Panduan Praktik Klinis Urtikaria: Diagnosis dan Terapi

Image Description
Admin Dokter post
Feb 24, 2016
img description

Urtikaria dan Angioedema adalah masalah kesehatan yang banyak membawa pasien ke klinik atau rumah sakit. Diperkirakan setidaknya 20% dari total populasi di suatu daerah akan pernah mengalami satu kali "serangan" urtikaria akut. Bukan masalah sederhana yang patut disepelekan dokter.

Urtikaria adalah suatu kelainan yang terbatas pada superfisial dermis berupa bentol (wheal) yang terasa gatal, berbatas jelas, dikelilingi daerah eritematous, tampak kepucatan di bagian tengahnya, bersifat sementara, gejala pucaknya selama 3-6 jam dan menghilang dalam 24 jam.

Lesi lama berangsur hilang sejalan dengan munculnya lesi baru, serta dapat terjadi dimana pun pada permukaan kulit di seluruh tubuh terutama ektremitas dan wajah.

Episode urtikaria yang berlangsung kurang dari 6 minggu disebut urtikaria akut, sedangkan yang menetap lebih dari 6 minggu disebut urtikaria kronik.

Klasifikasi Urtikaria

Menurut patogenesisnya, gejala urtikaria dapat diklasifikasikan menjadi 7 jenis.

  1. IgE-dependent: Sensitifitas terhadap alergen seperti tungau debu rumah, serbuk sari, makanan, obat, jamur udara, bulu binatang peliharaan, venom Hymenoptera
  2. Fisik: dermografisme, dingin, cahaya, kolinergik, getaran, berhubungan dengan olahraga
  3. Autoimun
  4. Perantara bradikinin
    • Angioedema herediter, defisiensi inhibitor C1: null (tipe 1) dan disfungsional (tipe 2)
    • Angioedema didapat: defisiensi inhibitor C1: anti idiotipe dan anti-C1 inhibitor
    • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
  5. Perantara komplemen
    • Vaskulitis nekrotikans
    • Serum-sickness
    • Reaksi produk darah
  6. Non imunologis
    • Zat pelepas langsung sel mast (opiat, antibiotik kurare, D-tubocurarin, media radiokontras)
    • Zat pengubah metabolisme asam arakidonat (aspirin, NSAID, azo-dyes, benzoat)
  7. Idiopatik

DIAGNOSIS URTIKARIA

Anamnesis Urtikaria

Anamnesis yang cermat dan terstruktur penting dilakukan untuk mengetahui penyebab urtikaria dan memberikan edukasi yang tepat untuk mencegah berulangnya "serangan". Penting untuk ditanyakan kapan urtikaria muncul dan lamanya keluhan berlangsung, apakah sudah pernah berulang atau baru pertama kali.

Anamnesis faktor pencetus harus ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan penyebab urtikaria, mislanya zat famakologis (seperti antibiotik, analgesik, anti-konvulsan, cairan infus, imunisasi), makanan tertentu, bahan pengawet, bahan kimia (contact urticaia), rangsang tekanan (pressure urticaria) atau rangsang fisik (physical urticaria) seperti paparan dingin, air (aquagenic urticaria), cahaya (solar uticaria), dan trauma ringan.

Tanyakan juga beberapa faktor yang memperberat urtikaria yang mungkin dialami oleh pasien, seperti stres, temperatur panas, alkohol. Riwayat infeksi terkadang juga dapat menjadi pencetus urtikaria terutama karena virus (infeksi saluran napas atas, hepatitis, rubela).

Anamnesis yang cermat dan sistematis penting untuk mengumpulkan data klinis pasien terkait urtikaria. Data klinis pasien, disamping berguna sebagai pertimbangan penegakan diagnosis, juga bermanfaat untuk merancang strategi pencegahan "serangan ulang" sebagai materi edukasi pasien dan keluarga pasien.

Pemeriksaan Fisik Urtikaria

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan urtikaria bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil anamnesis dan mengklasifikasikan urtikaria. Beberapa pemeriksaan (inspeksi) yang perlu dilakukan adalah:

  1. Deskripsikan bentuk, distribusi, dan aktivitas lesi urtikaria pada kulit
  2. Adakah angioedema pada profunda dermis dan jaringan subkutan, keterlibatan mukosa atau submukosa, memar, keterlibatan jaringan ikat, dan edema kulit yang luas
  3. Kemungkinan kelainan sistemik atau metabolik, seperti gangguan tiroid, ikterus, artritis
  4. Urtikaria yang ditemukan di tungkai saja dan tidak hilang dalam 24 jam dicurigai adanya urtikaria vaskulitis

Pemeriksaan Penunjang Urtikaria

Pada dasarnya pemeriksaan penunjang urtikaria lebih bertujuan untuk menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan dasar, pemeriksaan darah lengkap biasanya akan ditemukan adanya gambaran eosinofil yang meningkat. Gambaran eosinofil yang normal tidak menyingkirkan diagnosis. Urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal dilakukan untuk memantau apakah ada gangguan fungsi organ-organ tersebut. Tes Alergi dan IgE Atopi dipertimbangkan untuk mengetahui penyebab urtikaria secara spesifik.

TATALAKSANA URTIKARIA

Yang patut diingat, tatalaksana pertama pasien dengan urtikaria adalah pencegahan, edukasi untuk mengurangi gejala dan menghindari pencetus. Yang perlu dokter sampaikan kepada pasien adalah urtikaria akut akan sembuh sendiri dan memberikan respons yang baik dengan pemberian antihistamin generasi pertama.

Kekhawatiran yang berlebihan justru akan memperberat gejala urtikaria karena memicu stress. Komunikasi yang baik dan menenangkan akan memperbaiki perkembangan klinis pasien.

Komplikasi urtikaria yang dapat muncul diantaranya adalah sumbatan jalan napas (akibat angioedema) dan gangguan aktivitas sehari-hari (termasuk gangguan tidur). Belum ada data pasti mengenai prognosis pasien urtikaria di Indonesia. Namun, diperkirakan sebagian besar pasien urtikaria akut akan sering kambuh di masa depan. Wapadai 25% kasus urtikaria akut yang berpotensi berkembang menjadi angioedema.

Tatalaksana farmakologis yang direkomendasikan yaitu:

  1. Lini 1: antihistamin generasi pertama (klorfeniramin, hidroksizin, difenhidramin), antihistamin generasi kedua (setirizin, loratadin), antagonis H2 (simetidin, ranitidin) per oral. Sebagian besar (>90%) pasien akan membaik dengan pemberian obat lini 1.
  2. Lini 2 : Kortikosteroid per oral jangka panjang, pada beberapa kasus yang berat, kalau perlu lakukan biopsi bila dicurigai adanya vaskulitis untuk klasifikasi histopatologis. Bila disertai angioedema yang berat, injeksi adrenalin intramuskular dapat diberikan.

Semoga bermanfaat

Referensi: Buku Panduan Praktik Klinis Penatakasanaan PAPDI

=

Sponsored Content
Kasus kulit sering sulit. Buktinya, kasus kulit adalah kasus no. 2 (setelah Bacaan EKG) yang paling banyak didiskusikan di Group Diskusi Kasus Klinis DokterPost.com

Buku Atlas Kulit dan Kelamin Unair bisa jadi panduan yang bagus untuk membantu kamu diagnosis kasus kulit yang sulit di praktek sehari-hari.

Dengan buku ini, begitu kamu sudah dapat diagnosisnya kamu bisa "contek" terapi pilihan dari konsulen-konsulen SpKK.

Pesan bisa via SMS/WA YAHYA (0856 0808 3342)

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....