Edukasi yang baik adalah tugas dokter yang utama saat menerima pasien paska mengalami kejang demam. Namun, beberapa pasien membutuhkan tindakan pencegahan karena cenderung mengalami kejang demam ulangan.
Beberapa pasien yang lebih sering mengalami kejang demam ulangan (recurrent febrile seizure) adalah
- Pasien yang mengalami serangan pertama kejang demam pada usia yang masih sangat muda (< 18 bulan). Semakin tua umur seseorang saat mengalami serangan kejang demam, semakin kurang beresiko mengalami kejang demam ulangan.
- Pasien yang mengalami kejang demam pada saat suhu "kurang" tinggi(<39.3 C) memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kejang ulangan pada 2 jam pertama paska kejang demam. Sedangkan bila kejang demam terjadi pada saat suhu "lebih" tinggi (>40 C) maka kejang ulangan lebih mungkin terjadi setelah 2 jam pertama.
- Semakin tinggi suhu tubuh saat kejang demam terjadi, maka semakin tinggi kemungkinan terjadi kejang demam ulangan. Biasanya digunakan patokan suhu tubuh >39.6 C sebagai alarm akan terjadi kejang. (Stuijvenberg dkk, 1998)
Mayo Clinic menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kejang demam pada anak dengan berbagai "pertimbangan khusus", yaitu:
- Parasetamol dan Antipiretik. Demam adalah penyebab utama kejang demam, yang membutuhkan faktor genetika dan biologis lain yang untuk menyebabkan kejang. Meskipun faktor pasti penyebab kejang demam masih belum diketahui, namun memberikan obat anti demam (Antipiretik) mungkin akan memberikan rasa nyaman pada anak. Obat antipiretik yang dapat diberikan contohnya adalah Acetaminophen dan Ibuprofen. Aspirin tidak dianjurkan pada anak dengan demam paska infeksi beberapa jenis virus tertentu. Aspirin diduga berhubungan dengan Reye’s Syndrome pada infeks influenza like fever dan cacar air. Sampai saat ini efek antipiretik dalam mencegah terjadi kejang demam belum terbukti.
- Obat Anti Kejang, beberapa obat anti kejang terkadang digunakan untuk mencegah kejang demam pada beberapa pasien anak. Namun, efek samping yang lebih besar daripada manfaat yang akan didapatkan membuat obat anti kejang, seperti: valium, diazepam dan lorazepam, kurang dianjurkan.