb. Masing-masing punya kelemahan dan kelebihan.
Namun, aku nemu satu buku bedah nggak bisa dibilang kacangan. Enak dibaca, kualitasnya bagus dan harganya lumayan terjangkau. Namanya Buku Ajar Ilmu Bedah karangan Rajgopal, dkk. Meskipun "cuma" dokter berdarah India, rajgopal adalah professor dengan segudang prestasi. Salah satu kelebihannya adalah di bidang evidence based medicine, yang membuat tulisannya mudah untuk dipahami dengan bukti ilmiah yang kuat.
Kemarin aku mesenin Sabiston buat TS yang pengen masuk Bedah ke Singapore, kalau di kurs kan harganya bisa antara 4-5 juta.
Kalau buku Ajar Ilmu Bedah Rajgopal sepaket (2 buku) harganya cuma 780 ribu (belum termasuk ongkir).
Kalau kamu pengen pesen bisa minta tolong Yahya (WA 085608083342) atau klik link order ini => pesan rajgopal
Semoga Bermanfaat^^
