Skrining Penyakit Kardiovaskuler di Faskes Primer(1): Apa yang Dokter Umum Harus Tanyakan?

Image Description
Admin Dokter post
Feb 18, 2016
img description

Keterbatasan dokter spesialis jantung (Sp.JP) dan peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler (PKV) di Indonesia, "memaksa" dokter umum yang praktek di Fasilitas Kesehatan Primer (Faskes Primer) menjadi "ujung tombak" deteksi penyakit kardiovaskuler di negri ini. Dokter umum harus paham betul bagaimana melakukan deteksi dini dan skrining penyakit kardiovaskuler di masyarakat.

Di era BPJS yang mengedepankan rujukan berjenjang, mau tidak mau dokter umum yang praktek di Faskes Primer akan menjadi komponen yang paling sering terpapar pasien dengan keluhan terkait penyakit kardiovaskuler.

Kedalaman pemahaman dan pengetahuan seorang dokter umum terhadap gejala penyakit kardiovaskuler akan menentukan efektivitas skrining penyakit kardiovaskuler. Tanpa pengetahuan yang cukup, akan banyak pasien yang luput. Pemahaman yang lebih dalam tentang gejala dan tanda penyakit kardiovaskuler akan tercemin dari kwalitas surat rujukan yang ditulis untuk dokter spesialis.

Pemeriksaan untuk menentukan diagnosis penyakit kardiovaskuler harus dimulai dengan mengumpulkan informasi secara klinis. Seperti halnya pada penyakit-penyakit lain, pembuatan diagnosa kerja diawali dengan anamnesis yang sistematis, kemudian pemeriksaan fisik yang terarah.

Sebagian besar penyakit kardiovaskuler dapat dibuat diagnosis kerja hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan tambahan penunjang, atau khusus diperlukan untuk memastikan dan mempertajam diagnosis.

ANAMNESIS, APA YANG "WAJIB" DITANYAKAN DOKTER?

Anamnesis memiliki peran vital dalam proses diagnosis pasien yang dicurigai menderita penyakit kardiovaskuler. Sebagian besar penyakit kardiovaskuler dapat ditegakkan atau disingkirkan dengan anamnesis yang cermat.

Selain keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan penyakit terdahulu, harus digali berbagai informasi mengenai faktor risiko penyakit jantung misalnya hipertensi, merokok, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, kebiasaan olah raga atau aktivitas, konsumsi alkohol serta riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Jika terdapat penyakit tertentu, perlu ditanyakan mengenai siklus menstruasi serta kontrasepsi yang digunakan. Pada keadaan tertentu riwayat penyakit selain jantung perlu ditanyakan, misalnya penyakit tiroid, anemia, pendarahan saluran cerna, asma, infeksi saluran nafas; karena keadaan tersebut sering berhubungan dengan keluhan utama.

GEJALA KHAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT KARDIOVASKULER (NYERI DADA)

Pasien dengan penyakit kardiovaskuler sering menunjukkan gejala-gejala khas. Gejala yang sering muncul contohnya adalah: nyeri dada, sesak napas, edema/ascites, kelelahan, palpitasi dan sinkop. Dalam artikel ini hanya akan dibahas keluhan nyeri dada. Keluhan lain yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Nyeri Dada

Nyeri dada adalah gejala klinis yang paling banyak membawa pasien berobat ke dokter. Diagnosis bandingnya sangat luas meliputi penyebab kardiak dan non-kardiak. Sehinga, interprestasi etiologi nyeri dada sangat bergantung pada anamnesis yang akurat.

Kunci untuk menentukan nyeri dada berasal dari kardiak atau non kardiak adalah karateristik nyeri, lokasi, onset dan durasi, faktor presipitasi dan faktor yang meringankan.

Angina pektoris adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman pada dada sebagai manifestasi tersering dari iskemia miokardium. Gejala ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen miokardium pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Penyebab utama iskemia miokardium adalah aterosklerosis koroner, vakokonstriksi koroner dan trombosis arteri koroner.

Mekanisme yang menyebabkan angina pektoris masih belum dipahami secara jelas. Saraf simpatis yang berjalan paralel dengan arteri koroner diduga menjadi jalur sensoris aferen pada angina, dimana saraf ini akan masuk ke medulla spinalis pada segmen C8 sampai T4. Impuls nyeri akan dilanjutkan ke ganglia menuju thalamus dan korteks serebri.

Angina pektoris biasanya dideskripsikan oleh pasien sebagai rasa berat, seperti ditekan, ditindih atau seperti dibakar. Sebagaimana halnya nyeri viseral yang lain, angina pektoris seringkali tidak dapat dilokalisir secara pasti oleh pasien dan umumnya berlokasi substernal

Namun, angina pektoris dapat juga hanya dikeluhkan pada sebelah kiri sternum, rahang, leher atau punggung. Penjalan nyeri ke lengan kiri atau ke kedua sisi dapat juga dikeluhkan. Intensitas nyeri pada angina pektoris bersifat kresendo yaitu meningkat secara gradual hingga mencapai intensitas maksimum.

Umumnya angina pektoris diperberat oleh aktivitas fisik, emosi, makan, atau udara dingin. Timbulnya nyeri yang dipacu oleh aktivitas merupakan karateristik penting dari angina pektoris. Seringkali angina pektoris timbul setelah makan karena makan merupakan aktivitas isometrik.

Angina pektoris kadang juga timbul setelah mandi baik air dingin maupun air hangat. Mandi air dingin akan meningkatkan darah serta denyut jantung, adapun mandi air hangat akan meningkatkan curah jantung sebagai respon terhadap vasodilatasi. Keduanya akan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium.

Angina pektoris akan berkurang dalam 5-20 menit setelah istirahat, atau dengan pemberian vasodilator misalnya nitrogliserin. Nyeri yang berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin merupakan bukti kuat adanya iskemia miokardium, sehingga pemberian nitrogliserin dapat menjadi strategi diagnostik.

The Canadian Cardiovaskular Society (CSS) membagi kategori angina pektoris dalam empat kelas berdasarkan aktivitas yang memicu nyeri yaitu :

  1. CCS kelas I : angina pektoris timbul saat aktivitas berat
  2. CCS kelas II : angina pektoris timbul dengan aktivitas sehari-hari
  3. CCS kelas III : angina pektoris timbul dengan aktivitas lebih ringan dari aktivitas sehari-hari.
  4. CCS kelas IV : angina pektoris timbul bahkan saat istirahat.

Nyeri akibat angina pektoris stabil dapat dibedakan dengan angina pektoris tidak stabil berdasarkan durasi dan saat timbulnya nyeri. Angina pektoris stabil berdurasi 5-20 menit sedangkan angina pektoris tidak stabil berlangsung lebih dari 20 menit. Jika terdapat salah satu tanda angina tidak stabil harus sangat dicurigai sebagai sindrom koroner akut.

Tanda angina pektoris tidak stabil adalah :

  1. angina pektoris yang terjadi saat istirahat atau dengan aktivitas ringan dan berlangsung lebih dari 20 menit
  2. angina pektoris onset baru yang berat.
  3. Cresendo angina (angina makin berat dibanding sebelumnya baik dalam intesitas, durasi maupun frekuensi).

Gejala lain yang berkaitan sering menyertai sindrom koroner akut. Selain akibat penyakit arteri koroner, terdapat dua kelompok penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan nyeri dada.

Kelompok pertama adalah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan iskemia miokardium, misalnya stenosis katup aorta, regurgitasi aorta berat, kardiomiopati hipertrofik dan hipertrofi sistemik. Kelompok kedua adalah penyakit kardiovaskuler yang tidak menyebabkan iskemia miokardium, misalnya perikarditis, diseksi aorta dan prolaps katup mitral.

Nyeri pada perikarditis umumnya bersifat tajam, meningkat dengan perubahan posisi tubuh dan insiprasi dalam. Intensitas berkurang dengan posisi duduk atau membungkuk. Nyeri dapat menjalar ke bahu, punggung atas atau leher karena iritasi dari pleura diafragmatika.

Nyeri akibat diseksi aorta bersifat tajam, seperti dirobek dan bersifat dekresendo yaitu intensitas maksimum saat onset kemudian menurun secara gradual. Lokasi nyeri adalah pada area interskapular, dapat menjalar ke leher, punggung, pinggang tergantung dari lokasi yang mengalami di seksi.

Gangguan hemodinamik sering menyertai diseksi aorta. Diseksi aorta dapat terjadi pada pasien sindrom marfan atau pasien hipertensi lama.

Gejala-gejala lain yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Referensi: 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskuler (FK UI)


=
Sponsored Content

Apa yang harus diketahui dokter umum di faskes primer tentang penatalaksanaan penyakit kardiovaskuler?

Dua buku ciamik tentang "5 Rahasia Penyakit Kardiovaskuler" (FK UI) dan "Manajemen Komprehensif Hipertensi" (FK UNAIR) akan menjawab banyak pertanyaan sejawat tentang bagaimana berperan sebagai dokter umum di faskes primer dalam penatalaksanaan penyakit kardiovaskuler.

Harganya? 5 Rahasia PKV 199 ribu, Manajemen Komprehensif Hipertensi 240 ribu.

Sudah tau kan kemana pesannya? 🙂

Langsung aja SMS/WA 0857 313 06 999 (ANISA)

Related articles

  • Oct 12, 2016
Adult Cardiac Life Support (1): Tatalaksana Henti Jantung akibat Fibrilasi Ventrikel

Infark miokard akut (IMA) masih merupakan salah satu pembunuh nomor 1 di Indonesia. Salah satu...

  • Jul 07, 2016
Diagnosis dan Terapi Hipertensi Emergensi

Hipertensi emergensi (Kegawatan hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah (TD) yang tinggi...

  • Jun 26, 2016
Jangan Resepkan Kombinasi ARB/ACE Inhibotor Ya!

Kemarin, saya ditanya oleh seorang adik sejawat yang akan mengikuti tes UKMPPD (Ujian Kompetensi...