28 May 2025 • Interna
Dilema Diagnostik di Garis Depan
Dokter umum (GP) di layanan primer maupun unit gawat darurat (UGD) sering dihadapkan pada tantangan diagnostik ketika pasien datang dengan keluhan nyeri dada, nyeri epigastrium, atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas.
Menentukan sumber nyeri—apakah berasal dari jantung, paru, saluran cerna, ginjal, atau sistem bilier merupakan langkah krusial namun seringkali tidak mudah. Nyeri dada merupakan salah satu alasan tersering kunjungan ke UGD, meskipun sebagian besar kasus ternyata bukan berasal dari jantung. Di sisi lain, nyeri abdomen akut juga merupakan keluhan yang sangat umum.
Signifikansi Gejala Tumpang Tindih
Kesulitan diagnosis ini diperumit oleh adanya tumpang tindih gejala. Jalur persarafan visceral yang sama antara organ di dada dan perut bagian atas dapat menyebabkan nyeri alih (referred pain), sehingga lokasi nyeri yang dirasakan pasien tidak selalu mencerminkan lokasi organ yang bermasalah.
Kondisi jantung serius seperti Sindrom Koroner Akut (SKA) dapat bermanifestasi sebagai nyeri epigastrium atau gejala perut lainnya, terutama pada populasi tertentu. Sebaliknya, gangguan gastrointestinal seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD) merupakan penyebab utama nyeri dada non-kardiak (NCCP) dan seringkali sulit dibedakan dari angina.
Gambar 1. Lokasi yang umum pada referred pain
Pentingnya Pendekatan Terstruktur
Kesalahan diagnosis dapat berakibat fatal, terutama jika kondisi yang mengancam jiwa seperti SKA atau diseksi aorta terlewatkan. Oleh karena itu, pendekatan diagnostik yang sistematis dan berbasis bukti sangat diperlukan untuk membedakan berbagai kemungkinan penyebab, mengidentifikasi kondisi darurat secara cepat, dan memandu keputusan Diagnosis dan Terapi awal yang tepat, baik untuk nyeri dada maupun kolik abdomen.
Artikel ini bertujuan menyajikan algoritma praktis berdasarkan literatur terindeks PubMed untuk membantu GP muda dalam melakukan evaluasi awal pasien dengan keluhan yang tumpang tindih antara nyeri dada dan kolik abdomen.
Memahami karakteristik tipikal dari masing-masing kondisi adalah langkah awal yang fundamental.
Nyeri dada didefinisikan secara luas sebagai rasa sakit, tekanan, sesak, atau ketidaknyamanan lain di dada, bahu, lengan, leher, punggung, perut bagian atas, atau rahang, yang bisa disertai sesak napas atau kelelahan; gejala-gejala ini dapat dianggap sebagai ekuivalen angina. Diagnosis bandingnya sangat luas, mencakup penyebab kardiak, pulmonal, gastrointestinal, muskuloskeletal, dan psikogenik.
Karakteristik Kardiak (Angina/SKA):
Kualitas: Biasanya digambarkan sebagai rasa tumpul (dull), berat, tertekan (pressure), seperti diremas (squeezing, crushing); jarang terasa tajam atau seperti terbakar.
Lokasi: Umumnya substernal (di bawah tulang dada) atau melintang di dada depan. Lokasi sentral juga sering dilaporkan. Nyeri yang hanya di satu sisi (kiri atau kanan) kurang tipikal.
Radiasi/Penjalaran: Sering menjalar ke lengan kiri/bahu, namun penjalaran ke lengan kanan, leher, atau rahang juga umum terjadi.
Pencetus/Pereda: Diperburuk oleh aktivitas fisik (exertion), stres emosional, cuaca dingin, makan banyak, atau hubungan seksual. Mereda dengan istirahat atau pemberian glyceryl trinitrate (GTN) sublingual (biasanya dalam ~5 menit). Nyeri yang berlangsung lebih dari 12 jam tanpa perubahan EKG yang signifikan jarang disebabkan oleh SKA.
Gejala Penyerta Penting: Diaforesis (keringat dingin/berlebihan) sering menyertai infark miokard (MI). Gejala lain bisa berupa sesak napas (dyspnea), mual/muntah, sinkop/presinkop, atau kelelahan. Perlu diwaspadai presentasi atipikal (misalnya, sesak napas, mual, nyeri epigastrium tanpa nyeri dada tipikal) pada wanita, lansia, dan penderita diabetes.
Karakteristik Non-Kardiak Umum (Fokus Esofageal/GERD & Muskuloskeletal):
GERD: Seringkali terasa seperti terbakar (heartburn), muncul setelah makan, diperburuk oleh posisi membungkuk atau berbaring, dan dapat mereda dengan antasida. Gejala GERD dapat sangat mirip dengan angina.
Gangguan Motorik Esofagus: Nyeri bersifat spasme, bisa terjadi saat makan (bukan setelahnya), disfagia (sulit menelan) bisa menonjol. Respons terhadap nitrat atau calcium channel blocker mungkin ada, tetapi lebih lambat dibandingkan angina.
Muskuloskeletal: Nyeri seringkali dapat direproduksi (dicetuskan kembali) dengan palpasi pada dinding dada atau gerakan tubuh tertentu. Pentingnya temuan ini terletak pada nilai prediktif negatifnya; tidak adanya nyeri tekan pada palpasi dinding dada membuat diagnosis SKA menjadi kurang mungkin, terutama pada pasien dengan risiko rendah.
Pulmonal/Pleural: Nyeri sering bersifat pleuritik (tajam, memberat saat menarik napas), dapat disertai batuk atau sesak napas.
Istilah "kolik" secara umum merujuk pada nyeri hebat yang berfluktuasi akibat obstruksi atau spasme organ berongga. Namun, dalam praktik klinis, penting untuk memahami bahwa nyeri yang disebut "kolik" renal atau bilier seringkali bersifat konstan dan hebat, bukan hilang-timbul seperti kolik intestinal. Pemahaman nuansa semantik ini membantu dokter menginterpretasi deskripsi pasien secara akurat; nyeri RUQ yang konstan tidak boleh dikesampingkan sebagai "bukan kolik" jika kecurigaan ke arah bilier ada. Jenis kolik abdomen yang relevan di layanan primer/UGD meliputi:
Kolik Renal (Ureterik):
Kualitas: Nyeri akut, sangat hebat, sering digambarkan pasien sebagai nyeri terburuk yang pernah dialami. Meskipun disebut kolik, nyerinya seringkali konstan akibat spasme ureter yang terus-menerus.
Lokasi: Tipikal di area pinggang (flank).
Radiasi/Penjalaran: Khas menjalar ke arah depan bawah menuju lipat paha (groin), testis pada pria, atau labia pada wanita.
Pencetus/Pereda: Onset seringkali spontan. Pasien biasanya tampak gelisah, berguling-guling mencari posisi nyaman namun tidak berhasil menemukannya.
Gejala Penyerta: Hematuria (darah dalam urin), baik makroskopik (terlihat) maupun mikroskopik, sangat umum ditemukan. Mual dan muntah juga sering terjadi. Mungkin disertai gejala kencing lainnya.
Kolik Bilier:
Kualitas: Nyeri biasanya hebat dan bersifat konstan, bukan kolik hilang-timbul. Durasi bisa beberapa menit hingga beberapa jam.
Lokasi: Paling sering di kuadran kanan atas (Right Upper Quadrant/RUQ) abdomen atau epigastrium.
Radiasi/Penjalaran: Dapat menjalar ke punggung atau area skapula/bahu kanan.
Pencetus/Pereda: Sering dicetuskan oleh makanan, terutama yang berlemak tinggi. Nyeri mereda spontan jika obstruksi teratasi (batu lewat atau kembali ke kandung empedu) atau dengan analgesik.
Gejala Penyerta: Mual dan muntah sering menyertai. Pada kolik bilier tidak terkomplikasi, umumnya tidak ditemukan demam atau leukositosis signifikan (berbeda dengan kolesistitis akut). Ikterus (kuning) mengindikasikan kemungkinan adanya batu di saluran empedu utama (Common Bile Duct/CBD).
Kolik Intestinal:
Kualitas: Nyeri bersifat kram, hilang-timbul (kolik sejati).
Lokasi: Seringkali di area periumbilikal (sekitar pusar) atau difus (menyebar), tergantung level obstruksi atau penyebabnya.
Radiasi/Penjalaran: Pola penjalaran kurang khas dibandingkan kolik renal atau bilier.
Pencetus/Pereda: Mungkin berhubungan dengan makan atau buang air besar. Nyeri bisa mereda sementara setelah kentut atau BAB jika obstruksi parsial.
Gejala Penyerta: Kembung, distensi abdomen, mual, muntah (bisa berbau feses jika obstruksi letak rendah), perubahan pola BAB (konstipasi atau diare), tidak bisa kentut atau BAB (obstipasi). Bising usus awalnya bisa hiperaktif (meningkat), kemudian bisa menjadi hipoaktif (menurun) atau hilang.
Penting untuk selalu waspada terhadap presentasi atipikal. SKA bisa muncul hanya dengan nyeri epigastrium atau mual, terutama pada wanita, lansia, atau penderita diabetes. Sebaliknya, nyeri abdomen hebat karena penyebab lain (misalnya, djenkolism yang menyerupai abdomen akut ) atau GERD bisa bermanifestasi utama sebagai nyeri dada. Terlalu bergantung pada gambaran "tipikal" dapat menyebabkan diagnosis terlewat.
Indeks kecurigaan yang tinggi terhadap penyebab kardiak tetap diperlukan meskipun keluhan utama adalah nyeri perut bagian atas pada demografi yang relevan, dan sebaliknya, penyebab non-kardiak harus selalu dipertimbangkan pada pasien nyeri dada.
Tabel 1: Perbandingan Karakteristik Nyeri
Fitur Kunci | Nyeri Dada Kardiak (SKA) | Nyeri Dada GERD | Kolik Renal (Ureterik) | Kolik Bilier | Kolik Intestinal |
Onset | Biasanya gradual, terkait aktivitas/stres | Sering setelah makan, posisi | Akut, tiba-tiba | Sering setelah makan (berlemak) | Bervariasi, bisa terkait makan |
Kualitas | Tekanan, berat, diremas, tumpul | Rasa terbakar (heartburn) | Sangat hebat, tajam, konstan | Hebat, konstan, pegal | Kram, hilang-timbul (kolik) |
Lokasi | Substernal, dada depan, sentral | Substernal, epigastrium | Pinggang (flank) | RUQ, epigastrium | Periumbilikal, difus |
Radiasi/Penjalaran | Lengan (kiri>kanan), leher, rahang | Leher, tenggorokan | Lipat paha, genitalia | Punggung, skapula kanan | Kurang khas |
Durasi | Menit hingga < 1 jam (angina); >20 min (MI) | Bervariasi, bisa lama | Jam (sampai batu lewat/intervensi) | Menit hingga jam | Menit (episode berulang) |
Faktor Pencetus/Pemberat | Aktivitas, stres, dingin, makan banyak | Makan, baring, membungkuk | Spontan | Makan berlemak | Makan, distensi usus |
Faktor Pereda | Istirahat, GTN | Antasida, posisi tegak | Analgesia, lewatnya batu | Analgesia, spontan | Lewatnya flatus/feses (sementara) |
Gejala Penyerta Kunci | Keringat dingin, sesak, mual | Regurgitasi asam, rasa asam/pahit di mulut | Hematuria, mual/muntah, gelisah | Mual/muntah | Kembung, distensi, mual/muntah, ggn. BAB |
Pendekatan yang sistematis sangat penting untuk menavigasi kompleksitas diagnosis.
Prioritaskan Ancaman Jiwa: Penilaian awal harus secara cepat mengidentifikasi atau menyingkirkan kondisi yang mengancam jiwa. Periksa tanda vital segera (hipotensi, takikardia, takipnea, demam, hipoksia) karena abnormalitas vital dapat menjadi tanda bahaya.
Anamnesis Terstruktur: Gunakan pendekatan sistematis seperti SOCRATES atau OPQRST untuk menggali riwayat nyeri. Tanyakan secara spesifik mengenai:
Onset: Mendadak (curiga perforasi, emboli, diseksi), cepat (kolesistitis, pankreatitis, obstruksi), atau gradual (inflamasi kronis, neoplasma).
Progresi/Migrasi: Perubahan lokasi nyeri (misalnya, nyeri periumbilikal pindah ke RLQ pada apendisitis) atau intensitas.
Karakter: Nyeri viseral (tumpul, dalam, diremas) vs somatik (tajam, terlokalisir).
Faktor Pemberat/Peringan: Aktivitas, makanan, posisi, istirahat, obat (GTN, antasida), pergerakan.
Gejala Penyerta: Keringat dingin, sesak, mual/muntah, hematuria, perubahan BAB, demam, sinkop, gejala neurologis.
Faktor Risiko: Faktor risiko kardiak (usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, diabetes, hipertensi, merokok, dislipidemia), riwayat batu (ginjal/empedu), riwayat operasi abdomen sebelumnya, penggunaan obat-obatan, penyakit penyerta.
Pemeriksaan Fisik Fokus:
Umum: Kesan umum (tampak sakit berat, pucat, berkeringat), tanda vital.
Dada: Auskultasi paru (suara napas tambahan, ronki, wheezing, suara napas menurun), auskultasi jantung (murmur, friction rub), inspeksi dan palpasi dinding dada (nyeri tekan muskuloskeletal; tidak adanya nyeri tekan menurunkan kemungkinan SKA). Periksa kesamaan nadi dan tekanan darah kedua lengan (curiga diseksi aorta).
Abdomen: Inspeksi (distensi, bekas luka, massa), Auskultasi (bising usus - meningkat, menurun, hilang), Palpasi (lokasi nyeri tekan maksimal, défense musculaire/guarding, rigiditas, nyeri lepas/rebound, tanda spesifik seperti (Murphy, Psoas, Carnett), Perkusi (timpani, pekak). Periksa lubang hernia dan genitalia eksterna. Cari massa abdomen yang berdenyut (curiga aneurisma aorta abdominal/AAA).
Pemeriksaan fisik memberikan informasi objektif yang krusial. Tanda spesifik seperti tidak adanya nyeri tekan dinding dada (memiliki nilai prediksi negatif tinggi untuk SKA pada populasi risiko rendah), tanda Murphy positif (sangat sugestif untuk kolesistitis), atau tanda-tanda peritonitis (guarding, rigiditas, nyeri lepas, nyeri saat batuk) secara signifikan mengubah kemungkinan diagnosis dan memandu langkah selanjutnya. Temuan fisik ini dapat menguatkan atau menyanggah hipotesis yang muncul dari anamnesis, terutama penting mengingat presentasi atipikal atau deskripsi gejala yang kurang jelas dari pasien.
Pentingnya Red Flags: Tujuan utama evaluasi awal adalah mengidentifikasi pasien yang memerlukan intervensi segera atau rujukan cepat.
Red Flags Nyeri Dada (Mengarah ke Penyebab Kardiak/Pulmonal/Aorta Urgen):
Instabilitas hemodinamik (hipotensi, tanda syok: kulit dingin/lembab, perubahan status mental).
Distres pernapasan berat, hipoksia.
Nyeri dada hebat, onset mendadak, seperti dirobek (tearing/ripping), menjalar ke punggung (curiga Diseksi Aorta).
Gejala neurologis penyerta (sinkop/presinkop dengan fitur mengkhawatirkan).
Tanda-tanda baru gagal jantung.
Perubahan EKG signifikan (elevasi/depresi ST, LBBB baru).
Peningkatan Troponin (terutama dengan pola naik/turun).
Keringat dingin (diaphoresis) yang signifikan.
Red Flags Nyeri Abdomen (Mengarah ke Kondisi Bedah Darurat/Penyakit Serius):
Instabilitas hemodinamik/Tanda syok (Tekanan darah sistolik <100 mmHg, indeks syok >0.85).
Tanda peritonitis (nyeri tekan hebat, guarding, rigiditas, nyeri lepas, nyeri saat batuk/bergerak).
Nyeri perut hebat, onset mendadak seperti petir (thunderclap) (curiga perforasi, iskemia, ruptur).
Tanda obstruksi usus (distensi abdomen, obstipasi, muntah – terutama berbau feses).
Tanda perdarahan saluran cerna signifikan (hematemesis, melena, hematochezia).
Massa abdomen berdenyut (kemungkinan ruptur AAA).
Tampak toksik, perubahan status mental.
Usia sangat tua/muda, kondisi imunokompromais dengan nyeri hebat.
Tanda ginekologis spesifik (nyeri goyang serviks, tes kehamilan positif disertai nyeri hebat).
Nyeri perut mendahului muntah.
Bising usus hilang.
Tabel 2: Tanda Bahaya (Red Flags)
Tanda Bahaya Nyeri Dada | Tanda Bahaya Nyeri Abdomen |
Instabilitas Hemodinamik (hipotensi, syok) | Instabilitas Hemodinamik (hipotensi, syok, SBP<100, Indeks Syok >0.85) |
Distres Pernapasan Berat / Hipoksia | Tanda Peritonitis (nyeri tekan hebat, guarding, rigiditas, nyeri lepas, nyeri saat batuk) |
Nyeri 'Tearing/Ripping' Mendadak ke Punggung (curiga Diseksi Aorta) | Nyeri 'Thunderclap' (onset sangat mendadak & hebat - curiga perforasi, iskemia, ruptur) |
Sinkop / Presinkop (dengan fitur mengkhawatirkan) | Tanda Obstruksi Usus (distensi hebat, obstipasi, muntah fekalen) |
Tanda Baru Gagal Jantung | Perdarahan Saluran Cerna Signifikan (hematemesis, melena, hematochezia) |
Perubahan EKG Signifikan (ST elevasi/depresi, LBBB baru) | Massa Abdomen Berdenyut (curiga ruptur AAA) |
Peningkatan Troponin (terutama pola naik/turun) | Tampak Toksik / Perubahan Status Mental |
Diaphoresis (Keringat Dingin) Signifikan | Usia Ekstrem / Imunokompromais dengan nyeri hebat |
Nyeri Goyang Serviks (pada wanita usia reproduksi - curiga PID, kehamilan ektopik) | |
Nyeri Perut Mendahului Muntah | |
Bising Usus Hilang |
Pemilihan pemeriksaan penunjang awal harus didasarkan pada kecurigaan klinis yang muncul dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, terutama berfokus pada lokasi dan karakteristik nyeri. Pendekatan yang ditargetkan ini mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan hasil diagnostik. Melakukan EKG pada semua pasien nyeri perut atau USG pada semua pasien nyeri dada tidaklah efisien.
Untuk Nyeri Dada / Epigastrium (Kecurigaan Kardiak/Esofageal/Pulmonal):
EKG (Elektrokardiogram): Wajib dilakukan, idealnya dalam 10 menit pertama kedatangan pasien. Cari tanda-tanda STEMI (ST elevasi), depresi ST, inversi gelombang T, atau LBBB baru. Perlu diingat, EKG normal tidak menyingkirkan SKA. EKG serial mungkin diperlukan untuk melihat perubahan dinamis.
Troponin Jantung: Merupakan biomarker pilihan untuk cedera miokard. Troponin sensitivitas tinggi (hs-cTn) lebih disukai karena memungkinkan deteksi atau eksklusi cedera miokard lebih dini. Kadar di atas persentil ke-99 menunjukkan adanya cedera miokard. Pengukuran serial (misalnya, saat datang dan 1-3 jam kemudian) seringkali diperlukan untuk melihat pola kenaikan atau penurunan yang khas untuk MI. Penggunaan hs-cTn telah mengubah alur diagnosis nyeri dada; hasil negatif pada jam ke-0 dan ke-3, dikombinasikan dengan skor risiko klinis rendah (misalnya HEART score ≤3 ), membuat NSTEMI sangat tidak mungkin dan memungkinkan pemulangan pasien risiko rendah dengan aman lebih awal. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan troponin juga dapat terjadi pada kondisi lain seperti miokarditis, emboli paru, gagal ginjal, atau sepsis, meskipun pola peningkatannya biasanya berbeda dari SKA.
Rontgen Dada (CXR): Berguna untuk mengevaluasi diagnosis alternatif seperti pneumonia, pneumotoraks, pelebaran mediastinum (curiga diseksi aorta), atau efusi pleura (bisa pada emboli paru atau ruptur esofagus).
Untuk Kolik Abdomen (Terutama Nyeri Pinggang/RUQ/Epigastrium):
Urinalisis: Esensial jika dicurigai kolik renal (mencari hematuria, kristal, tanda infeksi).
USG Abdomen: Modalitas pencitraan primer untuk nyeri RUQ (mendeteksi batu empedu, tanda kolesistitis seperti penebalan dinding kandung empedu, cairan perikolesistik, dilatasi CBD). Juga berguna untuk melihat hidronefrosis pada dugaan kolik renal , dan terkadang dapat mendeteksi apendisitis atau patologi ginekologi. USG bersifat non-invasif dan mudah tersedia , serta dapat menilai aorta untuk AAA.
Tes Fungsi Hati (LFTs): Pemeriksaan bilirubin, AST, ALT, ALP, GGT penting jika dicurigai masalah bilier. Peningkatan LFTs mengarah pada obstruksi bilier (batu CBD, kolangitis). Peningkatan sementara sering terjadi pada kolik bilier.
Lipase/Amilase: Diperlukan jika ada kecurigaan pankreatitis (seringkali nyeri epigastrium menjalar ke punggung).
Darah Lengkap (CBC): Leukositosis dapat menunjukkan adanya inflamasi atau infeksi (kolesistitis, apendisitis, pielonefritis), namun seringkali normal pada kolik tidak terkomplikasi. Anemia bisa menjadi tanda bahaya.
Integrasi Data: Gabungkan semua temuan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penilaian tanda bahaya, dan hasil pemeriksaan penunjang awal untuk membentuk gambaran klinis yang utuh.
Stratifikasi Risiko (Nyeri Dada): Gunakan penilaian klinis yang dibantu oleh skor risiko (misalnya, HEART score terbukti efektif ) untuk mengkategorikan pasien ke dalam kelompok risiko rendah, sedang, atau tinggi untuk SKA. Pasien risiko rendah (misalnya, HEART score ≤3) mungkin tidak memerlukan pemeriksaan jantung invasif atau lanjutan segera.
Diagnosis Diferensial Utama dan Manajemen Awal: Berdasarkan pola klinis dan hasil tes, persempit kemungkinan diagnosis dan tentukan langkah Diagnosis dan Terapi awal:
Sangat Mengarah ke SKA: Gejala angina tipikal + perubahan EKG + Troponin positif/meningkat -> Tatalaksana SKA segera (misalnya, aspirin, antiplatelet, antikoagulan, konsultasi/rujuk kardiologi segera). Ini adalah jalur Diagnosis dan Terapi Chest Pain utama.
Sangat Mengarah ke Kolik Renal: Nyeri pinggang klasik menjalar ke lipat paha + hematuria +/- hidronefrosis di USG -> Fokus pada analgesia adekuat, hidrasi, minta pasien menyaring urin untuk mencari batu. Ini adalah jalur Diagnosis dan Terapi Colic Abdomen untuk penyebab renal. Pertimbangkan CT scan jika diagnosis tidak pasti atau curiga komplikasi.
Sangat Mengarah ke Kolik Bilier: Nyeri RUQ/epigastrium, postprandial + USG batu empedu +/- peningkatan LFTs transien -> Fokus pada analgesia, puasa sementara, pertimbangkan rujuk bedah elektif. Ini adalah jalur Diagnosis dan Terapi Colic Abdomen untuk penyebab bilier. Jika disertai demam, leukositosis, nyeri menetap, atau tanda Murphy positif, curigai kolesistitis akut yang memerlukan rawat inap/konsultasi bedah segera.
Mengarah ke GERD/Penyebab Non-Kardiak Lain: Nyeri terbakar, hubungan dengan posisi, mereda dengan antasida, hasil pemeriksaan jantung normal -> Pertimbangkan uji coba terapi Proton Pump Inhibitor (PPI). Ini adalah bagian dari jalur Diagnosis dan Terapi Chest Pain non-kardiak.
Mengarah ke Masalah Intestinal: Nyeri kram, distensi, perubahan BAB -> Investigasi lebih lanjut berdasarkan kecurigaan penyebab (obstruksi, inflamasi). Ini masuk dalam jalur Diagnosis dan Terapi Colic Abdomen untuk penyebab intestinal.
Proses diagnostik bersifat iteratif. Hasil tes awal mungkin negatif namun gejala menetap, memerlukan penilaian ulang, pemeriksaan serial (EKG, Troponin ), atau pencitraan lebih lanjut (CT, HIDA scan ). Diagnosis definitif tidak selalu dapat ditegakkan pada kunjungan awal, terutama untuk nyeri dada atau abdomen yang tidak spesifik. Tujuan algoritma awal seringkali adalah stratifikasi risiko dan identifikasi kondisi darurat, bukan label diagnosis akhir. Menjelaskan perlunya tindak lanjut atau investigasi lebih lanjut merupakan bagian dari praktik yang aman.
Membedakan antara nyeri dada dan kolik abdomen merupakan tantangan diagnostik umum di layanan primer dan UGD karena adanya tumpang tindih gejala dan potensi kondisi serius yang mendasarinya. Pendekatan yang sistematis dan bertahap, dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan terarah, sangatlah penting. Identifikasi karakteristik khas nyeri dan gejala penyerta, dikombinasikan dengan kewaspadaan terhadap tanda bahaya (red flags), memandu pemilihan pemeriksaan penunjang awal yang rasional seperti EKG, troponin jantung (terutama hs-cTn), USG abdomen, dan urinalisis.
Integrasi seluruh data klinis dan hasil pemeriksaan awal memungkinkan stratifikasi risiko, terutama pada kasus nyeri dada, dan membantu mempersempit diagnosis diferensial. Penggunaan skor risiko klinis seperti HEART score dapat membantu pengambilan keputusan pada pasien nyeri dada. Pendekatan algoritmik ini memfasilitasi keputusan Diagnosis dan Terapi Colic Abdomen serta Diagnosis dan Terapi Chest Pain awal yang tepat, termasuk pemberian analgesia, hidrasi, terapi spesifik (seperti PPI trial atau tatalaksana SKA awal), serta keputusan untuk rawat inap, rujuk, atau pemulangan pasien dengan rencana tindak lanjut yang jelas.
Pada akhirnya, algoritma dan skor hanyalah alat bantu. Penilaian klinis yang cermat oleh dokter tetap menjadi kunci utama, terutama dalam mengenali presentasi atipikal dan mempertimbangkan variabilitas individual pasien, untuk memastikan penanganan yang optimal dan aman.
Signs and symptoms in diagnosing acute myocardial infarction and acute coronary syndrome: a diagnostic meta-analysis - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2233977/
Abdominal Pain Mimics - PMC - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8430370/
Differential diagnosis and overlap of acute chest discomfort and dyspnea in the emergency department - PubMed, diakses April 16, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20700098/
Chest Pain Risk Stratification in the Emergency Department: Current Perspectives - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10853047/
Non-cardiac Chest Pain: A Review for the Consultation-Liaison Psychiatrist - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5526698/
Predictive Factors and Risk Assessment for Hospitalization in Chest Pain Patients Admitted to the Emergency Department - PMC - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11640250/
(PDF) Clinical and Epidemiological Profile of Patients Presenting ..., diakses April 16, 2025, https://www.researchgate.net/publication/383189675_Clinical_and_Epidemiological_Profile_of_Patients_Presenting_With_Acute_Abdomen_to_the_Emergency_Department_of_a_Tertiary_Care_Hospital
Approach to Acute Abdominal Pain: Practical Algorithms - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7163264/
Acute Abdominal Pain Assessment in the Emergency Department: The Experience of a Greek University Hospital - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5687902/
Abdominal Pain - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7121692/
Non–ST-Segment Elevation Myocardial Infarction - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513228/
Acute Coronary Syndrome - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/
Noncardiac Chest Pain: Epidemiology, Natural Course and ..., diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3093002/
Prevalence and Overlap of Noncardiac Conditions in the Evaluation of Low-risk Acute Chest Pain Patients, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5279796/
Chest Pain - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470557/
Chest Pain or Discomfort - Clinical Methods - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK416/
2021 AHA/ACC/ASE/CHEST/SAEM/SCCT/SCMR Guideline for the Evaluation and Diagnosis of Chest Pain: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines | Circulation, diakses April 16, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000001029
2021 AHA/ACC/ASE/CHEST/SAEM/SCCT/SCMR Guideline for the Evaluation and Diagnosis of Chest Pain: Executive Summary, diakses April 16, 2025, https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/cir.0000000000001030
Cardiac chest pain: identification, referral and management in primary care, diakses April 16, 2025, https://pharmaceutical-journal.com/article/ld/cardiac-chest-pain-identification-referral-and-management-in-primary-care
Approach to acute chest pain and acute coronary syndrome in adults - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10942134/
Diagnostic Performance of a Mnemonic for Warning Symptoms in Predicting Acute Coronary Syndrome Diagnosis: A Retrospective Cross-Sectional Study, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10463040/
Symptomology, Outcomes and Risk Factors of Acute Coronary Syndrome Presentations without Cardiac Chest Pain: A Scoping Review, diakses April 16, 2025, https://www.ecrjournal.com/articles/symptomology-outcomes-and-risk-factors-acute-coronary-syndrome-presentations-without
Acute Myocardial Infarction - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459269/
Colic in adults: Types, causes, and treatments - Medical News Today, diakses April 16, 2025, https://www.medicalnewstoday.com/articles/colic-in-adults
Renal Colic: Pathophysiology, Diagnosis and Treatment | Request PDF - ResearchGate, diakses April 16, 2025, https://www.researchgate.net/publication/12057161_Renal_Colic_Pathophysiology_Diagnosis_and_Treatment
Biliary Colic - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430772/
Biliary Colic - PubMed, diakses April 16, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28613523/
An unusual cause of acute abdomen and acute renal failure: Djenkolism - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7430306/
http://juri.urologi.or.id/inde..., diakses April 16, 2025, http://juri.urologi.or.id/index.php/juri/oai?metadataPrefix=oai_dc&from=2022-01-01&verb=ListRecords
Enzyme pattern of biliary colic: A counterintuitive picture - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5192555/
Imaging for chronic abdominal pain in adults - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4653992/
Chronic Cholecystitis - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470236/
A clinician's guide to gallstones and common bile duct (CBD): A study protocol for a systematic review and evidence‐based recommendations - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10496460/
Clinical and Sociodemographic Aspects of Inflammatory Bowel Disease Patients - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5040528/
Unexplained chest/epigastric pain in patients with normal endoscopy as a predictor for ischemic heart disease and mortality: A Danish 10-year cohort study - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2490769/
Characteristic differences of chest pain in male and female patients with acute coronary syndrome: A pilot study, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8129765/
Evaluation and management of acute abdominal pain in the emergency department - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3468117/
Abdominal Pain - Clinical Methods - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK412/
Chest pain in the emergency room: value of the HEART score - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2442661/
Risk Scores for Clinical Risk Stratification of Emergency Department Patients With Chest Pain but No Acute Myocardial Infarction: A Systematic Review - PubMed, diakses April 16, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36641050/
Signs and symptoms of serious illness in adults with acute abdominal pain presenting to ambulatory care: a systematic review - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11523522/
Red-flag signs and symptoms for earlier diagnosis of early-onset colorectal cancer - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10407716/
Diagnostic Performance of Point-of-Care Troponin I and Laboratory Troponin T in Patients Presenting to the ED with Chest Pain: A Comparative Study - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7575355/
The role of US examination in the management of acute abdomen - PMC - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3711740/
The Role of Ultrasonography in Patients Referring to the Emergency Department with Acute Abdominal Pain - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6789065/
Acute Abdomen - StatPearls - NCBI Bookshelf, diakses April 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459328/
Indications for abdominal imaging: When and what to choose? - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7266076/
Emergency Department Assessment of Acute-Onset Chest Pain: Contemporary Approaches and Their Consequences - PMC, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2848418/
Diagnosis and Management of Functional Chest Pain in the Rome IV Era - PubMed Central, diakses April 16, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6786446/
Non-cardiac chest pain patients in the emergency department: Do physicians have a plan how to diagnose and treat them? A retrospective study - PubMed, diakses April 16, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30707725/