Mengupas Tuntas Kelainan EKG RBBB: Panduan Praktis Diagnosis dan Terapi untuk Dokter Umum

20 May 2025 • Kardiologi

Deskripsi

Mengupas Tuntas Kelainan EKG RBBB: Panduan Praktis Diagnosis dan Terapi untuk Dokter Umum

1. Pendahuluan: Mengenal Kelainan EKG RBBB

Right Bundle Branch Block (RBBB) atau Blok Cabang Kanan adalah sebuah pola kelainan konduksi intraventrikular yang relatif sering dijumpai pada pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Prevalensinya dalam populasi umum dilaporkan berkisar antara 0,2% hingga 1,3% dan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, bahkan dapat mencapai lebih dari 11% pada individu berusia 80 tahun ke atas. 

Seringkali, RBBB ditemukan secara insidental pada pasien yang tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Namun, penting untuk diingat bahwa RBBB juga dapat menjadi penanda adanya penyakit jantung struktural atau kondisi paru yang mendasari.

Bagi Dokter Umum, pemahaman mengenai interpretasi dan signifikansi klinis "Kelainan EKG RBBB" menjadi sangat penting karena pola ini sering muncul dalam praktik sehari-hari. Implikasi dari temuan RBBB sangat bervariasi, mulai dari varian normal yang tidak berbahaya hingga menjadi pertanda kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera. 

Oleh karena itu, RBBB bukanlah sebuah diagnosis penyakit tersendiri, melainkan sebuah pola EKG yang interpretasinya sangat bergantung pada konteks klinis pasien secara keseluruhan, meliputi usia, ada atau tidaknya gejala, riwayat penyakit sebelumnya, serta temuan dari pemeriksaan fisik. Melihat RBBB pada EKG seharusnya memicu evaluasi klinis yang cermat untuk menentukan signifikansinya, bukan sekadar menganggapnya benigna atau patologis berdasarkan pola EKG semata.

2. Presentasi Kasus (Berdasarkan Literatur): RBBB dalam Praktik Klinis

Untuk mengilustrasikan spektrum presentasi klinis RBBB, berikut adalah beberapa skenario ringkas yang disintesis dari literatur:

  • Skenario 1 (Temuan Insidental): Seorang pria muda berusia 20 tahun, seorang atlet, datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Ia tidak memiliki keluhan (asimtomatik) dan tidak ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau riwayat kematian jantung mendadak (SCD) pada usia muda. Pemeriksaan EKG menunjukkan pola RBBB inkomplit (IRBBB) dengan morfologi rSR' di V1 dan durasi QRS 115 ms. Pemeriksaan fisik sepenuhnya normal. Pertanyaan klinis: Apakah temuan IRBBB pada atlet muda asimtomatik ini memerlukan evaluasi lebih lanjut?

Gambar 1. RBBB Inkomplit1

  • Skenario 2 (Penyakit Jantung Struktural - ASD): Seorang wanita berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang memberat saat beraktivitas dan bengkak pada kedua tungkai sejak beberapa bulan terakhir. EKG menunjukkan RBBB komplet (QRS 130 ms, pola RSR' di V1, gelombang S lebar di V6) dengan deviasi aksis ke kanan (RAD). Pada auskultasi jantung, terdengar bunyi jantung S2 yang terpisah lebar dan menetap (fixed splitting). Pertanyaan klinis: Apa kemungkinan diagnosis penyakit jantung struktural yang mendasari temuan RBBB dan RAD ini, dan pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk konfirmasi? (Mengarah pada kecurigaan Atrial Septal Defect tipe sekundum).

  • Skenario 3 (Emboli Paru Akut): Seorang pria berusia 86 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena nyeri dada akut yang disertai sesak napas berat. EKG saat ini menunjukkan RBBB komplet yang baru muncul (dibandingkan EKG 6 bulan lalu yang normal), disertai inversi gelombang T di lead V1 hingga V3 dan pola S1Q3T3. Pasien tampak takipnea dan terdapat tanda-tanda klinis strain ventrikel kanan. Pertanyaan klinis: Apa signifikansi munculnya RBBB baru dalam kondisi akut ini, dan langkah diagnostik apa yang harus segera dilakukan? (Mengarah pada kecurigaan tinggi emboli paru masif).

Kasus-kasus ini menunjukkan betapa beragamnya presentasi dan implikasi RBBB, menggarisbawahi pentingnya penilaian klinis yang komprehensif.

3. Diskusi Temuan EKG: Membaca Pola RBBB

Secara patofisiologi, RBBB terjadi akibat adanya hambatan atau perlambatan konduksi impuls listrik pada cabang berkas kanan (right bundle branch) dari sistem konduksi His-Purkinje. Interupsi ini menyebabkan aktivasi ventrikel kanan menjadi tertunda dan baru terjadi setelah aktivasi ventrikel kiri selesai melalui penyebaran impuls dari miokardium ventrikel kiri. Keterlambatan depolarisasi ventrikel kanan inilah yang menghasilkan gambaran EKG khas RBBB.

Kriteria EKG untuk RBBB Komplet adalah sebagai berikut :

  1. Durasi QRS: ≥ 120 milidetik (ms).

  2. Morfologi V1 dan V2: Terdapat pola RSR' (sering disebut pola "telinga kelinci"). Variasi lain seperti rsR', rSR', atau gelombang R yang lebar dan berlekuk (notched) juga dapat ditemukan. Penting untuk tidak hanya terpaku pada pola RSR' klasik yang "sempurna", karena variasi morfologi ini tetap memenuhi kriteria RBBB.

  3. Morfologi I, V5, dan V6: Terdapat gelombang S yang lebar dan tumpul (slurred). Durasi gelombang S lebih panjang dari durasi gelombang R, atau durasi S > 40 ms.

  4. Waktu Puncak Gelombang R (R peak time): Normal di lead V5 dan V6, namun memanjang di lead V1 (> 50 ms).

  5. Perubahan ST-T Sekunder: Umumnya ditemukan depresi segmen ST dan inversi gelombang T di lead prekordial kanan (V1-V3), yang arahnya berlawanan (diskordan) dengan vektor terminal QRS.

Gambar 2. AV blok derajat I dengan RBBB8

Kriteria EKG untuk RBBB Inkomplit (IRBBB) memiliki gambaran morfologi QRS yang serupa dengan RBBB komplet, namun dengan durasi QRS yang lebih singkat, yaitu antara 110-119 ms menurut definisi AHA/ACC/HRS, atau <120 ms menurut sumber lain. Beberapa literatur bahkan menyebutkan rentang 100-119 ms. 

Adanya variasi definisi durasi QRS ini perlu disadari. Fokus sebaiknya tidak hanya pada batas durasi yang kaku, tetapi pada kombinasi morfologi khas RBBB dengan durasi QRS <120 ms dalam konteks klinis pasien. IRBBB dapat merupakan varian normal, seperti pada Crista Supraventricularis (CSV) pattern yang sering terlihat pada individu muda atau atlet, atau akibat penempatan elektroda V1/V2 yang terlalu tinggi. Namun, IRBBB juga bisa menjadi penanda awal suatu patologi.

Berikut adalah tabel ringkasan kriteria EKG untuk RBBB:

Kriteria EKG

RBBB Komplet

RBBB Inkomplit

Durasi QRS

≥ 120 ms

< 120 ms (umumnya 100/110-119 ms)

Morfologi V1/V2

Pola RSR' (atau variannya: rsR', rSR', R lebar)

Pola RSR' (atau variannya: rsR', rSR')

Morfologi I/V6

Gelombang S lebar & tumpul (>40ms atau >R)

Gelombang S lebar & tumpul (mungkin tidak selebar komplet)

R Peak Time V1

> 50 ms

Mungkin > 50 ms

Perubahan ST-T

Diskordan di V1-V3 (depresi ST, T inversi)

Mungkin ada, mungkin tidak

Sumber: Disintesis dari 1

4. Signifikansi Klinis dan Penyebab: Kapan RBBB Perlu Perhatian Khusus?

Penyebab RBBB sangat beragam, mulai dari kondisi benigna hingga penyakit serius. Secara umum, penyebabnya dapat dikategorikan sebagai berikut:

  • Penyakit Jantung Struktural: Penyakit jantung koroner (PJK) atau infark miokard (MI), terutama yang melibatkan arteri desendens anterior kiri (LAD) yang sering menyuplai cabang berkas kanan; kardiomiopati; miokarditis; penyakit katup jantung; dan penyakit jantung kongenital, khususnya atrial septal defect (ASD) tipe sekundum yang menyebabkan volume overload ventrikel kanan.

  • Kondisi Paru: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan cor pulmonale  atau emboli paru (PE) akut yang menyebabkan pressure overload ventrikel kanan secara mendadak.

  • Penyakit Sistem Konduksi Degeneratif: Penyakit Lenegre atau Lev, yang merupakan proses degeneratif primer pada sistem konduksi, lebih sering terjadi pada populasi lansia.

  • Iatrogenik: Dapat terjadi pasca prosedur kateterisasi jantung kanan atau bedah jantung.

  • Lain-lain: Trauma dada minor, hiperkalemia (jarang terjadi), atau penyakit infiltratif seperti sarkoidosis.

  • Varian Normal/Idiopatik/Insidental: Sering ditemukan pada individu muda yang sehat atau atlet, terutama RBBB inkomplit.

Signifikansi klinis dan prognosis RBBB sangat bergantung pada ada atau tidaknya penyakit yang mendasari:

  • RBBB Terisolasi: Pada individu asimtomatik tanpa bukti penyakit jantung struktural, RBBB (khususnya yang inkomplit) secara tradisional dianggap sebagai temuan benigna yang tidak memerlukan evaluasi atau terapi lebih lanjut. Namun, pandangan ini mulai ditantang. Beberapa studi kohort besar dan meta-analisis yang lebih baru menunjukkan adanya sedikit peningkatan risiko mortalitas jangka panjang (baik semua penyebab maupun kardiovaskular) yang terkait dengan RBBB komplet, bahkan pada populasi umum atau individu tanpa riwayat penyakit kardiovaskular yang diketahui. Kontroversi ini menyiratkan bahwa bahkan RBBB yang tampak terisolasi mungkin memerlukan evaluasi awal yang cermat untuk menyingkirkan penyakit subklinis dan mungkin memerlukan kewaspadaan atau follow-up jangka panjang. RBBB inkomplit (IRBBB) secara umum tidak dikaitkan dengan luaran klinis yang buruk.

  • RBBB dengan Penyakit Penyerta: Prognosis RBBB sangat ditentukan oleh penyakit yang menyertainya. RBBB merupakan prediktor independen untuk mortalitas yang lebih tinggi pada pasien dengan kondisi berikut:

  • Infark Miokard Akut (AMI): Baik RBBB yang sudah ada sebelumnya maupun yang baru muncul saat AMI, secara konsisten dikaitkan dengan ukuran infark yang lebih luas, insiden gagal jantung dan blok jantung derajat tinggi yang lebih sering, serta mortalitas in-hospital dan jangka panjang yang signifikan lebih tinggi. Kehadiran RBBB pada pasien AMI harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi komplikasi.

  • Gagal Jantung (Heart Failure/HF): RBBB dikaitkan dengan peningkatan mortalitas pada pasien gagal jantung, baik akut maupun kronik.

  • Emboli Paru (PE): RBBB, terutama jika baru muncul atau bersifat transien, merupakan tanda strain ventrikel kanan akibat peningkatan tekanan akut dan dikaitkan dengan PE risiko tinggi serta prognosis yang lebih buruk.

Gambar 3. RBBB dengan S1Q3T3 pada Emboli Paru 

  • RBBB dengan Blok Fasikular (Bifascicular Block): Kombinasi RBBB dengan left anterior fascicular block (LAFB) atau left posterior fascicular block (LPFB) umumnya memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan RBBB terisolasi dan meningkatkan risiko progresi menjadi blok jantung derajat tinggi (blok AV komplet).

5. Pendekatan Diagnostik: Evaluasi Lanjutan untuk Kelainan EKG RBBB

Langkah awal dalam mengevaluasi pasien dengan temuan RBBB pada EKG adalah penilaian klinis yang komprehensif, meliputi:

  • Anamnesis: Tanyakan gejala yang mungkin terkait, seperti sinkop (pingsan), presinkop (rasa mau pingsan), nyeri dada (tipikal atau atipikal), palpitasi (jantung berdebar), atau dispnea (sesak napas) terutama saat aktivitas. Gali riwayat penyakit jantung atau paru sebelumnya, faktor risiko kardiovaskular, dan riwayat keluarga penyakit jantung, aritmia, atau kematian jantung mendadak (SCD) pada usia muda.

  • Pemeriksaan Fisik: Cari tanda-tanda penyakit jantung struktural atau gagal jantung, seperti bunyi jantung S2 yang terpisah lebar dan menetap (fixed splitting, khas pada ASD), murmur jantung, peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer, atau ronki paru.

Evaluasi lebih lanjut umumnya diindikasikan pada kondisi berikut:

  • Pasien yang simtomatik, terutama dengan sinkop, presinkop, nyeri dada, atau dispnea progresif.

  • Adanya kelainan EKG lain yang menyertai RBBB, seperti deviasi aksis yang signifikan (menunjukkan blok bifasikular), tanda hipertrofi ventrikel, gelombang Q patologis, aritmia atrial (misal, fibrilasi atrial), atau inversi gelombang T di luar lead V1-V2/V3.

  • RBBB yang baru muncul (new-onset) atau bersifat intermiten.

  • Adanya riwayat keluarga yang relevan (penyakit jantung struktural, aritmia, SCD usia muda).

  • Kecurigaan klinis adanya penyakit jantung atau paru yang mendasari.

  • Atlet: Meskipun RBBB komplet bisa merupakan varian normal pada atlet, beberapa pedoman (terutama dari Italia) merekomendasikan evaluasi lebih lanjut (minimal ekokardiografi, uji latih jantung, Holter) Evaluasi lebih dipertimbangkan jika ada gejala, riwayat keluarga, kelainan EKG lain, atau durasi QRS ≥ 130/140 ms. IRBBB pada atlet umumnya tidak memerlukan evaluasi lanjut jika terisolasi dan asimtomatik.

Peran Ekokardiografi: Ekokardiografi transtorakal (TTE) merupakan pemeriksaan penunjang lini pertama yang paling penting dalam evaluasi lanjutan RBBB. Tujuannya adalah untuk:

  • Menilai struktur dan fungsi jantung, terutama ukuran dan fungsi ventrikel kanan (RV), ukuran atrium kanan, dan estimasi tekanan arteri pulmonalis (PASP).

  • Mencari penyakit jantung struktural yang mungkin menjadi penyebab RBBB, seperti ASD, penyakit katup, atau kardiomiopati.

  • Menyingkirkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH).

  • Melakukan stratifikasi risiko, karena RBBB yang disertai abnormalitas struktural atau fungsional (terutama pada RV) memiliki prognosis yang berbeda secara signifikan dibandingkan RBBB terisolasi.27 Parameter seperti dilatasi RV, penurunan fungsi RV (misalnya, fractional area change [FAC] < 35%), dan peningkatan PASP adalah temuan penting. Beberapa studi bahkan menunjukkan korelasi antara durasi gelombang R' di lead V1 dengan disfungsi RV.27

Pemeriksaan Penunjang Lain (Selektif):

  • Uji Latih Jantung (Exercise Stress Test): Dapat menilai kapasitas fungsional, respons denyut jantung, memprovokasi aritmia, atau mencari tanda iskemia (meskipun interpretasi perubahan segmen ST bisa menjadi lebih sulit pada RBBB). Pasien dengan RBBB mungkin menunjukkan kapasitas aerobik yang lebih rendah dan pemulihan denyut jantung pasca latihan yang lebih lambat.

  • Pemantauan Holter 24 Jam: Berguna untuk mendeteksi aritmia paroksismal (misalnya, fibrilasi atrial) atau blok AV intermiten.

  • Cardiac Magnetic Resonance (CMR): Merupakan baku emas untuk penilaian morfologi dan fungsi RV, serta dapat mendeteksi adanya skar atau fibrosis miokardium (misalnya, pada arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy atau sarkoidosis).

  • CT Pulmonary Angiography (CTPA): Diindikasikan jika terdapat kecurigaan klinis emboli paru akut.

  • Kateterisasi Jantung: Jarang diindikasikan hanya karena RBBB, kecuali jika ada kecurigaan kuat penyakit jantung koroner berdasarkan temuan klinis lain atau indikasi spesifik lainnya.

Integrasi temuan klinis dan pemeriksaan penunjang ini akan membantu dalam "Diagnosis dan Terapi RBBB" yang tepat.

6. Manajemen dan Terapi: Fokus pada Kondisi Penyerta

Prinsip utama dalam penatalaksanaan pasien dengan RBBB adalah mengidentifikasi dan mengatasi kondisi medis yang mendasarinya. RBBB itu sendiri, sebagai sebuah pola EKG, umumnya tidak memerlukan terapi spesifik. Fokus utama "Diagnosis dan Terapi RBBB" adalah pada penyebabnya.

  • Manajemen Berdasarkan Penyebab:

  • Jika RBBB disebabkan oleh penyakit jantung struktural seperti ASD atau penyakit katup, terapi ditujukan untuk memperbaiki kelainan struktural tersebut (misalnya, penutupan ASD secara perkutan atau bedah, perbaikan atau penggantian katup).

  • Jika RBBB terkait dengan penyakit jantung iskemik atau infark miokard, manajemen mengikuti pedoman tata laksana sindrom koroner akut (SKA) atau penyakit jantung koroner (PJK) stabil.

  • Jika RBBB muncul dalam konteks emboli paru akut, terapi utama adalah antikoagulasi atau trombolisis, sesuai dengan stratifikasi risiko PE.

  • Jika RBBB ditemukan pada pasien gagal jantung, penatalaksanaan gagal jantung sesuai pedoman terkini menjadi fokus utama.

  • Jika RBBB bersifat iatrogenik (misalnya, pasca kateterisasi jantung kanan), biasanya hanya memerlukan observasi.

  • Jika RBBB disebabkan oleh gangguan elektrolit seperti hiperkalemia (meskipun jarang), koreksi ketidakseimbangan elektrolit adalah terapinya.

  • Peran Cardiac Resynchronization Therapy (CRT):

  • Secara umum, CRT tidak diindikasikan dan tidak efektif untuk pasien gagal jantung dengan morfologi EKG RBBB tipikal. Berbagai uji klinis besar dan meta-analisis secara konsisten menunjukkan tidak adanya perbaikan luaran klinis (kematian atau hospitalisasi akibat gagal jantung) pada kelompok pasien dengan RBBB yang menerima CRT, berbeda dengan pasien LBBB yang menunjukkan manfaat signifikan.

  • Alasan utama ketidakefektifan ini terletak pada patofisiologi yang berbeda. CRT dirancang untuk memperbaiki disinkroni kontraksi ventrikel kiri, yang merupakan masalah utama pada LBBB. Sebaliknya, pada RBBB, kelainan konduksi utama adalah keterlambatan aktivasi ventrikel kanan, bukan disinkroni ventrikel kiri yang signifikan. Oleh karena itu, pacing biventrikular standar seringkali gagal memperbaiki pola aktivasi pada RBBB.

  • Pedoman internasional saat ini hanya memberikan rekomendasi kelas IIa atau IIb (rekomendasi lemah) untuk CRT pada pasien non-LBBB (termasuk RBBB) dengan durasi QRS ≥ 150 ms, namun bukti manfaatnya masih terbatas dan kontroversial. Bahkan, praktik menggabungkan RBBB dan intraventricular conduction delay (IVCD) ke dalam satu kategori "non-LBBB" untuk indikasi CRT kini mulai dipertanyakan, karena beberapa data menunjukkan IVCD mungkin merespons CRT lebih baik daripada RBBB.

  • Pengecualian mungkin berlaku untuk kasus "RBBB atipikal" yang sangat lebar dengan ciri morfologi yang menyamarkan LBBB yang mendasarinya (misalnya, QRS sangat lebar, aksis kiri deviasi, gelombang R lebar atau berlekuk di lead I dan aVL). Kasus seperti ini mungkin memiliki komponen disinkroni LV yang signifikan dan berpotensi mendapat manfaat dari CRT, namun memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh spesialis.

  • Terapi Baru (Perkembangan): Teknik pacing fisiologis baru seperti Left Bundle Branch Area Pacing (LBBAP) sedang diteliti dan menunjukkan hasil awal yang menjanjikan sebagai alternatif CRT pada pasien RBBB. LBBAP bertujuan untuk menangkap sistem konduksi cabang berkas kiri secara langsung, yang berpotensi menghasilkan aktivasi ventrikel yang lebih sinkron dibandingkan BVP standar pada pasien RBBB. Namun, LBBAP masih memerlukan penelitian lebih lanjut melalui uji klinis acak terkontrol sebelum dapat direkomendasikan secara luas.

7. Kesimpulan: Pesan Kunci untuk Dokter Umum

Right Bundle Branch Block (RBBB) adalah kelainan EKG yang sering dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari. Interpretasi "Kelainan EKG RBBB" tidak dapat berdiri sendiri dan harus selalu diintegrasikan dengan konteks klinis pasien, termasuk usia, gejala, dan riwayat penyakit.

Pada individu muda, sehat, dan asimtomatik, RBBB terisolasi (terutama yang inkomplit) seringkali merupakan varian normal yang benigna. Meskipun demikian, kesadaran akan adanya kontroversi mengenai prognosis jangka panjang dan potensi RBBB sebagai penanda subklinis penyakit kardiovaskular tetap diperlukan, sehingga evaluasi awal yang cermat tetap dianjurkan.

Evaluasi lebih lanjut, terutama dengan ekokardiografi, sangat penting dilakukan pada pasien RBBB yang simtomatik, memiliki RBBB baru atau intermiten, disertai kelainan EKG lain, atau jika terdapat kecurigaan klinis penyakit jantung atau paru yang mendasari.

Fokus utama "Diagnosis dan Terapi RBBB" adalah pada identifikasi dan penatalaksanaan kondisi penyebabnya. RBBB itu sendiri bukanlah target terapi. Perlu diingat bahwa Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) umumnya tidak efektif dan tidak diindikasikan untuk pasien gagal jantung dengan morfologi RBBB tipikal.

Mengingat spektrum penyebab dan implikasi RBBB yang luas, kolaborasi dengan dokter spesialis kardiologi sangat dianjurkan jika terdapat keraguan dalam diagnosis, penilaian signifikansi klinis, atau penentuan strategi manajemen lebih lanjut.

Referensi :

  1. Incomplete right bundle branch block: Challenges in ..., diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8210929/

  2. Mortality in Patients With Right Bundle‐Branch Block in the Absence of Cardiovascular Disease - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7792408/

  3. Right Bundle Branch Block: Current Considerations - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8142372/

  4. What Should Be Done With the Asymptomatic Patient With Right Bundle Branch Block?, diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/JAHA.120.018987

  5. Right Bundle Branch Block: Causes, Treatments, and More - Healthgrades Health Library, diakses April 14, 2025, https://resources.healthgrades.com/right-care/heart-health/right-bundle-branch-block

  6. Diagnosis of right bundle branch block: a concordance study - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6501399/

  7. Right bundle branch block: Prevalence, incidence, and cardiovascular morbidity and mortality in the general population - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6713172/

  8. Right Bundle Branch Block - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507872/

  9. ECG cases 12: RBBB + Occlusion MI - EM Cases, diakses April 14, 2025, https://emergencymedicinecases.com/ecg-rbbb-occlusion-mi/

  10. Complete right bundle branch block in young: understanding its ..., diakses April 14, 2025, https://academic.oup.com/eurjpc/advance-article/doi/10.1093/eurjpc/zwae109/7627910

  11. Right Bundle Branch Block - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29939649/

  12. Incomplete right bundle branch block: Challenges in electrocardiogram diagnosis - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34100724/

  13. Case 1/2016 - 56-Year-Old Male with Atrial Septal Defect, Pulmonary Arterial Hypertension, Hospitalized Due to Eisenmenger Syndrome, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4811281/

  14. Atrial Septal Defect in an Elderly Woman–a Case Report - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3056427/

  15. Effects of atrial septal defects on the cardiac conduction system - PMC - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11525910/

  16. Atrial Septal Defect Associated With Right Bundle Branch Block Masking Brugada Syndrome - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10107085/

  17. Transient right bundle branch block in a patient with acute pulmonary embolism - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27817836/

  18. Right Bundle Branch Block on ECG as a Predictor of Sudden Cardiac Arrest Due to Pulmonary Embolism - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39955612/

  19. Transient right bundle branch block (RBBB) and S1Q3T3 in a transit passenger due to acute pulmonary embolism- a case report - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11748387/

  20. Transient right bundle branch block (RBBB) and S1Q3T3 in a transit passenger due to acute pulmonary embolism- a case report - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39839691/

  21. Right Bundle Branch Block on ECG as a Predictor of Sudden Cardiac Arrest Due to Pulmonary Embolism - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11843779/

  22. Appearance of right bundle branch block in electrocardiograms of patients with pulmonary embolism as a marker for obstruction of the main pulmonary trunk - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11455507/

  23. ECG For The Diagnosis Of Pulmonary Embolism When Conventional Imaging Cannot Be Utilized: A Case Report And Review Of The Literature, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2735159/

  24. The impact of right bundle branch block and SIQIII-type patterns in determining risk levels in acute pulmonary embolism, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11134142/

  25. Right Bundle Branch Block: Current Considerations - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32640959/

  26. Electrocardiogram - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549803/

  27. Right ventricular failure predicted from right bundle branch block: cardiac magnetic resonance imaging validation - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5059392/

  28. Indications of Cardiac Resynchronization in Non-Left Bundle Branch Block: Clinical Review of Available Evidence - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7011924/

  29. [Clinical significance of incomplete right bundle branch block] - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8341531/

  30. Association Between Right Bundle Branch Block and Ventricular Arrhythmia in Patients With Cardiac Sarcoidosis - PMC - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11299579/

  31. Atrial septal aneurysm associated with additional cardiovascular comorbidities in two middle age female patients with ECG signs of right bundle branch block: two case reports - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18638415/

  32. Case Report: Complete atrioventricular block in an elderly patient with acute pulmonary embolism - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38380177/

  33. The Prognostic Significance of Right Bundle Branch Block: A Meta-analysis of Prospective Cohort Studies | Request PDF - ResearchGate, diakses April 14, 2025, https://www.researchgate.net/publication/282609011_The_Prognostic_Significance_of_Right_Bundle_Branch_Block_A_Meta-analysis_of_Prospective_Cohort_Studies

  34. The Prognostic Significance of Right Bundle Branch Block: A Meta ..., diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26436874/

  35. Prognostic Significance of Right Bundle Branch Block for Patients ..., diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27017617/

  36. Prognostic Significance of Right Bundle Branch Block for Patients with Acute Myocardial Infarction: A Systematic Review and Meta-Analysis, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4811299/

  37. Prognostic Significance of Right Bundle Branch Block for Patients with Acute Myocardial Infarction: A Systematic Review and Meta-Analysis - ResearchGate, diakses April 14, 2025, https://www.researchgate.net/publication/299456080_Prognostic_Significance_of_Right_Bundle_Branch_Block_for_Patients_with_Acute_Myocardial_Infarction_A_Systematic_Review_and_Meta-Analysis

  38. The prognostic significance of bundle branch block in acute heart failure: a systematic review and meta-analysis - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36116092/

  39. A Case of Right Bundle Branch Block With Changing Axis - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36449301/

  40. A case of atrial septal defect presenting with recurrent syncope - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8346762/

  41. Undiagnosed Atrial Septal Defect in the Setting of Comorbidities and Ventricular Failure: Seemingly Simple Disease with a Challenging Diagnosis, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9968916/

  42. Left Bundle Branch Block-associated Cardiomyopathy: A New Approach, diakses April 14, 2025, https://www.aerjournal.com/articles/left-bundle-branch-block-associated-cardiomyopathy-new-approach?language_content_entity=en

  43. Electrocardiographic characteristics of right-bundle-branch-block premature ventricular complexes predicting absence of left ventricular scar in athletes with apparently structural normal heart, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10374981/

  44. Association between right ventricular systolic function and electromechanical delay in patients with right bundle branch block - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28238566/

  45. Echocardiographic guidance for diagnostic and therapeutic percutaneous procedures - PMC - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3839136/

  46. 2022 AHA/ACC/HFSA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines, diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000001063

  47. Cardiac Resynchronization Therapy Improves Outcomes in Patients ..., diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCULATIONAHA.122.062124

  48. CRT Improves Outcomes in Patients with IVCD but not RBBB: A Patient Level Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials - PubMed Central, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10243743/

  49. Cardiac resynchronization therapy in patients with left ventricular systolic dysfunction and right bundle branch block: a systematic review - PubMed, diakses April 14, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21300176/

  50. Does Cardiac Resynchronization Therapy Benefit Patients With ..., diakses April 14, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circep.113.000628

  51. Indications of Cardiac Resynchronization in Non-Left Bundle Branch Block: Clinical Review of Available Evidence - Cardiology Research, diakses April 14, 2025, https://cardiologyres.org/index.php/Cardiologyres/article/view/989/1006

  52. Left bundle branch area pacing in patients with heart failure and ..., diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9463705/

  53. Cardiac resynchronization therapy: present and future - PMC, diakses April 14, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10132566/

  54. ECG Changes in Pulmonary Embolism – Life in The Fastlane, diakses April 30, 2025, ECG changes in Pulmonary Embolism • LITFL • ECG Library