2 Sep 2016 • Internal Medicine
Beberapa hari yang lalu seorang sejawat bercerita baru saja menemui pasien diare akut dehidrasi berat dengan komplikasi ileus paska diare. Pasien ini terlambat datang ke Instalasi Gawat Darurat, karena kendala transportasi.
Beruntung, nyawa pasien terselamatkan berkat resusitasi cairan yang baik. Namun, masalah muncul ketika ternyata pasien mengalami hipokalemia yang berakibat pada ileus paralitik.
Artikel ini akan membahas secara singkat bagaimana menegakkan diagnosis klinis dan tatalaksana ileus paralitik. Kami merujuk pada buku PPK Penatalaksanaan PAPDI, dengan menyesuaikan beberapa aspek sehingga mudah diaplikasikan di Instalasi Gawat Darurat.
Ileus paralitik adalah keadaan dimana usus gagal/tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
Diagnosis klinis ileus paralitik cukup ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan mencari etiologi. Etiologi ileus paralitik penting diketahui untuk merencanakan tatalaksana yang sesuai.
Pasien ileus paralitik biasanya datang tidak dengan keluhan tunggal di sistem gastrointestinal. Banyak pasien ileus paralitik yang datang akibat keluhan utama yang lain. Misalnya pasien diare, post-operasi abdomen sampai infark miolard akut.
Anamenesis yang terstruktur dan terarah penting untuk mengarahkan pemeriksaan fisik apa saja yang perlu sejawat garisbawahi. Beberapa hasil anamnesis yang relevan didapatkan pada pasien dengan ileus paralitik diantaranya adalah
Pemeriksaan fisik memiliki peranan penting dalam menegakkan diagnosis ileus paralitik. Tiga tanda penting yang perlu sejawat ingat adalah: distensi abdomen, perkusi abdomen timpani dann penurunan bising usus.
Dalam penegakan diagnosis klinis ileus paralitik, tanda klinis pertama yang mudah ditemukan adalah distensi abdomen. Penting untuk membedakan apakah ileus yang dihadapi adalah ileus paralitik atau obstruktif.
Tabel dibawah ini merangkum beberapa pemeriksaann fisik penting yang perlu diperhatikan untuk membedakan ileus obstruktif atau paralitik.
Pemeriksaan penunjang pada kasus ileus paralitik bertujuan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan mencari etiologi ileus paralitik. Secara garis besar pemeriksaan penunjang ileus paralitik dapat dibagi menjadi pemeriksaan laboratorium dan radiologis
Setelah diagnosis klinis ileus paralitik dan etiologi ditentukan, langkah selanjutnya adalah merencanakan tatalaksana yang tepat. Tatalaksana ileus paralitik dibagi menjadi tatalaksana non-farmakologis dan farmakologis.
Semoga Bermanfaat^^
=
Sponsored Content
PPK EIMED BIRU bisa dipesan di Admin Dokter Post lho, SMS/WA 085608083342 (Yahya) atau
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11
9 May 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020
2 May 2020
Bergabung dengan Dokter Post Untuk Karier Anda 🌟