(PROLANIS) SOP Skrining Katarak di Puskesmas

Image Description
Admin Dokter post
Mar 05, 2017
img description

Katarak adalah salah satu kelainan yang banyak ditemukan di masyarakat, khususnya pada pasien lansia. Deteksi dini katarak di puskesmas akan memberikan tatalaksana pasien yang lebih baik, untuk mencegah komplikasi terjadi.

Panduan Praktik Klinis Katarak di Puskesmas

Katarak pada pasien dewasa adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus) yang paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada pasien usia di atas 40 tahun (katarak senilis).

Keluhan Utama

Penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap/kabut.

Fakta Penting:

  1. Penyebab lain katarak adalah glaukoma, uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti Diabetes Mellitus, riwayat pemakaian obat steroid dan lain-lain.
  • Visus menurun.
  • Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.
  • Tidak ditemukan kekeruhan kornea.
  • Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%.
  • Pemeriksaan iris shadow test positif.

Diagnosis Katarak pada Pasien Dewasa

Diagnosis katarak pada pasien dewasa ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Terapi Katarak Pada Pasien Dewasa

Tatalaksana katarak sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis mata (mis Operasi Katarak) di faskes dengan sarana dan prasarana yang baik. Katarak matur segera dirujuk ke layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis mata

Kriteria Rujukan Pasien Katarak Dewasa

  1. Indikasi sosial jika pasien merasa terganggu.
  2. Jika katarak telah matur dan membutuhkan tindakan operasi.
  3. Jika timbul komplikasi.

SOP Skrining Katarak di Puskesmas

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh puskesmas untuk mencegah komplikasi katarak di masyarakat adalah melakukan program skrining secara rutin.

Di bawah ini ada SOP skrining katarak yang saya cuplik dari panduan baksos PERDAMI (Kolegium Dokter Spesialis Mata)

SOP Skrining Katarak di Puskesmas

  1. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau Tumbling E chart dengan koreksi terbaik atau menggunakan pinhole.
  2. Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk segmen anterior di mana tidak ditemukan kekeruhan kornea dan tampak reflek pupil masih baik.
  3. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer Schiotz.
  4. Jika TIO dalam dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk melihat kekeruhan lensa serta pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan.

Semoga Bermanfaat^^


=

Sponsored Content

Cara cepat review materi oftalmologi untuk persiapan PPDS mata? Ya baca Vaughan

Mau pesan? Inbox aja ya^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....