Pro vs Kontra Terapi Kortikosteroid Inhalasi Pasien PPOK dengan Diabetes Mellitus

Image Description
Admin Dokter post
Apr 20, 2017
GOLD COPD stripalllossy1ssl1

Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD (GOLD COPD) secara resmi merekomendasikan penggunaan kortikosteroid inhalasi sebagai modalitas terapi untuk mengurangi eksaserbasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK sedang dan berat. The problem is, kamu pasti tahu kalau penggunaan kortikosteroid dapat memperburuk kontrol gula pada pasien Diabetes Mellitus.

Nah, lebih pelik lagi, sebuah penelitian menyebutkan bahwa 10% pasien Diabetes Mellitus diperkirakan akan menderita PPOK. Implikasinya, jika pasien Diabetes Mellitus menderita PPOK sedang-berat, apakah kortikosteroid inhalasi masih bisa diresepkan?

Pro vs Kontra Terapi Kortikosteroid Inhalasi Pasien PPOK dengan Diabetes Mellitus

Oke, inti dari pro-kontra ini adalah bolehkah pasien PPOK dengan Diabetes Mellitus diterapi dengan kortikosteroid inhalasi?

Kalau mengacu pada (GOLD COPD), sebenarnya sudah dibahas. Dan kesimpulannya pada pasien Diabetes Mellitus yang PPOK tidak ada perlakuan khusus. Tetap dapat diberikan kortikosteroid inhalasi seperti pasien PPOK yang lain.

Namun, ada sedikit kekhawatiran dari sejawat. Beberapa ahli khawatir kortikosteroid inhalasi (meski tidak sekuat kortikosteroid sistemik) akan berpengaruh pada kontrol gula darah pasien Diabetes Mellitus.

Beberapa penelitian mendukung kekhawatiran ini. Penelitian oleh Glasser dkk menyatakan bahwa penggunaan kortikosteroid inhalasi, meskipun masih bervariasi, cenderung memperburuk kontrol gula pasien Diabetes Mellitus.

Suissa dkk menyatakan bahwa 34% pasien PPOK yang menerima terapi kortikosteroid inhalasi akan berkembang menjadi Diabetes Mellitus dalam 5-6 tahun kemudian. Selain itu, pemberian kortikosteroid inhalasi dikaitkan dengan angka HbA1c yang lebih tinngi.

Aku sih sudah coba diskusi dengan prof. Saran dari prof, pasien PPOK dengan Diabetes Mellitus masih boleh diberikan kortikosteroid inhalasi. Dengan catatan monitoring glukosa (HbA1c) harus dilakukan rutin setidaknya 3 bulan sekali. Dengan target HbA1c < 7%.

Semoga Bermanfaat^^

=
Sponsored Content

Dengan PPK Penatalaksanaan PAPDI, tidak ada lagi insiden lupa dosis^^

Mau Pesan PPK Penatalaksanaan PAPDI? Langsung bisa kontak via kontakin.com/dokterpost

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....