Kumpulan Rekomendasi Diagnosis dan Terapi Preeklampsia Berat (PEB)
27 Feb 2017
•
Internal Medicine
Deskripsi
Setiap tahun setidaknya ada 100 ribu ibu yang berjuang melawan preeklampsia (hipertensi dalam kehamilan) di Indonesia. Preeklampsia juga "didaulat" menjadi "pembunuh" nomor dua bayi-bayi dalam usia perinatal, setelah infeksi tentunya.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (termasuk preekalmpsia) (25%), dan infeksi (12%). Tren angka kejadian infeksi dan perdarahan mengalami tren penurunan karena kemanjuan dalam saran dan pra-sarana teknologi kedokteran. Namun tidak dengan preeklampsia, tren terus naik dari waktu ke waktu.
Dokter umum di PPK 1 (Puskesmas dan Klinik Pratama) punya peran penting dalam menurunkan angka kejadian preeklampsia di masyarakat. Bila dapat didiagnosis sejak dini, preeklampsia dapat dicegah.
Pemeriksaan dimulai ketika pasien dalam keadaan tenang.
Sebaiknya menggunakan tensimeter air raksa atau yang setara, yang sudah tervalidasi.
Posisi duduk dengan manset sesuai level jantung.
Gunakan ukuran manset yang sesuai.
Gunakan bunyi korotkoff V pada pengukuran tekanan darah diastolik.
Penentuan Proteinuria
Proteinuria ditegakkan jika didapatkan secara kuantitatif produksi protein urin lebih dari 300 mg per 24 jam, namun jika hal ini tidak dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan dengan pemeriksaan semikuantitatif menggunakan dipstik urin > 1+
Pencegahan Primer Preeklampsia
Perlu dilakukan skrining risiko terjadinya preeklampsia untuk setiap wanita hamil sejak awal kehamilannya
Pemeriksaan skrining preeklampsia selain menggunakan riwayat medis pasien seperti penggunaan biomarker dan USG Doppler Velocimetry masih belum dapat direkomendasikan secara rutin, sampai metode skrining tersebut terbukti meningkatkan luaran kehamilan
Pencegahan Sekunder Preeklampsia
Istirahat di rumah tidak di rekomendasikan untuk pencegahan primer preeklampsia
Tirah baring tidak direkomendasikan untuk memperbaiki luaran pada wanita hamil dengan hipertensi (dengan atau tanpa proteinuria)
Pembatasan garam untuk mencegah preeklampsia dan komplikasinya selama kehamilan tidak direkomendasikan
Penggunaan aspirin dosis rendah (75 mg/hari) direkomendasikan untuk prevensi preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi
Apirin dosis rendah sebagai prevensi preeklampsia sebaiknya mulai digunakan sebelum usia kehamilan 20 minggu
Suplementasi kalsium minimal 1 g/hari direkomendasikan terutama pada wanita dengan asupan kalsium yang rendah
Penggunaan aspirin dosis rendah dan suplemen kalsium (minimal 1g/hari) direkomendasikan sebagai prevensi preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi terjadinya preeklampsia
Pemberian vitamin C dan E tidak direkomendasikan untuk diberikan dalam pencegahan preeklampsia.
Tatalaksana Preeklampsia
Perawatan Ekspektatif pada Preeklampsia tanpa Gejala Berat
Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan < 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat
Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat.
Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu
Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali dalam seminggu)
Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, evaluasi menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilikal direkomendasikan
Perawatan Ekspektatif pada Preeklampsia Berat
Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin yang stabil
Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga direkomendasikan untuk melakukan perawatan di fasilitas kesehatan yang adekuat dengan tersedianya perawatan intensif bagi maternal dan neonatal
Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia berat, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu pematangan paru janin
Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif
Pemberian Magnesium Sulfat pada Preeklampsia Berat
Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama eklampsia
Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada pasien preeklampsia berat
Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk mencegah terjadi kejang/eklampsia atau kejang berulang
Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk mencegah terjadi kejang/eklampsia atau kejang berulang
Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium sulfat direkomendasikan sebagai prevensi dan terapi eklampsia
Evaluasi kadar magnesium serum secara rutin tidak direkomendasikan
Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika tidak didapatkan gejala pemberatan (preeklampsia tanpa gejala berat)
Antihipertensi Pada Preeklampsia Berat
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hidralazine dan labetalol parenteral
Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin, metildopa, labetalol
Demikian beberapa kumpulan rekomendasi Tatalaksana Preeklampsia.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
BUTUH BUKU MANAJEMEN HIPERTENSI KOMPREHENSIF?
Ditulis oleh Prof Budi S Pikir, SpJP (Guru Besar Kardiologi FK Unair)
Satu buku yang akan beri kamu hampir semua informasi "must to know" yang kamu butuhkan untuk menjaga pasien hipertensimu tetap sehat.