Tatalaksana Non-Shockable Rhythm: PEA dan Asystole

Image Description
Admin Dokter post
Oct 26, 2016
Eimed merah papdi 3 stripalllossy1ssl1

Untuk dokter umum di Instalasi Gawat Darurat, pasien henti jantung akut dapat dikelompokkan menjadi shockable vs non-shockable. Hal ini berkaitan dengan tatalaksana pasien selanjutnya, apakah akan dilakukan defibrilasi dengan alat defibrilator atau akan mendapatkan tatalaksana sesuai algoritma non-shockable cardiac arrest.

Tatalaksana pasien shockable (VT dan VF) telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, sehingga artikel ini akan fokus pada tatalaksana pasien henti jantung yang non-shockable (PEA dan Asystole).

Diagnosis dan Tatalaksana Pulseless Electrical Activity

Aktivitas Listrik Tanpa Denyut (Pulseless Electrical Activity/PEA) adalah suatu keadaan dimana masih terdapat aktivitas listrik jantung, tanpa disertai respon mekanik jantung berkontraksi untuk menghasilkan denyut yang teraba atau tekanan darah yang terukur.

Hal ini ditandai dengan adanya gambaran aktivitas listrik pada monitor EKG, tetapi pasien tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ditemukan denyut nadi pada perabaan arteri karotis. Pada keadaan ini ventrikel masih berkontraksi tetapi tidak cukup kuat menimbulkan pulsasi yang dapat diraba.

Diagnosis Pulseless Electrical Activity

Diagnosis PEA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang khas. Pada pasien PEA sering ditemukan adanya penurunan kesadaran tiba-tiba, henti nafas dan tidak ada denyut nadi.

Gambaran EKG 12 lead dapat menunjukkan faktor penyebab seperti hiperkalemia (peningkatan gelombang P, blok jantung yang komplit, ventricular escape rythm) atau infark miokard akut. Overdosis obat tertentu seperti antidepresan trisiklik (TCA) dapat menyebabkan pemanjangan durasi kompleks QRS.

Tatalaksana Pulseless Electrical Activity

PEA adalah keadaan gawat darurat yang tidak memerlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap. Penanganan PEA harus cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku meliputi RJP efektif pemberian obat-obatan berupa epinefrin dan vasopressin serta identifikasi dan penanganan penyebab.

Segera lakukan RJP sebanyak 5 siklus. RJP (30 kompresi dada: 2 ventilasi) dilakukan jika pada pasien belum terpasang advanced airway (ETT). Jika pada pasien telah terpasang advanced airway, berikan ventilasi 8-10 kali/menit sambil dilakukan kompresi dada 100 kali/menit.

Pertimbangkan pemberian obat-obatan selama RJP. Berikan epinefrin 1 mg IV setiap 3-5 menit atau vasopressin 40 U IV (untuk menggantikan dosis pertama dan kedua epinefrin).

Setelah 5 siklus RJP, cek kembali irama jantung. Tatalaksana selanjutnya sesuai dengan temuan (Lihat Algoritma penatalaksanaan PEA).

Diagnosis dan Tatalaksana Asystole

Asistol adalah suatu keadaan dimana tidak terdapat aktivitas listrik dan aktivitas mekanik dari jantung (tidak terdapat frekuensi ventrikel atau iramanya, tidak ada denyut, dan tidak ada curah jantung).

Asistol dapat terjadi primer atau sekunder akibat abnormalitas konduksi jantung, hipoksia jaringan tahap lanjut dan asidosis metabolik, jarang akibat stimulasi vagal.

Diagnosis Asystole

Diagnosis asystole ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan gambaran EKG yang khas. Pada pasien asystole sering ditemukan adanya penurunan kesadaran tiba-tiba, henti nafas, dan tidak ada denyut nadi

Gambaran EKG menunjukkan irama: tidak terlihat adanya aktivitas ventrikel atau < 6 kompleks/menit. Gelomng R tidak dapat ditetapkan, terkadang terlihat gelombang P, tetapi berdasarkan definisi gelombang R harus tidak tampak, kompleks QRS: tidak terlihat adanya defleksi yang konsisten
dengan suatu kompleks QRS.

Gambar EKG Asistol: tidak ada aktivitas listrik jantung (terlihat hanya berupa garis datar)

Tatalaksana Asystole

Asistol adalah keadaan gawat darurat di mana anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak perlu lengkap. Penanganan asistole harus cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku meliputi RJP segera, pemberian obat-obatan berupa epinefrin dan vasopressin (Lihat Algoritme penatalaksanaan Asistol).

RJP dilakukan sebanyak 5 siklus, sambil pertimbangkan pemberian obat-obatan. Setelah 5 siklus RJP, cek kembali irama jantung. Tatalaksana selanjutnya sesuai temuan.

Dalam tatalaksana PEA dan asystole sering perlu dipertimbangkan pemberian beberapa obat-obatan epinefrin dan vasopresin. Tatacara pemberian dan dosis dapat sejawat pelajari lebih lanjut di EIMED MERAH PAPDI.

Semoga Bermanfaat^^


=

Sponsored Content

Ini lho, buku paling dicari dokter IGD. 200 Eksemplar terjual kurang dari 1 minggu. Mau pesan?

Langsung saja isi form dibawah ini dan selesaikan proses pemesanannya, agar otomatis terdaftar dalam Live Webinar "Adult Cardiac Life Support".

https://event.dokterpost.com/pesan-eimed-merah

Jika ada kesulitan jangan sungkan kontak admin DokterPost.com ya^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....