Aku pernah dapat pasien, kebetulan masih keluarga jauh. Pasiennya laki-laki kelas 6 SD usia 12 tahun. Pasien ini nyantri di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.
Keluhannya ada gatal dan perih di badan dan kemaluan (penis). Tepatnya, di ujung penus ada bintil-bintil kecil yang pecah. Sebagian tampak luka bekas garukan. Gatal terutama kalau malam hari.
Tau nggak, apa yang pertama kali aku pikirkan? IMS.
Wah, malu banget kalau inget kejadian itu. Masak, keluarga sendiri di-DD IMS.
Yah, gimana lagi. Terlalu sering dapat kasus IMS post week-end. Hehe. Surabaya, gitu deh ABG-nya.
Oke, singkat kata aku curigai herpes simpleks. Tapi, karena memang tidak bisa memastikan diagnosis, pasien aku suruh periksa ke dokter Sp.KK aja.
Ternyata, di dokter Sp.KK didiagnosis sebagai skabies dan diterapi dengan permetrin.
Diagnosis dan Terapi Skabies di PPK 1
Skabies ternyata adalah penyakit yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari di PPK 1 lho. Buktinya tiga hari ini sudah ada tiga kasus skabies yang dilaporkan sejawat di Group WA Diskusi Kasus Klinis.
Dan pun kasusnya beragam, ada yang sederhana ada yang complicated. Sehingga sering kali kasus skabies ini sulit dibedakan dengan infeksi kulit yang lain. Tapi tenang saja, aku sudah rangkumkan Diagnosis dan Terapi Skabies dari Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015.
Skabies adalah penyakit yang disebabkan tungau Sarcoptes scabiei. Biasanya pasien datang dengan keluhan utama gatal-gatal terutama saat malam hari disertai lesi disela jari, pergelangan tangan dan kaki, aksilla, umbilikus, areola mammae, bawah payudara (wanita), dan genital eksterna (pria).
Kata kunci disini adalah keluhan gatal dengan predileksi tertentu. Kalau kamu nemu lesi gatal dengan lokasi di salah satu tempat di atas, kamu perlu mencari adakah lesi yang sama di tempat yang lain.
Sebuah fakta penting yang harus kamu ingat adalah biasanya penyakit ini endemik di daerah kelompok padat (asrama, pesantren), higiene buruk, sosial ekonomi rendah. Sehingga, dalam anamenesismu kamu sebaiknya tidak lupa untuk menanyakan tempat tinggal atau pekerjaan pasien.
Diagnosis skabies ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, jika meragukan dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk melihat tungau sarcoptes, tapi biasanya jarang dilakukan di PPK 1.
Kalau kamu nemu kasus skabies, strategi penatalaksanaan yang harus kamu lakukan adalah
- Perbaikan higiene diri dan lingkungan (alas tidur lama dicuci dengan air panas, tidak menggunakan alas tidur dan peralatan pribadi secara bersama).
- Berikan antibiotik sistemik dan kompres basah dengan NaCl 0,9% jika ditemukan lesi dengan infeksi sekunder (karena akan perih jika diberi skabisidal).
- Berikan skabisidal: Krim Permethrin 5%, dioleskan diseluruh tubuh (dari belakang telinga sampai ujung jari kaki) sebelum tidur malam, setelah bangun pagi, mandi dengan sabun.
Ini adalah contoh resep yang bisa kamu berikan ke pasien skabies:
R/ Cr. Permethrin 5% tb. No. II
S u.e
Skabies seharusnya bisa sembuh di PPK 1 tanpa harus merujuk pasien. Namun, kalau kamu mendapati keluhan masih dirasakan setelah 1 bulan pasca terapi, kamu perlu memeikirkan kemungkinan untuk merujuk ke Sp.KK
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Pernah nggak sih, kalian mendapat kasus sulit saat menatalaksana pasien medik dan bingung mau bertanya pada siapa? Konsul ke senior Sp.PD atau Sp.JP, beliau-nya lagi sibuk ngobati pasien di rawat jalan? Atau, jangan-jangan kita niatnya tanya, eh malah ditanya balik??? Wkwkwkw.
Buku setebal 1000 halaman dengan berat 2,3 kg ini mungkin bisa jadi solusi yang pas buat kamu. Berisi pedoman diagnosis terapi yang paling lengkap saat ini terkait kasus-kasus medik (Penyakit Dalam, Jantung dan Paru).
Ibarat kalian punya "Professor Interna Portable" yang siap ditanya kapan pun dan dimana pun, dan yang pasti nggak akan nanya balik? Wkwkwkwk.
Meskipun tidak bisa menggantikan peran para dokter Sp.PD untuk menjawab konsulan, buku ini setidaknya akan memberikan sejawat pengetahuan dasar yang lebih dari cukup untuk menjawab pertanyaan klinis sehari-hari: diagnosis-nya apa, terapi-nya apa, prognosisnya bagaimana?
Mau Pesan? Langsung aja kontak CS Dokter Post (Yahya) via kontakin.com/dokterpost