Tinjauan Klinis Komprehensif Temuan Ultrasonografi pada Plasenta Previa: Panduan Berbasis Bukti untuk Dokter Umum

4 Dec 2025 • Obgyn

Deskripsi

Tinjauan Klinis Komprehensif Temuan Ultrasonografi pada Plasenta Previa: Panduan Berbasis Bukti untuk Dokter Umum

Bagian 1: Pendahuluan: Memahami Plasenta Previa dalam Praktik Klinis Modern

1.1. Definisi dan Epidemiologi

Plasenta previa adalah suatu kondisi obstetri di mana plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI). Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum dan memiliki implikasi serius bagi ibu dan janin. 

Seiring dengan kemajuan dalam pencitraan obstetri, definisi dan klasifikasi plasenta previa telah berevolusi. Praktik klinis modern, yang didukung oleh organisasi profesi seperti American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG), telah beralih dari terminologi kualitatif yang ambigu seperti "parsial" atau "marginal" ke arah definisi kuantitatif yang lebih presisi dan bermanfaat secara klinis.

Insidensi plasenta previa pada kehamilan aterm diperkirakan sekitar 1 dari 200 kehamilan, atau 0.5%. Angka ini menyoroti signifikansi kondisi ini sebagai salah satu komplikasi kehamilan yang relatif sering dijumpai. Lebih penting lagi, terdapat tren peningkatan insidensi plasenta previa secara global. 

Peningkatan ini tidak terlepas dari perubahan demografi dan praktik obstetri, terutama meningkatnya angka persalinan melalui seksio sesarea (SC), peningkatan usia ibu saat hamil, dan meluasnya penggunaan teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology - ART).

1.2. Faktor Risiko Utama

Identifikasi faktor risiko merupakan langkah awal yang krusial dalam skrining dan manajemen plasenta previa. Pemahaman yang baik mengenai faktor-faktor ini memungkinkan dokter umum untuk meningkatkan kewaspadaan pada populasi pasien tertentu. Berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, faktor-faktor risiko utama meliputi:

  • Riwayat Seksio Sesarea (SC) Sebelumnya: Ini merupakan faktor risiko paling signifikan. Bekas luka pada uterus, terutama di segmen bawah, menjadi lokasi yang rentan untuk implantasi abnormal. Risiko ini meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya jumlah riwayat SC yang pernah dijalani pasien.

  • Usia Ibu Lanjut: Usia ibu di atas 35 tahun secara konsisten dihubungkan dengan peningkatan risiko plasenta previa.

  • Multiparitas: Wanita yang telah melahirkan beberapa kali memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan nullipara.

  • Riwayat Pembedahan Uterus Lainnya: Prosedur yang meninggalkan jaringan parut pada uterus, seperti miomektomi atau kuretase berulang, juga meningkatkan risiko.

  • Riwayat Plasenta Previa Sebelumnya: Pasien dengan riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.

  • Kehamilan Ganda: Kehamilan kembar atau lebih membutuhkan area permukaan plasenta yang lebih luas, sehingga meningkatkan kemungkinan implantasi di segmen bawah rahim.

  • Gaya Hidup: Merokok dan penggunaan kokain selama kehamilan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko independen.

1.3. Implikasi Klinis: Mengapa Diagnosis Dini Penting?

Plasenta previa merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal. Risiko utama bagi ibu adalah perdarahan postpartum masif (Postpartum Hemorrhage - PPH). Hal ini disebabkan oleh lokasi implantasi plasenta di segmen bawah rahim, yang memiliki kontraktilitas otot yang buruk setelah plasenta lahir, sehingga gagal mengkompresi pembuluh darah secara efektif. 

Bagi janin, risiko utama adalah komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur, baik yang disebabkan oleh perdarahan antepartum yang tidak terkontrol maupun yang direncanakan untuk mencegah perdarahan katastrofik.Pentingnya diagnosis antenatal melalui USG kehamilan tidak dapat dilebih-lebihkan. 

Diagnosis dini memungkinkan penyusunan rencana manajemen multidisiplin yang komprehensif, yang terbukti secara signifikan memperbaiki luaran bagi ibu dan bayi. Sebaliknya, tingkat komplikasi tertinggi ditemukan pada kasus-kasus yang tidak terdiagnosis hingga saat persalinan, di mana perdarahan hebat yang tidak terduga dapat terjadi.

Lebih dari itu, praktik obstetri modern telah menyaksikan sebuah pergeseran paradigma. Peningkatan angka seksio sesarea telah menciptakan sebuah siklus umpan balik yang mengkhawatirkan: SC meningkatkan risiko plasenta previa pada kehamilan berikutnya, dan kombinasi antara plasenta previa dengan bekas luka uterus merupakan faktor risiko tertinggi untuk komplikasi yang paling ditakuti, yaitu Spektrum Plasenta Akreta (Placenta Accreta Spectrum - PAS). 

Ini mengubah plasenta previa dari sekadar masalah "posisi abnormal" menjadi penanda potensial untuk suatu kondisi darurat bedah yang mengancam jiwa. Akibatnya, peran dokter umum telah berevolusi. Tugasnya bukan lagi sekadar mengidentifikasi plasenta letak rendah, melainkan menjadi garda terdepan yang krusial dalam melakukan stratifikasi risiko untuk PAS. 

Laporan USG Kehamilan yang menyebutkan "plasenta previa" pada pasien dengan riwayat SC harus secara otomatis memicu tingkat kewaspadaan klinis yang lebih tinggi dan ambang batas yang lebih rendah untuk rujukan ke spesialis. Ini adalah transisi dari diagnosis pasif menjadi manajemen risiko aktif.

Gambar 1. Diagram menunjukkan placenta previa anterior pada luka SC dan perbedaan grade placenta previa akreta

Bagian 2: Diagnosis Plasenta Previa: Peran Kunci Ultrasonografi (USG) Kehamilan

2.1. Evolusi Terminologi: Dari Klasifikasi Kualitatif ke Kuantitatif

Secara historis, plasenta previa diklasifikasikan ke dalam empat tingkatan (grade I-IV) atau kategori deskriptif seperti minor/mayor dan komplit/parsial/marginal. Klasifikasi ini bersifat kualitatif dan seringkali subjektif, sehingga kurang memiliki nilai prediktif yang konsisten terhadap luaran klinis.

Praktik obstetri kontemporer telah beralih ke sistem klasifikasi yang lebih objektif dan bermanfaat secara klinis, yaitu berdasarkan pengukuran kuantitatif jarak antara tepi bawah plasenta dengan ostium uteri internum (OUI). Pendekatan ini memberikan informasi prognostik yang lebih baik mengenai risiko perdarahan dan kemungkinan persalinan pervaginam. Terminologi yang direkomendasikan saat ini adalah:

  • Plasenta Previa: Digunakan ketika plasenta menutupi OUI, terlepas dari seberapa besar cakupannya. Istilah "komplit" atau "total" masih dapat digunakan untuk deskripsi tambahan jika seluruh OUI tertutup.

  • Plasenta Letak Rendah (Low-lying Placenta): Digunakan ketika tepi plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim, di mana jarak antara tepi plasenta dan OUI adalah kurang dari 20 mm (2 cm), namun tidak menutupi OUI.


Gambar 2. Diagram menunjukkan plasenta akreta dan tempat perlekatan yang abnormal serta invasinya

2.2. Teknik Pencitraan: Superioritas USG Transvaginal (TVS) dibandingkan Transabdominal (TAS)

Ultrasonografi transvaginal (TVS) telah diakui sebagai standar emas (gold standard) untuk diagnosis definitif plasenta previa dan plasenta letak rendah. Superioritas TVS didasarkan pada dua pilar utama: akurasi dan keamanan.

  • Akurasi: TVS memberikan visualisasi yang jauh lebih superior terhadap segmen bawah rahim, serviks, dan hubungan antara tepi plasenta dengan OUI. Hal ini dimungkinkan karena probe transduser berfrekuensi tinggi dapat ditempatkan sangat dekat dengan anatomi yang dinilai, menghasilkan resolusi gambar yang lebih tinggi. Sebaliknya, USG transabdominal (TAS) memiliki tingkat positif palsu yang tinggi, yang dilaporkan dapat mencapai 23% dalam sebuah studi. Kesalahan diagnosis pada TAS seringkali disebabkan oleh kandung kemih yang terlalu penuh, yang dapat menekan dinding uterus anterior dan posterior sehingga tampak menyatu dan secara keliru menyerupai gambaran plasenta previa. Perbedaan rata-rata pengukuran jarak plasenta-OUI antara TAS dan TVS dapat mencapai 12 mm, suatu selisih yang sangat signifikan secara klinis.

  • Keamanan: Terdapat miskonsepsi yang persisten bahwa TVS berbahaya pada kasus dugaan plasenta previa, terutama jika ada perdarahan. Bukti ilmiah secara konsisten menunjukkan bahwa TVS aman dilakukan. Probe TVS ditempatkan di forniks vagina dan tidak pernah dimasukkan ke dalam kanalis servikalis. Dengan demikian, prosedur ini tidak menyentuh plasenta dan tidak meningkatkan risiko perdarahan.

Protokol klinis yang direkomendasikan adalah melakukan pemeriksaan TAS terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran umum lokasi plasenta dan anatomi janin. Jika dari hasil TAS dicurigai adanya plasenta previa atau letak rendah, atau jika segmen bawah rahim tidak dapat divisualisasikan dengan jelas, maka pemeriksaan TVS harus dilakukan untuk konfirmasi diagnosis. 

Untuk pemeriksaan TVS, pasien dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya terlebih dahulu untuk meningkatkan visualisasi dan kenyamanan. Peralihan ke TVS sebagai standar emas memiliki implikasi yang melampaui sekadar akurasi diagnostik. Hal ini secara langsung memengaruhi manajemen pasien, mengurangi intervensi yang tidak perlu, dan meringankan kecemasan pasien. 

Tingkat positif palsu yang tinggi pada TAS dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan, termasuk pembatasan aktivitas yang tidak perlu, istirahat baring yang berkepanjangan, dan bahkan rawat inap untuk observasi. Dengan memberikan diagnosis yang definitif, TVS dapat secara akurat menyingkirkan diagnosis plasenta previa pada banyak kasus yang dicurigai melalui TAS. 

Hal ini tidak hanya mencegah intervensi medis yang tidak perlu, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi yang substansial dengan mengurangi lama rawat inap dan mengurangi beban psikologis pada pasien. Oleh karena itu, seorang dokter umum yang merujuk untuk pemeriksaan TVS konfirmasi bukanlah sekadar mencari gambar yang lebih baik, melainkan sedang mempraktikkan kedokteran yang lebih efisien, hemat biaya, dan berpusat pada pasien.


Parameter

USG Transabdominal (TAS)

USG Transvaginal (TVS)

Implikasi Klinis

Akurasi

Rendah hingga sedang. Tingkat positif palsu tinggi (hingga 23%).

Sangat Tinggi. Dianggap sebagai standar emas.

TVS memberikan diagnosis definitif, mengurangi diagnosis berlebih dan intervensi yang tidak perlu.

Keamanan

Aman.

Aman. Tidak ada peningkatan risiko perdarahan. Probe tidak masuk ke kanalis servikalis.

Miskonsepsi tentang bahaya TVS harus dihilangkan. TVS aman bahkan pada pasien dengan perdarahan.

Persiapan Pasien

Kandung kemih harus terisi penuh untuk menjadi jendela akustik.

Kandung kemih harus dikosongkan untuk visualisasi optimal dan kenyamanan pasien.

Persiapan yang berbeda. Kandung kemih yang terlalu penuh pada TAS dapat menyebabkan kesalahan diagnosis.

Keterbatasan Utama

Visualisasi segmen bawah rahim seringkali terhalang oleh kepala janin, obesitas maternal, atau kontraksi uterus. Kandung kemih yang terlalu penuh dapat mendistorsi anatomi.

Jarang memiliki keterbatasan signifikan untuk diagnosis plasenta previa.

TVS mengatasi hampir semua keterbatasan TAS dalam mengevaluasi hubungan plasenta-OUI.


Bagian 3: Temuan USG Kunci dalam Mendiagnosis dan Memantau Plasenta Previa

3.1. Pengukuran Jarak Tepi Plasenta ke Ostium Uteri Internum (OUI): Implikasi untuk Metode Persalinan

Setelah diagnosis dikonfirmasi, temuan USG yang paling penting dan memiliki nilai prognostik tertinggi adalah pengukuran jarak dari tepi bawah plasenta ke OUI. Pengukuran ini, yang idealnya dilakukan dengan TVS, merupakan prediktor kuat terhadap risiko perdarahan antepartum dan kemungkinan keberhasilan persalinan pervaginam.

Panduan klinis yang diterima secara luas berpusat pada "aturan 20 mm" atau "aturan 2 cm":

  • Jarak ≥20 mm: Jika tepi plasenta berjarak 20 mm atau lebih dari OUI pada USG trimester ketiga, pasien memiliki kemungkinan besar untuk dapat menjalani persalinan pervaginam dengan aman. Percobaan persalinan (trial of labor) dianggap pantas pada kelompok ini.

  • Jarak <20 mm (namun tidak menutupi OUI): Pasien dalam kategori ini (plasenta letak rendah) memiliki risiko perdarahan yang lebih tinggi selama persalinan. Sebagian besar akan memerlukan persalinan sesar, meskipun manajemennya dapat bersifat individual tergantung pada faktor-faktor lain.

  • Plasenta Menutupi OUI (Overlap): Jika ada bagian plasenta yang menutupi OUI, terlepas dari seberapa kecilnya, persalinan sesar adalah suatu keharusan (indikasi absolut).

3.2. Fenomena "Migrasi Plasenta": Interpretasi dan Implikasi Klinis

Istilah "migrasi plasenta" sering digunakan dalam praktik klinis, namun sebenarnya merupakan sebuah kesalahan penamaan (misnomer). Plasenta itu sendiri tidak bergerak atau bermigrasi ke atas. Fenomena yang tampak sebagai pergerakan plasenta menjauhi OUI ini sebenarnya disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan segmen bawah rahim yang tidak proporsional seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Saat segmen bawah rahim meregang dan memanjang, lokasi implantasi plasenta yang tadinya tampak rendah menjadi relatif lebih tinggi terhadap OUI.

Pemahaman akan fenomena ini sangat penting karena tingkat "resolusi" plasenta letak rendah yang didiagnosis pada awal kehamilan sangatlah tinggi.

  • Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% kasus plasenta previa komplit dan 98% kasus plasenta previa marginal yang terdiagnosis pada trimester kedua pada akhirnya akan "menyelesaikan diri" (resolve) dan tidak lagi menjadi masalah saat aterm.

  • Secara keseluruhan, sekitar 90% dari semua plasenta yang diidentifikasi sebagai letak rendah pada trimester kedua akan memiliki posisi normal pada trimester ketiga.

Tingkat resolusi yang tinggi ini menjadi dasar bagi protokol pemantauan USG dan memiliki implikasi besar dalam konseling pasien. Diagnosis plasenta letak rendah pada USG anomali (18-20 minggu) sebaiknya tidak menimbulkan kepanikan, melainkan harus memicu rencana pemantauan yang terjadwal. 

Kemampuan seorang dokter umum untuk menjelaskan konsep ini secara efektif adalah sebuah keterampilan klinis yang sangat berharga. Dengan menjelaskan bahwa "rahim bagian bawah akan meregang dan tumbuh seiring waktu, seolah-olah menarik plasenta ke atas menjauhi jalan lahir," dokter dapat mengubah narasi dari sebuah diagnosis yang menakutkan menjadi "sebuah temuan yang perlu kita pantau." Pendekatan ini, yang didukung oleh statistik yang kuat, dapat secara signifikan mengurangi kecemasan pasien dan mengelola ekspektasi mereka secara realistis, yang pada akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan psikologis ibu selama kehamilan.

Bagian 4: Spektrum Plasenta Akreta (PAS): Komplikasi Kritis yang Wajib Diwaspadai

4.1. Hubungan Erat Antara Plasenta Previa dan PAS

Spektrum Plasenta Akreta (PAS) adalah suatu kondisi implantasi plasenta abnormal di mana vili korionik menempel secara abnormal atau bahkan menembus miometrium. PAS mencakup plasenta akreta (vili menempel pada miometrium), inkreta (vili menginvasi miometrium), dan perkreta (vili menembus miometrium hingga ke serosa atau organ sekitarnya). Ini adalah salah satu komplikasi obstetri yang paling berbahaya dan berpotensi fatal.

Hubungan antara plasenta previa dan PAS sangatlah erat dan tidak dapat dipisahkan. Plasenta previa merupakan faktor risiko tunggal terpenting untuk terjadinya PAS. Data menunjukkan bahwa lebih dari 90% wanita yang didiagnosis dengan PAS juga memiliki plasenta previa.

Patofisiologinya terkait dengan defisiensi lapisan desidua (lapisan Nitabuch) pada area bekas luka di segmen bawah rahim. Ketiadaan lapisan pelindung ini memungkinkan vili plasenta untuk berimplantasi dan menginvasi secara abnormal langsung ke dalam otot rahim (miometrium).

Risiko PAS meningkat secara dramatis ketika seorang pasien memiliki kombinasi plasenta previa dan riwayat seksio sesarea. Kombinasi ini merupakan skenario klinis klasik dengan risiko tertinggi untuk PAS. Dengan demikian, alur diagnostik untuk plasenta previa saat ini secara fundamental telah menyatu dengan alur skrining untuk PAS. 

Tidak mungkin lagi mengevaluasi yang satu tanpa mempertimbangkan yang lain. Setiap pemeriksaan USG untuk dugaan plasenta previa, terutama pada pasien dengan riwayat operasi uterus, harus secara sistematis mencakup pencarian tanda-tanda PAS. Ini berarti seorang sonografer atau radiolog tidak bisa lagi hanya melaporkan "Plasenta Previa" dan berhenti. 

Mereka memiliki tanggung jawab klinis untuk secara aktif mencari dan melaporkan ada atau tidaknya penanda PAS. Bagi dokter umum, ini berarti laporan USG yang hanya menyebutkan "Plasenta Previa" tanpa mengomentari penanda PAS pada pasien berisiko tinggi adalah

laporan yang tidak lengkap. Dokter umum harus merasa berwenang untuk menghubungi radiolog dan menanyakan, "Apakah tanda-tanda akreta telah secara spesifik dicari dan disingkirkan?" Sikap proaktif ini sangat penting untuk keselamatan pasien, karena kegagalan mendiagnosis PAS secara antenatal dapat menyebabkan perdarahan katastrofik saat persalinan.

4.2. Tanda-tanda Sonografis Spesifik untuk Skrining PAS (Grayscale dan Color Doppler)

Berikut adalah daftar penanda sonografis utama yang harus diwaspadai pada pasien plasenta previa, terutama yang memiliki riwayat SC. Adanya satu atau lebih tanda ini merupakan "bendera merah" yang memerlukan rujukan segera ke pusat rujukan tersier.


Tanda Sonografis

Deskripsi (Grayscale & Color Doppler)

Signifikansi Klinis

Lakuna Plasenta

Adanya banyak ruang anekoik (gelap) yang besar dan tidak beraturan di dalam parenkim plasenta, sering digambarkan seperti "keju Swiss" (Swiss cheese appearance). Pada Color Doppler, menunjukkan aliran darah turbulen di dalamnya.

Salah satu tanda dengan nilai prediksi positif tertinggi untuk PAS. Semakin banyak dan besar lakuna, semakin tinggi kemungkinan adanya invasi.

Hilangnya 'Clear Space' Retroplasenta

Hilangnya atau tidak jelasnya garis hipoekoik (lebih gelap) normal yang seharusnya ada di antara plasenta dan miometrium.

Menunjukkan tidak adanya bidang pemisah normal (lapisan desidua) dan kemungkinan perlekatan langsung vili ke miometrium.

Abnormalitas Antarmuka Dinding Kandung Kemih

Garis hiperekoik (terang) yang memisahkan serosa uterus dan dinding kandung kemih menjadi tidak teratur, menipis, atau terputus sama sekali.

Tanda kuat adanya invasi plasenta yang dalam (inkreta) atau bahkan telah menembus ke kandung kemih (perkreta).

Penipisan Miometrium Retroplasenta

Miometrium di belakang plasenta menjadi sangat tipis, seringkali kurang dari 1 mm.

Menunjukkan bahwa jaringan plasenta telah menggantikan sebagian besar ketebalan otot rahim.

Aliran Darah Jembatan (Bridging Vessels)

Pada Color Doppler, terlihat pembuluh darah abnormal yang melintasi dari plasenta, menembus miometrium, dan terkadang hingga ke kandung kemih atau organ sekitarnya.

Tanda patognomonik adanya neovaskularisasi yang terkait dengan invasi plasenta yang dalam.

Tonjolan Plasenta (Placental Bulge)

Kontur uterus tampak menonjol ke arah kandung kemih, disebabkan oleh massa plasenta yang invasif.

Menunjukkan adanya massa plasenta yang tumbuh secara eksofitik di luar batas normal uterus.


4.3. Peran Pencitraan Lanjutan: Kapan MRI Diperlukan?

Pesan utama yang perlu dipahami adalah bahwa USG yang dilakukan oleh operator ahli merupakan modalitas utama dan paling penting untuk diagnosis PAS. Di pusat-pusat rujukan, akurasi diagnostik USG dapat mencapai lebih dari 90%.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak diperlukan secara rutin dan belum terbukti dapat meningkatkan akurasi diagnostik atau memperbaiki luaran klinis jika dibandingkan dengan USG berkualitas tinggi yang dilakukan oleh ahlinya. Peran MRI terbatas pada kasus-kasus spesifik dan meragukan, seperti:

  • Pada kasus plasenta previa posterior, di mana visualisasi dengan USG mungkin terhalang oleh bayangan akustik dari kepala janin.

  • Untuk mengevaluasi luasnya invasi ke organ sekitar, seperti kandung kemih atau parametrium, pada kasus yang dicurigai sebagai plasenta perkreta.

Bagian 5: Algoritma Manajemen dan Alur Rujukan Berbasis Bukti

5.1. Protokol Surveilans USG untuk Diagnosis Trimester Kedua

Manajemen plasenta previa yang terdiagnosis pada trimester kedua mengikuti alur waktu yang jelas dan berbasis bukti:

  1. Diagnosis Awal (18-22 minggu): Jika plasenta letak rendah atau previa diidentifikasi pada USG anomali, pasien harus diinformasikan dan dijadwalkan untuk pemantauan lebih lanjut. Tidak diperlukan intervensi khusus pada tahap ini, selain konseling.

  2. Follow-up Kunci (32 minggu): Pemeriksaan USG ulang, yang wajib menyertakan TVS, direkomendasikan pada usia kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah kondisi tersebut menetap atau telah "bermigrasi". Pada tahap ini, jika terdapat kecurigaan PAS, evaluasi mendalam harus dilakukan.

  3. Follow-up Final (36 minggu): Jika plasenta previa atau letak rendah masih menetap pada usia kehamilan 32 minggu pada pasien yang asimtomatik, pemeriksaan USG terakhir direkomendasikan pada sekitar 36 minggu. Hasil pemeriksaan ini akan menjadi dasar diskusi final mengenai rencana dan metode persalinan.

5.2. Manajemen Pasien Asimtomatik dan Simtomatik

Manajemen pasien sangat bergantung pada ada atau tidaknya gejala perdarahan.

  • Pasien Asimtomatik: Pasien harus mendapatkan konseling yang jelas mengenai risiko perdarahan dan persalinan prematur. Mereka harus diinstruksikan untuk segera ke rumah sakit jika terjadi perdarahan atau kontraksi. Pasien juga harus memastikan memiliki akses transportasi yang mudah dan cepat ke rumah sakit. Anjuran untuk istirahat panggul (menghindari hubungan seksual) umum diberikan, meskipun bukti ilmiah yang kuat untuk istirahat baring (bed rest) masih terbatas.

  • Pasien Simtomatik (dengan Perdarahan): Setiap episode perdarahan vagina yang signifikan pada pasien dengan plasenta previa memerlukan rawat inap untuk observasi ketat.

  • Jika perdarahan terjadi pada usia kehamilan <34 minggu, pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin harus dipertimbangkan.

  • Jika perdarahan sangat hebat, terus-menerus, atau menyebabkan instabilitas hemodinamik pada ibu atau gawat janin, persalinan sesar darurat harus segera dilakukan tanpa memandang usia kehamilan.

  • Jika perdarahan berhenti dan kondisi ibu serta janin stabil, manajemen ekspektatif (menunggu) dapat dipertimbangkan jika usia kehamilan <36 minggu. Manajemen ini dapat dilakukan di rumah sakit atau pada kasus tertentu yang sangat selektif, dapat dipertimbangkan untuk rawat jalan.

5.3. Penentuan Waktu dan Metode Persalinan

  • Waktu Persalinan: Untuk pasien dengan plasenta previa persisten yang stabil dan asimtomatik, persalinan sesar elektif direncanakan antara usia kehamilan 36 minggu 0 hari hingga 37 minggu 6 hari. Panduan dari ACOG/SMFM menyarankan rentang 36+0 hingga 37+6 minggu , sementara RCOG merekomendasikan rentang yang sedikit lebih sempit, yaitu 36+0 hingga 37+0 minggu. Penentuan waktu ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara risiko prematuritas dengan risiko perdarahan mendadak jika menunggu hingga aterm.

  • Metode Persalinan: Persalinan sesar adalah metode persalinan yang diwajibkan untuk semua kasus plasenta previa yang menutupi OUI. Percobaan persalinan pervaginam hanya dapat dipertimbangkan jika tepi plasenta berjarak lebih dari 20 mm dari OUI.

  • Anestesi: Anestesi regional (spinal atau epidural) umumnya lebih diutamakan daripada anestesi umum. Anestesi regional terbukti aman dan berhubungan dengan kehilangan darah yang lebih sedikit selama operasi dibandingkan anestesi umum.

5.4. Kriteria Rujukan dan Pentingnya Tim Multidisiplin

Peran dokter umum sebagai penentu triase sangatlah krusial. Alur manajemen plasenta previa bukanlah sebuah jalur tunggal, melainkan sebuah pohon keputusan yang bercabang berdasarkan tiga variabel kunci: gejala (perdarahan vs. asimtomatik), usia kehamilan, dan kecurigaan PAS. Kemampuan dokter umum untuk menempatkan pasien pada cabang yang tepat akan menentukan keseluruhan alur perawatan selanjutnya.

Kriteria rujukan yang jelas adalah:

Setiap pasien dengan plasenta previa DAN riwayat operasi uterus (terutama SC), atau pasien dengan temuan sonografis yang mencurigakan untuk PAS, harus dirujuk untuk konsultasi dan perencanaan persalinan di pusat layanan kesehatan tersier yang memiliki fasilitas lengkap.

Manajemen kasus yang dicurigai PAS memerlukan pendekatan tim multidisiplin yang terencana dan terkoordinasi. Tim ini idealnya terdiri dari:

  • Spesialis Obstetri dan Ginekologi (konsultan Fetomaternal)

  • Spesialis Onkologi Ginekologi (seringkali memiliki keahlian bedah panggul yang lebih luas)

  • Spesialis Anestesiologi Obstetri yang berpengalaman

  • Radiologi Intervensi (untuk kemungkinan embolisasi arteri uterina)

  • Spesialis Neonatologi

  • Bank Darah yang siap sedia dengan protokol transfusi masif

Kegagalan untuk mengenali tanda bahaya dan merujuk secara tepat waktu dapat menyebabkan pasien ditangani di fasilitas yang tidak memadai, yang berisiko menimbulkan konsekuensi katastrofik.

Bagian 6: Kesimpulan: Poin-Poin Penting bagi Dokter Umum

Diagnosis dan manajemen plasenta previa telah mengalami evolusi signifikan. Peran dokter umum sebagai lini pertama kontak pasien menjadi semakin penting, tidak hanya dalam diagnosis tetapi juga dalam stratifikasi risiko untuk komplikasi yang mengancam jiwa. Berikut adalah poin-poin kunci yang dapat diaplikasikan dalam praktik sehari-hari:

  • Selalu Gunakan TVS untuk Konfirmasi: Jadikan USG transvaginal sebagai standar emas untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan diagnosis plasenta previa. Jangan ragu untuk meminta atau merujuk untuk TVS jika laporan TAS meragukan atau tidak jelas. Ini adalah praktik yang aman dan akurat.

  • Gunakan Terminologi Modern: Klasifikasikan kondisi berdasarkan pengukuran jarak dalam milimeter. Plasenta Letak Rendah jika tepi <20 mm dari OUI, dan Plasenta Previa jika menutupi OUI. Hindari istilah lama yang ambigu seperti "marginal" atau "parsial".

  • Waspadai PAS sebagai Prioritas Utama: Pada setiap kasus plasenta previa, terutama dengan riwayat SC, anggap pasien berisiko tinggi untuk Spektrum Plasenta Akreta (PAS) hingga terbukti sebaliknya. Ini adalah perubahan paradigma terpenting dalam praktik modern.

  • Kenali Tanda Bahaya PAS pada USG: Familiarisasi diri dengan tanda-tanda sonografis PAS (lakuna, hilangnya clear space, abnormalitas antarmuka kandung kemih). Laporan USG pada pasien berisiko tinggi yang tidak mengomentari ada atau tidaknya tanda-tanda ini harus dianggap sebagai laporan yang tidak lengkap dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut.

  • Rujuk dengan Tepat Waktu dan ke Tempat yang Tepat: Pasien dengan kecurigaan PAS harus dirujuk ke pusat rujukan tersier dengan tim multidisiplin. Diagnosis dini dan rujukan yang tepat adalah intervensi paling vital untuk mencegah morbiditas dan mortalitas maternal.

  • Edukasi Pasien dengan Bijak: Gunakan konsep "migrasi plasenta" yang dijelaskan oleh perkembangan segmen bawah rahim untuk menenangkan pasien dengan diagnosis dini pada trimester kedua dan kelola ekspektasi mereka secara realistis.

  • Pahami Waktu Persalinan: Rencanakan persalinan sesar elektif pada usia kehamilan 36-37 minggu untuk kasus plasenta previa persisten yang stabil dan tanpa komplikasi untuk menyeimbangkan risiko prematuritas dan perdarahan.

Referensi

  1. Placenta Previa - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses Juli 19, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539818/

  2. Placenta Previa - Nomenclature, Diagnosis and Clinical Management - The ObG Project, diakses Juli 19, 2025, https://www.obgproject.com/2017/02/07/placenta-previa-nomenclature-diagnosis-clinical-management/

  3. Placenta Praevia and Placenta Accreta: Diagnosis and Management: Green-top Guideline No. 27a - ResearchGate, diakses Juli 19, 2025, https://www.researchgate.net/publication/327915382_Placenta_Praevia_and_Placenta_Accreta_Diagnosis_and_Management_Green-top_Guideline_No_27a

  4. Placenta Praevia and Placenta Accreta: Diagnosis and Management (Green-top Guideline No. 27a) | RCOG, diakses Juli 19, 2025, https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/green-top-guidelines/placenta-praevia-and-placenta-accreta-diagnosis-and-management-green-top-guideline-no-27a/

  5. New evidence-based diagnostic and management strategies for placenta accreta spectrum disorders, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6929563/

  6. Abnormal placentation: evidence-based diagnosis and management of placenta previa, placenta accreta, and vasa previa - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22926275/

  7. Placenta Accreta Spectrum Diagnosis Challenges and Controversies in Current Obstetrics: A Review - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37101719/

  8. Placenta Praevia, Placenta Praevia Accreta and Vasa Praevia: Diagnosis and Management - MRCOG, diakses Juli 19, 2025, https://mrcog.womanhospital.cn/ueditor/php/upload/file/20190821/1566374829.pdf

  9. Placenta Praevia and Placenta Accreta: Diagnosis and Management - NHS England, diakses Juli 19, 2025, https://www.england.nhs.uk/midlands/wp-content/uploads/sites/46/2019/07/RCOG-Greentop-guideline-Sept-18.pdf

  10. Placenta previa in the second trimester: sonographic and clinical factors associated with its resolution - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3175253/

  11. A simple guide to ultrasound screening for placenta accreta spectrum for improving detection and optimizing management in resource limited settings - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35900178/

  12. Addressing Diagnosis, Management, and Complication Challenges in Placenta Accreta Spectrum Disorder: A Descriptive Study - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38892867/

  13. The compliance with a patient-safety bundle for management of placenta accreta spectrum†, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31550959/

  14. Ultrasonographic Prediction of Placental Invasion in Placenta Previa by Placenta Accreta Index - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9918036/

  15. Placenta Accreta Spectrum Diagnosis Challenges and Controversies in Current Obstetrics: A Review - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10124567/

  16. Placenta praevia--a review with emphasis on the role of ultrasound - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2679512/

  17. A sonographic assessment of different patterns of placenta previa ..., diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15914681/

  18. Diagnosis of placenta previa by transvaginal sonography - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8333928/

  19. Measuring leading placental edge to internal cervical os: Transabdominal versus transvaginal approach - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8409881/

  20. Sonography 3rd Trimester and Placenta Assessment, Protocols, and Interpretation - NCBI, diakses Juli 19, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572062/

  21. The sonographic appearance and obstetric management of placenta accreta - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3516467/

  22. Transvaginal and transabdominal ultrasound for the diagnosis of ..., diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15512257/

  23. Management of the symptomatic placenta previa: a randomized, controlled trial of inpatient versus outpatient expectant management - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8885726/

  24. Using ultrasound in the clinical management of placental implantation abnormalities - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26428505/

  25. [Management of placenta previa and accreta] - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25453204/

  26. An update of diagnostic efficacy of ultrasound and magnetic ..., diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9594134/

  27. Novel markers of Doppler ultrasonography in the placenta accreta spectrum to predict complications - PMC, diakses Juli 19, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10702256/

  28. An update of diagnostic efficacy of ultrasound and magnetic resonance imaging in the diagnosis of clinically significant placenta accreta spectrum disorders - PubMed, diakses Juli 19, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35895953/

  29. Placenta Praevia and Placenta Accreta Guideline - WISDOM, diakses Juli 19, 2025, https://wisdom.nhs.wales/health-board-guidelines/hywel-dda-file/placenta-praevia/