Diagnosis dan Terapi Uropati Obstruktif

Image Description
Admin Dokter post
Jun 22, 2016
Kidney Stones stripalllossy1ssl1

Uropati obstruktif didefinisikan sebagai sumbatan aliran urin yang dapat mengenai satu atau kedua ginjal, tergantung dari level obstruksinya. Apabila hanya satu ginjal yang terlibat, output urin tidak berubah dan kreatitin serum dapat normal. Apabila fungsi ginjal terganggu, hal ini didefinisikan sebagai nefropati obstruktif. Hidronefrosis didefinisikan sebagai dilatasi pelvis ginjal.

Uropati obstruktif dapat disebabkan banyak keadaan yang menyebabkan gangguan aliran urin oleh sumbatan atau penyempitan sebagian dari traktus urinarius. Penyebab yang sering maliputi batu saluran kemih, hipertrofi prostat, kanker prostat dan tumor buli.

Penyebab lain yang lebih jarang antara lain obstruksi ureteropelvic junction, systocoele, herniasi buli ke kanal inguinalis, kerusakan iatrogenik selama operasi ginekologi, dan keganasan regio pelvis. Striktur uretra dan meatus juga dapat menghambat aliran urin dan menyebabkan nefropati obstruktif.

Penyebab yang jarang antara lain fibrosis retroperitoneal, posterior uretheral valves pada bayi laki-laki, retensi urin terutama obat antikolinergik. Pasien dengan jejas spinal cord, atau kelainan neurologi sering melibatkan buli atau disfungsi otot detrusor yang menyebabkan uropati obstruktif.

Uropati obstruktif unilateral akut paling sering disebabkan batu saluran kemih. Uropati obstruktif unilateral kronik dapat disebabkan oleh keganasan pada struktur yang mengkompresi ureter.

Uropati obstruktif, dengan penyebab apapun, dapat menyebabkan tekanan balik atau back pressure ke ginjal dengan menghambat aliran urin. Hal tersebut dapat menurunkan aliran darah ginjal, menurunkan laju filtrasi glomerulus dan mengaktivasi sistem renin angitensin aldosteron.

Keadaan ini menyebabkan atrofi dan apoptosis tubulus renal dan fibrosis interstisial dengan infiltrasi ruang interstisial dan makrofag. Perubahan ini dapat menyebabkan penurunan reabsorpsi solut dan air, ketidak mampuan untuk mengkonsetrasikan urin dan gangguan eksresi hidrogen dan kalium. Apabila dibiarkan, nefropati obstruktif dapat menyebabkan kerusakan ginjal ireversibel.

Uropati obstruktif dapat diklasifikasikan dalam hal onset sebagai akut atau kronik dan keterlibatan satu sisi dan dua sisi: Uropati obstruktif unilateral akut; Uropati obstruktif bilateral akut; Uropati obstruktif unilateral kronik; uropati obstruktif bilateral kronik.

Klasifikasi ini membantu membedakan penyebab obstruksi. Klasifikasi lain membedakan apakah uropati obstruktif ekstrinsik atau intrinsik dari traktus urinarius.

Manifestasi Klinis Uropati Obstruktif

Pasien dengan uropati obstruktif bermanifestasi sebagai Gangguan Ginjal akut oligoanurik. Obstruksi parsial dapat menyebabkan output urin yang berfluktuasi.

Nyeri berhubungan dengan lokasi, durasi dan beratnya obstruksi. Obstruksi akut dapat menyebabkan nyeri hebat karena distensi sistem kolektivus atau kapsul ginjal.

Kolik ginjal akibat batu saluran kemih seringkali bersifat mendadak dan hebat, dengan nyeri berasal dari pinggang atau flank dan menjalar ke daerah ipsilateral, serta dapat disertai mual dan muntah.

Pasien dengan kolik ginjal lebih senang bergerak, karena nyeri membaik. Ini berbeda dengan pasien peritonitis dimana gerakan memperburuk nyeri. Buli yang distensi atau adanya bailotement ginjal pada pemeriksaan fisik menunjukan kecurigaan obstruksi.

Hematuri mikroskopik atau gross hematuri dapat terjadi pada sebagian besar pasien dengan batu saluran kemih. Hipertensi dapat ditemukan pada uropati obstruktif disebabkan ekspansi volume dan aktivasi sistem renin-angiotesin-aldosteron.

Diagnosis Uropati Obstruktif

Diagnosis dini uropati obstruktif penting karena kebanyakan kasus dapat dikoreksi dan keterlambatan terapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang ireversibel.

Pemasangan kateter buli sebaiknya dilakukan segera apabila ada kecuirgaan obstruksi pada bladder neck. Petunjuk klinis untuk diagnosis ini seperti nyeri suprapubik, buli yang teraba penuh, atau laki-laki usia lanjut dengan gagal ginjal yang tidak diketahui penyebabnya.

Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk mengetahui obstruksi pada ureter atau ginjal. Ultrasonografi ginjal merupakan pilihan awal untuk menyingkirkan obstruksi saluran kemih, risiko komplikasi toksik dan alergik terhadap media kontras dapat dihindari.

CT scan dilakukan bila USG tidak mendapatkan hasil yang bermakna atau ginjal tidak dapat divisualisasi atau penyebab obstruksi tidak dapat diidentifikasi.

Kombinasi pemeriksaan foto polos abdomen (termasuk potongan tomografik atau tomogram), USG, dan bila perlu, CT scan, sudah cukup adekuat untuk menegakkan diagnosis uropati obstruktif pada 90% kasus.

Pemeriksaan pielografi intravena atau intravenous pyelogram (IVP) sebaiknya dihindari pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal karena risiko gangguan ginjal akut akibat kontras.

IVP dapat digunakan pada pasien dimana USG dan CT scan tidak dapat mennetukan dengan tepat lokasi obstruksi dan dapat membantu mendiagnosis keadaan yang berhubungan dengan uropati seperti nekrosis papilla atau penumpulan kalik.

Renogram radioisotop dengan pemberian furosemid atau diuretic renogram dapat membedakan obstruksi fungisional atau mekanik.

Pemeriksaan khusus seperti postvoid residual urin dengan kateterisasi buli atau USG merupakan bagian dari evaluasi pasien dengan uropati obstruktif. Pemeriksaan pelvic dan atau rektal untuk menentukan adanya massa atau pembesaran prostat juga dapat dilakukan.

Sistoskopi dengan retrograde ureterogram dengan antegrade ureteropielogram adalah prosedur diagnostik dan terapetik yang dapat dilakukan untuk menentukan lokasi obstruksi dan membebaskan obstruksi.

Terapi Uropati Obstruktif

Obstruksi harus dibebaskan sesuai indikasi dari lokasi obstruksi. Uropati obstruktif dengan komplikasi Gangguan ginjal akut dan hiperkalemia memerlukan intervensi segera.

Obstruksi muara buli atau bladder outlet dapat dibebaskan dengan pemasangan kateter transuretra atau suprapubik. Obstruksi ureter dapat dibebaskan dengan sistoskopi dengan retrograde ureteroscopy dan pemasangan stent, atau dengan nefrostomi perkutan.

Batu saluran kemih dengan ukuran kurang dari 5-6 mm biasanya dapat keluar spontan dan dapat hanya diobservasi. Pasien seperti ini dapat diberikan asupan cairan yang banyak dan obat analgetik. Beberapa intervensi medis dilaporkan dapat membantu keluarnya batu ureter seperti obat antispasmodik, calcium channel blocker (nifedipin), dan kombinasi steroid.

Batu saluran kemih lebih dari 7 mm kemungkinan untuk keluar secara spontan kecil. Batu pada ureter dapat dilakukan ekstraksi batu dengan ureterorenoskopi (URS). Extracorporeal shock wave lithotripsi (ESWL) juga dapat dilakukan.

Beberapa pasien memerlukan kateterisasi lansung intermiten atau pemasangan kateter Foley kronik. Teknik yang baik harus digunakan untuk mencegah infeksi saluran kemih. Sebisa mungkin terapi definitif sebaiknya dilakukan untuk mengurangi penggunaan kateter.

Semoga Bermanfaat^^


=
Sponsored Content

Aku beberapa baca buku-buku bedah. Syamsu De Jong, Sabiston, Appley dsb. Masing-masing punya kelemahan dan kelebihan.

Namun, aku nemu satu buku bedah nggak bisa dibilang kacangan. Enak dibaca, kualitasnya bagus dan harganya lumayan terjangkau. Namanya Buku Ajar Ilmu Bedah karangan Rajgopal, dkk. Meskipun "cuma" dokter berdarah India, rajgopal adalah professor dengan segudang prestasi. Salah satu kelebihannya adalah di bidang evidence based medicine, yang membuat tulisannya mudah untuk dipahami dengan bukti ilmiah yang kuat.

Kemarin aku mesenin Sabiston buat TS yang pengen masuk Bedah ke Singapore, kalau di kurs kan harganya bisa antara 4-5 juta.

Kalau buku Ajar Ilmu Bedah Rajgopal sepaket (2 buku) harganya cuma 780 ribu (belum termasuk ongkir).

buku-ajar-bedah-1

buku-ajar-bedah-2

Kalau kamu pengen pesen bisa minta tolong Yahya (WA 085608083342) atau klik link order ini => pesan rajgopal

Semoga Bermanfaat^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....