Tentang Kelainan Jantung Bawaan

Image Description
Admin Dokter post
Mar 06, 2018
ASD congenital stripalllossy1ssl1

Kelainan jantung bawaan adalah masalah pada struktur anatomi jantung yang muncul sejak dilahirkan. Defek dapat mengenai dinding jantung, katup jantung, maupun arteri dan vena di dekat jantung.

Kelainan Jantung Bawaan

Secara umum kelainan jantung bawaan dibedakan menjadi sianotik dan asianotik. Contoh dari kelompok sianotik yang paling sering ditemui adalah Tetralogy of Fallot (TOF) sedangkan contoh dari kelompok asianotik adalah Atrial Septum Defect (ASD), Ventricle Septum Defect (VSD), dan Patent Ductus Arteriosus (PDA).

Atrial Septum Defect (ASD)

Bila terdapat defek pada septum atau dinding yang memisahkan atrium kanan dan kiri, maka kelainan tersebut di sebut ASD. ASD dibedakan dengan paten foramen ovale yang merupakan kegagalan menutupnya foramen ovale setelah kelahiran. Foramen ovale adalah lubang di antara dua atrium yang secara fisiologis dibutuhkan dalam sirkulasi janin. Jumlah kasus ASD adalah 5-10% dari total penyakit jantung bawaan.

ASD-congenital

Secara anatomis, ASD dibagi menjadi tiga yaitu sekundum, primum, dan sinus venosus. Tipe sekundum merupakan bentuk yang paling sering ditemukan (50-70%), dan bila didiagnosis sebelum usia 3 bulan dengan ukuran kurang dari 3 mm, 100% pasien ASD sekundum akan mengalami penutupan spontan pada usia 1,5 tahun. Pada defek berukuran 3-8 mm, hanya 80% pasien tercatat menutup spontan, dan jika defek berukuran > 8mm jarang terjadi penutupan spontan. Defek dapat mengecil, menetap atau melebar walaupun jarang terjadi. Defek sinus venosus mengalami penutupan spontan.


Sponsored Content

Buku Rekomendasi Persiapan PPDS Kardio

paket-kardio-ppds

Pemesanan via WA 085608083342 Yahya atau klik link order ini


Gejala yang muncul pada anak dengan ASD hanya terjadi bila shunt cukup besar, yaitu sesak nafas bila beraktivitas, infeksi paru berulang, dan berat badan sedikit kurang. Pada pemeriksaan fisik anak tampak kurus. Auskultasi jantung menunjukkan S2 melebar dan menetap pada saat inspirasi maupun ekspirasi disertai bising ejeksi sistolik di daerah pulmonal. Apabila terdapat left to right shunt yang besar, dapat terdengan bising diastolik pada tepi kiri sternum bagian bawah akibat stenosis trikuspid relatif.

Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dapat ditemukan right axis deviation (RAD), hipertrofi ventrikel kanan, dan right bundle branch block (RBBB). Foto toraks menunjukkan kardiomegali dengan pembesaran atrium dan ventrikel kanan. Arteri pulmonalis dapat terlihat menonjol dengan peningkatan corakan vaskular paru. Ekokardiografi dapat menentukan lokasi, jenis, dan besarnya defek, dimensi atrium kanan, ventrikel kanan dan dilatasi arteri pulmonalis.

ASD yang disertai gagal jantung dapat diterapi dengan pemberian digitalis (digoxin) atau inotropik yang sesuai (dopamin 5-10 mikrogram/kgBB/menit atau dobutamin 5-8 mikrogram/kgBB/menit) dan diuretik (furosemid 1-2 mg/kgBB/hari 1-2 kali perhari).

Pasien dengan kelainan anatomis jantung rentan terkena endokarditis bakterial. Namun pada penderita ASD tidak diperlukan terapi profilaksis terhadap endokarditis kecuali 6 bulan pertama setelah pemasangan protesis. Penutupan ASD dapat dilakukan tanpa pembedahan (hanya pada tipe sekundum) dengan Amplatzer Device Occluder (ASO), maupun dengan pembedahan bila tidak memungkinkan pemasangan alat. Pembedahan dilakukan bila gagal jantung kongestif tidak respons terhadap medikamentosa, dan hipertensi pulmonal belum terjadi.

Ventricle Septum Defect (VSD)

VSD termasuk kelainan yang sering ditemui dengan jumlah 20% dari seluruh kelainan jantung bawaan. VSD merupakan defek pada dinding yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri. Bila berukuran kecil, VSD umumnya hanya menimbulkan gejala ringan atau asimtomatik. Bila berukuran sedang, pertumbuhan akan terganggu, dan bila ukurannya besar dengan peningkatan tahanan vaskular paru, penderita akan sesak, riwayat infeksi saluran nafas atas berulang, gagal tumbuh, dan banyak keringat.

ventricular-septal-defect-vsd

Pemeriksaan auskultasi dari VSD adalah adanya bising holosistolik derajat IV/6 disertai getaran bising dengan punctum maksimum di sela iga 3-4 garis parasternal kiri yang meluas sepanjang kiri sternum. Pemeriksaan foto toraks dapat bervariasi dari normal hingga tampak pembesaran jantung dan peningkatan vaskular paru. Pada EKG mungkin muncul gambaran hipertrofi ventrikel kiri. Ekokardiografi perlu dilakukan untuk mengetahui lokasi dan besar defek.

Pada anak yang asimtomatik, tindakan penutupan defek dilakukan saat anak usia 2-4 tahun. Penutupan dapat dilakukan pada bayi bila gagal jantung tidak terkontrol, gagal tumbuh, infeksi saluran napas atas (ISPA) berulang, dan left to right shunt yang signifikan. Untuk menutup dapat menggunakan Amplatzer VSD Occluder (AMVO) atau dengen pembedahan. Penutupan spontan terjadi pada 30-40% kasus. Bila pasien mengalami gagal jantung, obat anti gagal jantung dapat diberikan.

Patent Ductus Arteriosus (PDA)

PDA adalah kelainan berupa tetap terbukanya duktus yang menghubungkan arteri pulmonalis kiri dan aorta desendens setelah bayi lahir. Normalnya duktus ini akan menutup 12 jam setelah bayi lahir. Gejala klinis yang muncul tergantung pada besarnya shunt kiri ke kanan, dapat asimtomatik hingga menimbulkan gejala sulit makan, ISPA berulang, berat badan sulit naik, sesak, atelektasis, dan gagal jantung kongestif.

Patent-Ductus-Arteriosus-PDA

Pada PDA, pemeriksaan auskultasi jantung ditemukan bising kontinyu pada daerah subklavia kiri. Pada neonatus karena komponen diastolik sangat pendek, maka dapat terdengar seperti bising sistolik. Perabaan nadi dapat mendeteksi pulsus seler yaitu denyut nadi yang kuat akibat tekanan nadi melebar. Pemeriksaan EKG dapat menunjukkan tanda hipertrofi ventrikel kiri atau dilatasi atrium kiri. Kardiomegali, serta peningkatan vaskular paru dapat ditemukan pada foto toraks. Ekokardiografi diperlukan untuk mengetahui ukuran duktus.

Pada neonatus prematur dapat diberikan indometasin atau ibuprofen oral atau intravena sebagai anti prostaglandin yang diharapkan dapat menimbulkan penutupan dari duktus. Efek maksimal dapat diharapkan bila pemberian dilakukan sebelum bayi berusia 10 hari. Indometasin diberikan 0,2 mg/kgBB dosis awal, atau 0,1 mg/kgBB sehari sekali hingga 5-7 hari. Ibuprofen diberikan dengan dosis 10mg/kgBB, hari kedua dan ketiga masing-masing 5 mg/kg/hari dosis tunggal. Pada bayi aterm tindakan yang dapat dilakukan adalah intervensi dan ligasi.

TOF adalah penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering ditemukan, yaitu 5-8% dari penyakit jantung bawaan. Kelainan ini terdiri dari 4 kelainan, yaitu VSD, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Gejala yang muncul adalah sianosis, nafas cepat, dyspnea d’effort, squatting (jongkok) yang sering terjadi setelah anak dapat berjalan, dan riwayat serangan sianotik.

Pada pemeriksaan fisik bayi/anak tampak sianosis, tampak right ventricular tap sepanjang tepi kiri sternum, terdengar bunyi jantung II tunggal dan mengeras disertai bising ejeksi sitolik di daerah pulmonal, serta jari tabuh (clubbing finger).Pada foto toraks didapatkan gambaran khas seperti sepatu yaitu apeks terangkat dengan konus pulmonalis cekung dan vaskularisasi paru menurun. Hasil EKG pada neonatus dapat normal. Gambaran ekokardiografi didapatkan VSD disertai overriding aorta.

Bila terjadi serangan sianotik tiba-tiba, anak tampak lebih biru, pernafasan cepat, gelisah, kesadaran menurun, kadang disertai kejang. Penatalaksanaannya adalah dengan posisi lutut ke dada yang diharapkan aliran darah ke paru bertambah karena peningkatan afterload aorta akibat penekunkan arteri femoralis. Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kgBB dapat diberikan untuk menekan pusat nafas dan mengatasi takipneu, natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB diberikan untuk mengatasi asidosis.

Bila bayi atau anak memiliki riwayat serangan sianosis, propranolol harus diberikan dengan dosis 0,5-0,15 mg/kgBB/6-8 jam atau 2-6 mg/kg/hari sampai dilakukan operasi. Bila tak ada riwayat serangan sianosis, umumnya koreksi total dilakukan pada usia sekitar 1 tahun (alv).

Semoga Bermanfaat^^


Sponsored Content

Buku paling dicari dokter puskesmas, IGD dan Klinik Pratama dari aceh-papua ini sudah mau terbit lagi. Versi update tahun 2018 "BUKU 155 DIAGNOSIS DAN TERAPI FASKES PRIMER"

Suah di pesan 1500++ dokter pada masa pre-order kemarin

Harganya 199 ribu.

Tanggal 18 April 2018 buku sudah ready. Buat kamu yang sudah pre-order, buku akan dikirim segera setelah ready.

Kalau kamu belum pre-order kemarin, isi form waiting list supaya kamu nggak ketinggalan info rilisnya => FORM WAITING LIST BUKU 155 DIAGNOSIS DAN TERAPI FASKES PRIMER

Jangan sampai nggak kebagian kayak kemarin^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....