25 Nov 2025 • Webinar SKP Kemenkes
Dermatologi estetika merupakan salah satu bidang kedokteran kulit yang terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan penampilan yang sehat, segar, dan awet muda.
Berbagai masalah kulit seperti melasma, acne vulgaris, acne scars, alopecia areata, hingga tanda-tanda penuaan dini sering menjadi keluhan utama pasien di praktik klinis. Penanganan masalah ini tidak hanya memerlukan keterampilan klinis, tetapi juga pemahaman mendalam mengenai terapi terkini yang berbasis bukti ilmiah.
Di era modern, pendekatan estetika telah berkembang dari metode konvensional menuju intervensi yang lebih efektif, aman, dan individualisasi. Inovasi dalam penggunaan formula topikal, teknologi laser, microneedling, hingga integrasi akupunktur dalam rejuvenasi wajah menjadi bukti nyata kemajuan ilmu ini.
Webinar “Advanced Aesthetic Dermatology” hadir untuk memberikan wawasan menyeluruh mengenai tatalaksana komprehensif berbagai masalah dermatologi estetika.
Mulai dari penerapan Formula Kligman dalam melasma, update tatalaksana acne vulgaris, perbandingan fractional laser dan microneedling pada acne scars, pemilihan terapi efektif untuk alopecia areata, hingga peran akupunktur dalam rejuvenasi wajah.
Semua pembahasan akan disajikan oleh para ahli di bidang dermatologi dan kedokteran estetika dengan pendekatan ilmiah sekaligus praktis.
Webinar ini bertujuan untuk:
Memberikan pemahaman komprehensif mengenai penatalaksanaan estetika terkini berbasis evidence-based medicine.
Mengkaji efektivitas Formula Kligman dalam manajemen melasma.
Menyajikan update terbaru dalam tatalaksana acne vulgaris.
Membandingkan teknologi fractional laser vs microneedling dalam tatalaksana acne scars.
Mengulas strategi terapi efektif alopecia areata di praktik klinis.
Menjelaskan integrasi akupunktur dalam terapi rejuvenasi wajah.
Melasma merupakan salah satu kelainan pigmentasi yang ditandai dengan hiperpigmentasi simetris, terutama pada area wajah yang terpapar sinar matahari. Faktor risiko meliputi paparan UV, kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan predisposisi genetik.
Pendekatan terapi melasma menekankan pada kombinasi agen topikal, proteksi sinar matahari, dan intervensi tambahan seperti chemical peeling atau laser.
Formula Kligman adalah salah satu regimen topikal paling efektif, terdiri dari:
Hidrokuinon (agen depigmentasi)
Tretinoin (retinoid untuk meningkatkan turnover sel)
Kortikosteroid topikal (mengurangi inflamasi dan iritasi)
Kombinasi ini terbukti bekerja sinergis untuk menghambat pembentukan melanin, mempercepat regenerasi epidermis, serta mengurangi risiko efek samping.
Namun, penggunaan formula ini memerlukan pengawasan ketat dokter karena potensi iritasi, risiko ochronosis eksogen, serta keterbatasan penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu, modifikasi formula dan pemantauan berkala menjadi strategi penting dalam tatalaksana melasma berbasis Kligman.
Acne vulgaris adalah salah satu masalah kulit paling umum yang memengaruhi kualitas hidup pasien, terutama remaja dan dewasa muda. Patogenesis acne melibatkan hiperkeratinisasi folikel, produksi sebum berlebih, kolonisasi Cutibacterium acnes, dan inflamasi.
Pendekatan tatalaksana acne terus diperbarui sesuai perkembangan riset:
Topikal: retinoid, benzoyl peroxide, antibiotik topikal, azelaic acid.
Sistemik: antibiotik oral (tetrasiklin, makrolid), isotretinoin, terapi hormonal (antiandrogen, kontrasepsi kombinasi).
Adjuvan: chemical peeling, terapi cahaya biru, hingga kombinasi dengan teknologi laser.
Update terkini menekankan kombinasi terapi yang disesuaikan derajat keparahan acne. Antibiotik tidak lagi direkomendasikan sebagai monoterapi karena risiko resistensi. Retinoid tetap menjadi backbone terapi, baik topikal maupun sistemik.
Selain itu, edukasi pasien terkait diet, perawatan kulit, dan kepatuhan terapi menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Acne scars merupakan dampak jangka panjang acne yang dapat menurunkan kepercayaan diri pasien. Penatalaksanaannya menantang karena tipe scar (ice pick, rolling, boxcar) berbeda respons terapinya.
Dua intervensi populer adalah fractional laser dan microneedling.
Kelebihan: hasil signifikan pada scar sedang hingga berat, memperbaiki tekstur kulit, efek jangka panjang baik.
Kekurangan: downtime lebih lama, risiko eritema, hiperpigmentasi pascainflamasi pada kulit gelap.
Kelebihan: prosedur sederhana, downtime minimal, relatif aman pada semua tipe kulit.
Kekurangan: hasil per sesi lebih ringan dibanding laser, memerlukan beberapa kali terapi untuk optimal.
Perbandingan klinis menunjukkan bahwa fractional laser lebih unggul pada scar dalam dan kompleks, sedangkan microneedling lebih cocok pada scar ringan–sedang serta untuk pasien yang tidak menginginkan downtime panjang. Kombinasi keduanya juga banyak digunakan dalam praktik modern.
Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan kerontokan rambut berbatas tegas, seringkali menimbulkan dampak psikologis signifikan.
Pilihan terapi beragam, bergantung pada luas lesi dan respons pasien:
Topikal: kortikosteroid, minoksidil, imunoterapi kontak (DPCP, SADBE).
Injeksi intralesi: kortikosteroid intralesi masih menjadi terapi lini pertama pada lesi terbatas.
Sistemik: kortikosteroid oral, methotrexate, cyclosporine, hingga terapi biologis terbaru seperti JAK inhibitor (tofacitinib, baricitinib).
Kunci pemilihan terapi adalah menyesuaikan derajat penyakit, usia pasien, serta pertimbangan efek samping. Pada praktik klinis, kombinasi topikal dan intralesi sering menjadi pilihan pertama. JAK inhibitor menjadi harapan baru dengan hasil signifikan pada kasus refrakter, meski biaya dan keamanan jangka panjang masih dalam penelitian.
Rejuvenasi wajah merupakan salah satu tujuan utama dermatologi estetika, bertujuan mengurangi tanda penuaan seperti keriput, kulit kusam, dan penurunan elastisitas.
Selain intervensi modern, akupunktur kini mendapat perhatian sebagai terapi komplementer dalam estetika. Prinsip akupunktur bekerja melalui:
Stimulasi titik-titik tertentu di wajah untuk meningkatkan sirkulasi darah dan energi (qi).
Induksi mikropenyembuhan yang merangsang produksi kolagen dan elastin.
Efek relaksasi yang menurunkan stres oksidatif, salah satu faktor penuaan kulit.
Penelitian menunjukkan bahwa facial acupuncture dapat memperbaiki tonus otot wajah, meningkatkan hidrasi kulit, dan memberikan efek alami tanpa downtime. Meski demikian, hasilnya seringkali lebih subtle dibanding teknologi modern, sehingga banyak diposisikan sebagai terapi tambahan atau pemeliharaan.

Memahami pendekatan komprehensif dermatologi estetika terkini.
Menguasai konsep Formula Kligman dan aplikasinya dalam melasma.
Mendapatkan update evidence-based therapy acne vulgaris.
Mengetahui perbandingan objektif fractional laser vs microneedling untuk acne scars.
Memahami strategi pemilihan terapi alopecia areata sesuai kondisi klinis.
Mengenal integrasi akupunktur dalam rejuvenasi wajah sebagai terapi komplementer.
Meningkatkan keterampilan klinis untuk memberikan layanan estetika yang aman, efektif, dan sesuai kebutuhan pasien.
Bidang dermatologi estetika terus mengalami perkembangan pesat, menawarkan berbagai solusi bagi pasien dengan masalah melasma, acne, acne scars, alopecia areata, maupun tanda-tanda penuaan. Pendekatan multidisiplin, berbasis bukti, serta individualisasi terapi merupakan kunci utama keberhasilan.
Formula Kligman tetap menjadi standar emas untuk melasma, tatalaksana acne kini lebih terstruktur dengan kombinasi terapi, teknologi fractional laser dan microneedling membuka pilihan baru bagi acne scars, pengobatan alopecia areata semakin beragam dengan hadirnya JAK inhibitor, sementara akupunktur menghadirkan opsi komplementer yang alami untuk rejuvenasi wajah.
Dengan memahami kemajuan ini, para tenaga medis diharapkan dapat menghadirkan layanan estetika yang ilmiah, aman, personalisasi, dan berorientasi pada kualitas hidup pasien. Webinar ini bukan hanya memperkaya wawasan klinis, tetapi juga meneguhkan peran praktisi medis dalam menjawab kebutuhan estetika modern secara profesional.