Diagnosis dan Terapi Mastitis: Laktasi vs Non Laktasi

Image Description
Admin Dokter post
Jan 26, 2017
Img 61e76417efa3b stripalllossy1ssl1

Mastitis adalah kondisi keradangan pada jaringan mamae. Radang pada mastitis sering disebabkan oleh infeksi bakterial. Mastitis dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar: mastitis laktasi dan non-laktasi.

Mastitis laktasi paling sering terjadi pada ibu yang sedang menyusui. Faktor pemicu adalah

  1. Fisura pada puting payudara
  2. Retraksi puting payudara
  3. Infeksi kavum oris pada bayi

Mastitis non-laktasi terjadi pada pasien dengan ektasia duktus dan mastitis periduktus. Bilamana abses seperti ini mengalami ruptur, keadaan ini mengakibatkan fistula duktus mamae.

Abses ini biasanya pecah mengeluarkan cairan pada sambungan antara areola dengan kulit payudara. Bakteri anaerob merupakan penyebab pada sebagian besar kasus.

Diagnosis Klinis Mastitis Akut

Diagnosis klinis Mastitis biasanya cukup ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun, pemeriksaan USG dilakukan untuk mengkonformasi diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.

Gambaran klinis mastitis terdiri dari

  1. Nyeri hebat pada payudara. Payudara mengalami pembengkakan, tampak tegang, nyeri tekan (+) dan hangat bila disentuh
  2. Segera setelah abses payudara timbul, demam yang tinggi muncul disertai menggigil dan tubuh gemetar. Dapat ditemukan pembengkakan kistik lunak yang berfluktuasi, tampak pada perabaan payudara. Pada kasus yang tidak diterapi, abses dapat mengalami ruptur melalui kulit dan mengakibatkan nekrosis kulit payudara, ulserasi dan sekret.
  3. Pada abses yang terletak dalam, fluktuasi sulit diperlihatkan dan seringkali merupakan stadium lanjut.

Pada mastitis akut, drainase tidak harus menunggu muncul fluktuasi. Drainase sudah dianjurkan ketika muncul gejala nyeri yang berdenyut, demam, menggigil dan tubuh bergetar.

Tatalaksana Mastitis Akut

Tatalaksana mastitis akut dapat dibagi menjadi dua tahap

Stadium Selulitis

Pada stadium selulitis, ibu tidak boleh menyusui bayi pada sisi yang sakit. Antibiotik pilihan adalah cefadroxil 500 mg oral setiap 12 jam diberikan selama 7-10 hari (Mastitsi Laktasi). Pada mastitis non-laktasi antibiotik pilihan dapat ditambahkan metronidazole 3×400 mg. Obat NSAID dapat diberikan contohnya Ibuprofen 400 mg 3 kali per hari.

Stadium Abses

Abses sebaiknya didrainase (Insisi dan Drainase) dengan disertai pemberian antibiotik. Jika abses terletak pada setiap kuadran payudara, selain kuadran bawah, abses didrainase dengan insisi radial.

Abses pada kuadran bawah didrainase dengan insisi inframammae pada sisi inferior payudara. Dalam proses drainase abses, USG dapat digunakan untuk memandu tindakan.

Semoga Bermanfaat^^


=

Sponsored Content

Aku beberapa baca buku-buku bedah. Syamsu De Jong, Sabiston, Appley dsb. Masing-masing punya kelemahan dan kelebihan.

Namun, aku nemu satu buku bedah nggak bisa dibilang kacangan. Enak dibaca, kualitasnya bagus dan harganya lumayan terjangkau. Namanya Buku Ajar Ilmu Bedah karangan Rajgopal, dkk. Meskipun "cuma" dokter berdarah India, rajgopal adalah professor dengan segudang prestasi. Salah satu kelebihannya adalah di bidang evidence based medicine, yang membuat tulisannya mudah untuk dipahami dengan bukti ilmiah yang kuat.

Kemarin aku mesenin Sabiston buat TS yang pengen masuk Bedah ke Singapore, kalau di kurs kan harganya bisa antara 4-5 juta.

Kalau buku Ajar Ilmu Bedah Rajgopal sepaket (2 buku) harganya cuma 780 ribu (belum termasuk ongkir).

buku-ajar-bedah-1

buku-ajar-bedah-2

Kalau kamu pengen pesen bisa minta tolong Yahya (WA 085608083342) atau klik link order ini => pesan rajgopal

Semoga Bermanfaat^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....