19 Oct 2016 • Internal Medicine
Hipokalemia adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan tatalaksana segera di Instalasi Gawat Darurat. Pasien hipokalemia biasanya datang dengan parese atau paralisis otot.
Dokter jaga IGD harus waspada jika menerima pasien hipokalemia dengan gagal jantung yang menggunakan terapi digitalis. Pada pasien yang mengkonsumsi digitalis, kematian bisa terjadi bila komplikasi hipokalemia yang tidak segera ditangani.
Gangguan irama jantung (aritmia) adalah salah satu komplikasi hipoakalemia yang paling ditakutkan, karena dapat berakhir dengan cardiac arrest dan kematian.
Artikel ini disarikan dari EIMED MERAH PAPDI. Pembahasan lebih lanjut bisa kamu baca di sana ya.
Beberapa hal penting yang harus kamu ingat dalam koreksi hipokalemia di IGD adalah indikasi, dosis kalium dan monitoring komplikasi. Prinsipnya, dokter harus mempertahankan kadar kalium darah pasien dalam rentang normal (3.5-5 mEq/L). Dalam koreksi kadar kalium, penting diperhatikan kecepatan pemberian (kalium intravena) dan monitoring komplikasi.
insufusiensi koroner atau iskemia otot jantung
Tindakan koreksi kalium adalah tindakan yang membutuhkan kehati-hatian karena risiko yang fatal bila terjadi kesalahan. Beberapa hal di bawah ini adalah prinsip penting yang harus kamu pegang dalam melakukan koreksi kalium di IGD
Dosis kalium diberikan dalam bentuk KCl 20 mEq dilarutkan dalam 100 cc NaCl isotonik. Tidak dianjurkan menggunakan cairan pelarut yang mengandung gula karena dapat menginduksi insulin endogen yang dapat memperburuk hipokalemia.
Pemberian Kalium melalui vena besar dilakukan dengan kecepatan maksimal 10 mEq/jam atau konsentrasi maksimal 30-40 mEq/L. Konsentrasi lebih dari 40 mEq/L tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang mengancam nyawa.
Jika melalui vena perifer, KCl diberikan maksimal 60 mEq yang dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 cc dengan kecepatan lambat untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
Dosis untuk berat badan
<40 kg: 0.25 meq/L/ L x kg x jam x 2 jam>40 kg: 10-20 meq/L x 2 jam
Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernapasan, KCl diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/L. Pasien yang menerima 10-20 mEq/jam harus berada dalam pemantauan EKG jantung secara kontinyu. Jika ditemukan gelombang T, waspadai adanya hiperkalemia dan memerlukan perhatian segera.
Tanpa pemantauan EKG kontinyu, pasien bisa mengalami komplikasi aritmia jantung yang tidak terdeteksi. Salah satu komplikasi fatal yang tidak diinginkan adalah terjadi cardiac arrest yang berakhir dengan kematian.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Mau pesan DVD Mahir Baca EKG (Basic ECG)? Kontak aja CS Dokter Post via kontakin.com/dokterpost
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟