10 Aug 2016 • Internal Medicine
Limfadenitis di daerah leher merupakan keadaan yang sering ditemui pada orang dewasa, di mana paling sering disebabkan oleh kelainan jinak, yang tidak membutuhkan pemeriksaan lanjutan atau pengobatan tertentu. Namun, pemeriksaan klinis yang lengkap perlu dilakukan untuk menyingkirkan berabagai diagnosis yang mengarah pada keganasan.
Limfadenitis akut didefinisikan sebagai peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah bening. Limfadenitis adalah kompetensi 4A menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia versi 2012. Keluhan Utama yang sering disampaikan pasien adalah pembesaran/bengkak kelenjar getah bening (seringkali leher).
Beberapa pasien (meskipun jarang) mengeluh takut jika pembengkakan di kelenjar leher disebabkan oleh kanker. Dokter umum di Puskesmas diharapkan memiliki kompetensi untuk membedakan secara klinis apakah pembengkakan kelenjar leher yang diderita pasien disebabkan oleh kanker atau penyebab yang lain (inflamasi, infeksi dsb).
Bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur adalah beberapa penyebab tersering limfadenitis akut. Lebih spesifik, mikroba penyebab tersering limfadenitis akut adalah bakteri Streptokokus, stafilokokus, dan Tuberkulosis.
Faktor risiko limfadenitis akut di antaranya adalah riwayat ISPA/oral hygiene tidak baik: tonsilitis (bakteri streptokokus), infeksi gigi dan gusi (bakteri anaerob). Pada wisatawan, riwayat perjalanan ke daerah endemis penyakit tertentu, misalnya Afrika (tripanosomiasis) dan pekerja hutan (tularemia) adalah faktor risiko limfadenitis.
Riwayat paparan/kontak dengan penderita ISPA, faringitis oleh Streptococcus, dan tuberkulosis harus ditanyakan untuk mendukung diagnosis.
Diagnosis klinis limfadenititis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding yang perlu dipertimbangkan adalah mumps, kista duktus tiroglosus, kista dermoid, dan hemangioma.
Limfadenitis sebagian besar bersifat self limiting disease, namun pada kasus infeksi bakteri membutuhkan obat dokter. Pada beberapa kasus infeksi bakteri, jika pasien terlambat datang ke dokter atau tidak patuh minum obat dapat timbul beberapa komplikasi (Abses, selulitis, sepsis, fistula (pada limfadenitis TB) yang dapat berakibat fatal.
Limfadenitis akut terkadang menimbulkan kekhawatiran pasien. Beberapa takut jika pembengkakan kelenjar di leher berhubungan dengan kanker atau penyakit berbahaya yang lain. Namun, anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik dapat membantu menegakkan diagnosis klinis limfadenitis akut.
Anamnesis biasanya akan didapatkan informasi gejala bengkak/pembesaran kelenjar getah bening, demam, nafsu makan turun, keringat berlebih, nadi cepat, nyeri tenggorok/batuk (pada ISPA), nyeri sendi (pada penyakit kolagen/serum sickness).
Kasus keganasan pada kasus limfadenopati sangat kecil < 1%. Namun seorang dokter dituntut untuk dapat membedakan apakah keluhan pembengkakan kelenjar getah bening yang dikeluhkan pasien memiliki dampak serius atau suatu self limiting disease yang ringan. Beberapa faktor resiko limfadenopati karena keganasan perlu ditanyakan di antaranya
Jika didapatkan kecurigaan terhadap keganasan, biopsi terkadang perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi. Rujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD) jika sejawat menemukan kasus yang limfadenopati unexplained.
Pemeriksaan klinis limfadenitis akut bisa bervariasi tergantung dari mikroba penyebab. Pemeriksaan klinis yang baik dan sistematis akan sangat membantu mengarahkan diagnosis klinis yang tepat untuk memberikan tatalaksana yang appropriate.
Pemeriksaan Penunjang yang dapat diusulkan adalah DL, LED, sedangkan untuk kecurigaan karena TB: BTA sputum,mantoux test.
Penatalaksanaan limfadenitis akut secara umum adalah menjaga hygiene yang baik. Kompres hangat dapat diberikan untuk mengurangi nyeri.
Tatalaksana farmakologis diberikan sesuai etiologi
Pasien limfadenitis akut di Puskesmas perlu dipertimbangkan untuk dirujuk jika
Jika didapatkan tanda bahaya/keadaan serius, atau jika linfadenitis bersifat menyeluruh (melibatkan lebih dari 2 kelenjar/nodus dilokasi yang berbeda), maka pasien tersebut harus segera dirujuk untuk mendapatkan penanganan oleh dokter spesialis penyakit dalam untuk menjalani pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik.
Contoh Peresepan Limfadenitis Akut di Puskesmas:
R/ Caps. Eritromisin 250 mg No. XV
S 3dd caps 1, pc
(Anak, 2th, 10kg) :
R/ Syr. Eritromisin 200mg/5ml fl No. II
S 3dd cth ½, pc
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Bukan rahasia umum, EKG adalah kompetensi "penting" dokter umum. Tidak hanya pada kasus nyeri dada spesifik (kecurigaan Sindroma Koroner Akut), ilmu EKG diperlukan untuk banyak kasus kegawatdaruratan lain (misal miokarditis pada berbagai penyakit infeksi).
Kemarin tim DokterPost.com minta dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP untuk ngajari sejawat DokterPost.com tentang bagaimana biar sejawat bisa MAHIR BACA EKG. Ini video contoh analisis kasus blok jantung dari dr Ragil, SpJP
Videonya gedhe banget, hampir 7 GB. Biar sejawat di Papua dan Indonesia Timur yang lain bisa ikut belajar juga, akhirnya kami putuskan untuk distribusikan videonya dalam bentuk DVD.
Yang mau pesan MAHIR BACA EKG (Basic-Non Aritmia-Aritmia), bisa kontak kami disini ya
SMS/WA 085608083342 (Yahya) atau kontakin.com/dokterpost
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟