15 Oct 2015 • Internal Medicine
Pneumonia nosokomial adalah penyakit yang cukup sering ditemui dalam praktik klinik di Rumah Sakit. Jumlah kejadian setiap tahun diperkirakan mencapai 5-10 pasien/1000 kasus rawat inap. Di Amerika Serikat, pneumonia nosokomial menempati urutan kedua penyakit nosokomial dengan jumlah kejadian terbanyak.
Belum ada data pasti angka kejadian pneumonia nosokomial di Indonesia. Namun, angka mortalitas yang masih sangat tinggi (33-50%) membuat pneumonia nosokomial masih harus menjadi perhatian besar dokter di Indonesia. Panduan praktik klinik dan Clinical Pathway dibutuhkan untuk memberikan gambaran penatalaksanaan yang tepat.
Pneumonia noskomial adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit (Hospital acquired Pneumonia). Pneumonia nosokomial muncul setelah 48 jam menjalani perawatan di Rumah Sakit (tanpa intubasi saat admision). Pneumonia nosokomial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu onset dini dan onset lambat.
Pneumonia nosokomial dikategorikan sebagai onset dini bila sudah muncul 4-5 hari setelah masuk Rumah Sakit. Bila pasien menderita pneumonia nosokomial >5 hari setelah dirawat di Rumah Sakit maka dikategorikan sebagai onset lambat.
Anamnesis yang mengarah pada dugaan pneumonia nosokomial kurang begitu spesifik. Gambaran klinik pneumonia nosokomial tidak begitu jelas dan tidak bisa dijadikan kriteria diagnosis pneumonia nosokomial. Pada anamnesis sering ditemukan pasien dalam kondisi demam atau sputum (dahak) yang purulen.
Dalam pemeriksaan fisik pasien pneumonia nosokomial dapat ditemukan peningkatan suhu tubuh mencapai > 38,3 C. Pemeriksaan paru dapat ditemukan tanda-tanda konsolidasi paru seperti perkusi yang pekak.
Beberapa pemeriksaan penunjang direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis pneumonia nosokomial:
Beberapa diagnosis banding pneumonia nosokomial yang perlu dipertimbangkan adalah PPOK eksaserbasi, tromboemboli paru, perdarahan paru dan acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Pneumonia nosokomial memiliki angka mortalitas yang cukup tinggi (33-50%) sehingga sering membutuhkan perawatan intensif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan pneumonia nosokomial adalah:
Pada pasien onset dini dan tidak ada faktor resiko Multidrug Resistant (MDR) maka antibiotik yang direkomendasikan adalah
Pada pasien onset lambat dengan didapatkan faktor resiko MDR. maka antibiotik yang direkomendasikan adalah kombinasi terapi antibiotik:
Komplikasi yang paling sering didapatkan pada pneumonia nosokomial adalah syok sepsis. Pada pasien pneumonia nosokomial yang telah mengalami syok sepsis perlu mendapatkan penatalaksanaan sesuai denngan Early Goal Directed Therapy (EGDT).
Lama perawatan Pneumonia Nosokomial diharapkan (expected lenght of stay) tidak lebih dari 10 hari. Beberapa aspek alur perawatan klinis pneumonia nosokomial dibagi menjadi aspek penilaian awal, pemeriksaan penunjang, medikasi, diet, edukasi, rujukan, outcome klinis dan rencana perawatan. Perencanaan alur perawatan klinis dibagi menjadi hari pertama, hari ke 2-9 dan hari ke-10.
Jika hari ini mencapai 100 share, maka saya akan menulis clinical pathway Pneumonia Nosokomial dari hari pertama hingga hari ke-10 pada artikel selanjutnya.
Semoga bermanfaat.
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟