“Terapi Lapar” menyehatkan Jiwa dan Raga

Image Description
Admin Dokter post
Jun 23, 2015
Shareasimage 75 stripalllossy1ssl1

Kuncinya, Akal dulu baru Nafsu!

Dahulu di jaman bumi belum diciptakan, Tuhan telah lebih dahulu menciptakan Akal. Akal adalah makhluk kecintaan Tuhan. Suatu saat Akal dipanggil Tuhan untuk menghadap. Dengan sigap dan segera Akal lantas datang menghadap. Kemudian Tuhan bertanya,

"Hai Akal, Aku ini siapa dan kamu itu siapa?"

Dengan suara rendah Akal menjawab,

"Tentu Tuhan adalah yang Maha Mulia, sedang saya hanya Hamba-Mu yang hina dina."

Tuhan kemudian tersenyum dan memerintahkan Akal untuk kembali ke tempatnya semula. Akal pun memenuhi perintah Tuhan dengan sigap dan segera.

Kemudian, Tuhan pun menciptakan Hawa Nafsu. Tuhan memerintahkan kepada Nafsu, perintah yang sama seperti Akal. Nafsu diperintah untuk menghadap Tuhan, berbeda dengan Akal. Nafsu tidak bergeming sedikit pun dan hanya diam saja. Bahasa Surabaya-nya, Nafsu mung mbideg ae!

Tuhan pun murka dan bertanya pada Nafsu.

"Hai Nafsu, Aku ini siapa dan kamu itu siapa??!!"

Dengan suara tinggi Nafsu menjawab,

"Gue ya gue, elo ya elo."

Sekonyong-konyong Tuhan pun murka dan dihukum lah nafsu dengan dibakar Api Neraka selama 100 tahun!

Setelah 100 tahun, Nafsu diangkat dari api neraka dan kembali ditanya,

"Hai Nafsu, Aku ini siapa dan kamu itu siapa?"

Bukannya berubah menjadi lebih rendah hati, Nafsu tetaplah Nafsu. Dengan suara tinggi Nafsu menjawab,

"Gue ya gue, elo ya elo!"

Kemudian Tuhan mengganti hukuman Nafsu, tidak lagi dibakar Api Neraka, kini nafsu dihukum "Lapar" selama 100 tahun!

Setelah 100 tahun dihukum "Lapar", Tuhan memanggil Nafsu dan kembali bertanya,

"Hai Nafsu, Aku ini siapa dan kamu itu siapa?"

Baru, setelah menjalani hukuman "Lapar" selama 100 tahun, dengan nada rendah Nafsu menjawab,

"Tentu Tuhan adalah yang Maha Mulia, sedang saya hanya Hamba-Mu yang hina dina."


Begitulah, Diet yang baik tidak hanya akan membuat kita "lebih sering merasa lapar" dan lebih sehat secara jasmani. Diet yang baik juga akan menyehatkan kita secara ruhani.

Saat tubuh kita menjalani diet, memang akan ada begitu banyak godaan untuk makan berbagai makanan yang berkalori tinggi: sate, jerohan, coklat dsb. Namun, saat kita bisa mengendalikan dan menahan diri,hal itu akan jadi "terapi" yang baik untuk melatih kita bisa lebih bersabar dan pandai mengendalikan emosi. Bukan hanya berat badan kita yang terjaga, namun hati kita juga akan terlatih.

Kuncinya, Akal dulu baru Nafsu!

Semoga bermanfaat!!!

Artikel Terkait:
Diet Cerdas Agar Terhindar dari Diabetes

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....